12

18.2K 5.1K 1.9K
                                    

Hari ini mereka sudah kembali ke negara asal mereka, yakin Korea Selatan. Bukannya senang, mereka sedih karena hari ini adalah hari dimana pemakaman Seonghwa dilaksanakan.

Acara pemakaman sudah selesai sepuluh menit yang lalu. Namun Yeosang, Wooyoung, San, Yunho, Mingi, dan Jongho setia berada disana.

Tidak ada yang berbicara, karena meraka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Yeosang yang terus-terusan menatap makam Seonghwa dengan sendu, Wooyoung dan San saling bertatap muka dengan raut wajah yang tak bersahabat, Mingi sibuk bergelut dengan pikirannya, dan yang terakhir Yunho dan Jongho menatap teman-temannya bergantian.

"Gue pulang duluan, ya. Gue capek," pamit Mingi membuka suara.

"Hati-hati ya, jangan ngebut-ngebutan di jalan," balas Yunho mengingatkan.

Mingi mengangguk saja sebelum pergi dari sana. Jongho menghembuskan nafas panjang dan tangannya terangkat untuk mengusap pundak Yeosang, memberikan semangat.

"Kak Seonghwa gak akan kesepian disana, karena ada Kak Hongjoong yang temenin dia."

Yeosang menghela nafasnya. "Gue mau ulang tahun, tapi kenapa begini? Gue pingin ngerayain ulang tahun gue bareng kalian, tapi keinginan gue gak terkabul," lirihnya dengan kepala tertunduk.

San yang berada di seberang Yeosang berpindah posisi ke sampingnya. "Sang, gue mau minta maaf," ucapnya merasa bersalah.

Yeosang diam.

"Gue sadar kalau gue salah, seharusnya gue gak-"

"Terlambat," potong Wooyoung. "Permintaan maaf lo gak akan hidupin mereka lagi."

San bungkam. Perkataan Wooyoung ada benarnya. Seharusnya dia tidak merencanakan semua ini. Tapi dia tidak bisa berhenti.

"Lo tau gak, Sang. San itu ngerencanain sesuatu buat ngerjain lo. Kak Hongjoong keracunan dan Kak Seonghwa hanyut bareng lo di sungai kemarin, itu semua adalah rencana San," jelas Wooyoung sambil menunjuk San geram.

"Lo gak bercanda, kan?"

"Ck, gue gak bisa bercanda disaat kayak gini. Kalau lo mau tau rencana gila dia selanjutnya, gue bakal kasih tau lo. Mingi pura-pura kecelakaan motor, Jongho jatuh di galian lubang, Yunho kejebak disaat rumahnya kebakaran, San sendiri mau pura-pura kepeleset di gunung, tapi gagal karena kita dipulangin cepet, dan gue pura-pura ketabrak mobil," jelas Wooyoung panjang lebar.

Yeosang terbelalak tak percaya. Benarkan San merecanakan itu semua? Tapi, kenapa?

"San, yang dijelasin Wooyoung, itu bener?" Tanya Yeosang dengan kedua tangan terkepal erat.

Badan San menegang, dia meneguk ludahnya kasar karena tatapan tajam dari keempat temannya seakan-akan menembus dirinya.

"Ohh, jadi lo sengaja, ya?" Tanya Jongho sarkas. "Gue kecewa sama lo, kak."

"G-gue gak tau kalau bakal begini, gue mohon maafin gue," pinta San memelas sambil berlutut di depan Yeosang.

Yeosang hanya menatapnya datar, dia terlanjur kecewa, dia sakit hati. Begitu juga yang lainnya, tak ada yang membalas permintaan maaf San.

"Gue tau gue salah." San menghela nafasnya. "Sekali lagi gue minta maaf. Gue pamit pulang dulu."

"Pulang aja sana, kalau perlu gak usah balik lagi," sinis Wooyoung sambil melangkah pergi untuk pulang.

San diam saja. Namun, ponselnya yang berdering kencang menarik perhatiannya. Buru-buru ia merogoh saku celananya dan melihat siapa yang menelponnya.

Ternyata Mingi.

"Halo, kenapa lo telpon gue?" Tanya San setelah mengangkat panggilannya.

"Maaf, apa betul ini teman dari pemuda bernama Mingi?"

San mengernyit. Yang menjawab bukan Mingi, suaranya lebih berat dan terdengar──panik?

"Iya, ini siapa, ya? Teman saya mana? Kok hp teman saya bisa ada di anda?"

Mimik wajah San yang terlampau serius membuat Yeosang, Wooyoung, Yunho, dan Jongho penasaran.

"Saya polisi yang sedang bersiaga di dekat lampu merah. Saya ingin melaporkan bahwa teman anda mengalami kecelakaan. Rem motornya blong, sehingga di saat lampu merah menyala, dia masih melaju dengan cepat. Kemudian ia banting stir dan menabrak pohon hingga terpental beberapa meter dari posisinya."

"A-apa?! Terus gimana keadaan Mingi? Dia dibawa ke rumah sakit mana?!"

"Saya minta maaf, teman anda tewas di tempat."

Ponsel digenggaman San jatuh bebas menghantam tanah. Tatapannya berubah kosong, badannya bergetar hebat.

"San, lo kenapa?!" Seru Yunho panik sambil menggoyang-goyangkan badan temannya itu.

Wooyoung yang belum pergi terlalu jauh dan mendengar suara Yunho yang keras tersebut sontak berbalik arah menghampiri mereka dengan panik.

"San, jangan bikin gue takut dong!" Seru Yunho panik sendiri.

"Ma-maaf."

"Kenapa lo minta maaf?!"

"Mi-Mingi meninggal, rem motornya blong, d-dia kecelakaan."

"Terus keadaan Kak Mingi sekarang gimana?!" Tanya Jongho yang rasanya ingin menangis saat itu juga.

"Di-dia meninggal di tempat."

Untuk yang ketiga kalinya, San mendapat pukulan di wajahnya. Siapa lagi kalau bukan Wooyoung.

"Gue kan udah pernah bilang," desis Wooyoung sambil menarik kerah baju San.

"Omongan adalah doa."










































Kini, Yunho menaruh rasa curiganya bukan pada San lagi.

Tapi kepada Wooyoung, yang terus-terusan mengingatkan kalau omongan adalah doa.

Bisa saja kan dia yang menyebabkan semua ini menjadi kenyataan?

Birthday Prank | Ateez ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang