"Kenapa mereka salahin gue, sih?!" Gerutu San kesal sembari berjalan menuju ke taman hotel.
Dia kan tidak tahu kalau semua akan jadi begini. Lagipula, semua ini pasti sudah takdir. Mereka pasti ditakdirkan mati hari ini, kenapa jadi dia yang salah?
"Mereka gak tau apa-apa, tapi seenak jidat nuduh gue."
San mengusak rambutnya kasar lalu mendengus. "Gue kan gak tau kalo ada racun di minumannya Kak Hongjoong."
Dia tidak tahu apapun soal racun itu. Dia sendiri kaget ketika mendengar kabar kalau Hongjoong meninggal karena keracunan.
Bahkan dia berani bersumpah kalau bukan dia pelakunya. Dia hanya menjalankan semuanya sesuai rencananya untuk mengerjai Yeosang.
Untuk Seonghwa, San sebenarnya sadar kalau ada yang ingin membunuh Seonghwa. Karena, teman-temannya buru-buru naik ke perahu karet, menyisakan tempat duduk di bagian belakang sebelah kiri, tempat dimana Seonghwa duduk.
"Tapi, gue gak bakal berhenti. Rencana ngerjain Yeosang harus tetap berjalan," gumam San dengan senyum misteriusnya.
Mingi garuk-garuk kepala, dia bingung. Masa iya San sengaja meracuni Hongjoong. Dia sendiri tahu bukan San, karena San terus bersamanya.
Oh, jangan-jangan ada yang sengaja menyebabkan San dituduh. Bisa jadi, siapa tahu untuk menutupi kedoknya.
"Yunho, besok kan kita pulang, langsung jenguk Kak Hongjoong, yuk," ajak Mingi pada Yunho yang sedang memikirkan sesuatu.
Melihat Yunho tak merespon, Mingi menepuk pundak temannya itu. "Woi! Mikirin apa sih lo?!"
"Ngapain sih?" Kesal Yunho. "Ganggu banget, gue lagi sibuk berpikir nih."
"Mikirin apa sih?" Tanya Mingi penasaran.
"Sebelum itu, gue mau tanya. Rencana San selanjutnya apaan?"
"Gue bakal pura-pura kecelakaan motor."
Kedua mata Yunho membulat sempurna karena terkejut. "Hah?! Lo serius? Terus lo iyain?"
Dan Mingi mengangguk polos. Yunho mengusap wajahnya, kenapa Mingi tidak berpikir tentang keselamatan dirinya sih?
"Jangan pernah lakuin itu," perintah Yunho penuh penekanan. "Gue udah pikirin ini sejak kemarin, San keliatan banget pingin kita meninggal. Buktinya, Kak Hongjoong sama kak Seonghwa jadi korbannya."
"Tapi, gue yakin San gak mungkin sejahat itu. Bisa aja mereka meninggal karena udah kehendak Tuhan."
"Tau ah, gue mau ke Yeosang dulu."
"Mau ngapain?"
"Ngomongin hal penting, lo gak boleh ikut."
Mingi mengernyit tak mengerti. Hal penting apa sampai dirinya tidak boleh bergabung. Biasanya kan kalau ada apa-apa, mereka selalu berdiskusi bersama, tapi kenapa ini tidak?
"By the way, Wooyoung sama Jongho kemana, ya?"
Mingi celingak-celinguk mencari. Tapi, dia tak sengaja melihat siluet seseorang sedang mengendap-ngendap menuju suatu tempat.
Awalnya Mingi ingin mengikuti orang itu, tapi dering ponselnya membuatnya berhenti.
Ternyata, ada pesan masuk dari grup.
1 2 3 Let's Burn!
Sana Twice
|gue minta maaf, gue gak tau bakal jadi begini
|tapi gue yakin kok, habis ini gak bakal ada kejadian kayak tadi.Jonghohihahiho
|ehm, gue gak tau
|gue takutSana Twice
|nah! Kebetulan banget lo muncul
|gue bakal suruh Yeosang ketemuan di taman
|gue bakal bilang kalo gue mau ngomong sesuatu
|pas dia dateng, lo pura-pura jatuh ke dalem galian lubang ya
|gue jamin aman kokJonghohihahiho
|ehm, lo yakin?
|gue gak mau bernasib sama kayak Kak Hongjoong dan Kak SeongwhaWooyoung
|sekali lagi gue ingetin
|omongan adalah doa :)Wooyoung kok jadi seram begini ya. Mingi jadi takut terjadi apa-apa, dia harus kesana secepatnya.
"Woi kak, mau kemana lo?"
"Jongho?! Syukurlah lo belom kesana, please jangan ke taman!"
"Ehh? Lo kenapa deh? Tumben banget lo begini."
Mingi merangkul Jongho menjauh dari sana. "Heh, jangan ikutin kata San, ya. Mending lo ikut gue makan, mau gak?"
Mata Jongho langsung berbinar-binar. Dengan senang dia mengangguk sambil bersorak girang. Mingi lega, untung Jongho mau ikut dengannya.
"Ayo ke kamar, gue punya keripik banyak. Eh, beli soda dulu, yuk!"
"KUY LAH!"
Mingi terkekeh lalu membawa Jongho pergi. Diam-diam, dia menghela nafas lega. Dia takut kalau Jongho jadi korban selanjutnya.
Melihat balasan Wooyoung tadi, dia jadi curiga pada temannya yang satu itu. Makanya, dia sengaja berbohong pada Jongho.
Entahlah, Wooyoung benar-benar mencurigakan.
Ah tidak, semuanya mencurigakan.
"Kak Mingi, mau tau satu rahasia, gak?" Tanya Jongho tiba-tiba.
"Rahasia apa?" Mingi menautkan kedua alisnya penasaran.
"Sebenernya gue mau nanya dan ini rahasia, tapi jangan kasih tau siapapun, ya?"
"Iya iya, cepetan kasih tau."
"Kata Kak Yunho, Kak Wooyoung sama Kak San dulu pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Itu bener gak, sih?"