"Kalian campurin apa ke dalam susu yang diminum Kak Hongjoong."
Suasana berubah mencekam karena pertanyaan marah Yunho disertai wajahnya yang terlihat sebagian dikarenakan kondisi gelap.
"San, apa yang lo taruh di dalam susu itu?!" Bentak Yunho. Mereka berempat otomatis terlonjak kaget.
"Santai elah, Kak Hongjoong cuma akting." San mengibaskan tangannya santai.
"Dia gak mungkin akting, dia keracunan! Mulutnya keluar busa dan kalian santai begini?!" Tanya Yunho tak habis pikir.
"Ck, di atas susu yang dia minum ada semacam busa, ah bukan, itu cream atau semacamnya. Gue suruh Kak Hongjoong buat lepehin itu supaya dia dikira keracunan beneran," jelas San yang membuat Yunho bungkam.
"Tapi San, firasat gue gak enak," timpal Seonghwa khawatir. "Lo yakin dia gak apa-apa?"
"Iya, santai aja."
Mingi dan Jongho saling melempar pandang, mereka berdua tidak tahu harus mengatakan apa. Karena semua ini diluar ekspetasi mereka.
"Kalau sampai Kak Hongjoong kenapa-napa, lo harus bertanggung jawab," ucap Yunho seraya menunjuk San yang terlihat tak peduli dengan omongannya.
"Ehm, bisa gak kita pindah dari sini?" Tanya Mingi dengan nada pelan, takut Yunho kembali marah. "Orang-orang pada ngeliatin kita."
"Terserah, gue mau ke rumah sakit," ucap Yunho final dan tidak mau berdebat lagi dengan mereka.
"Kak Yunho, gue ikut!" Seru Jongho sembari berlari kecil menyusul Yunho yang terburu-buru pergi ke motornya.
Melihat itu, San berdecak malas. "Ck, Kak Hongjoong kan cuma pura-pura, kenapa panik begitu sih?"
"Nanti kita ke rumah sakit yuk. Gue takut Kak Hongjoong kenapa-napa," ajak Mingi yang sama khawatirnya dengan Seonghwa.
"Iya deh iya," balas San malas. "Tapi, gue mau kasih tau rencana gue selanjutnya."
"Apaan tuh?!" Mingi berubah antusias.
"Besok kan study tour ke Jepang. Nah, di deket hotel yang bakal kita tempatin ada sungai. Kak Seonghwa, lo kan jago berenang, nanti lo pura-pura tenggelam ya, please," mohon San memelas.
"Gue gak mau, kalo gue tenggelam beneran gimana?" Tolak Seonghwa cepat.
"Gak bakalan elah, disana dangkal, kalaupun tenggelam bisa naik ke permukaan dengan gampang."
"San, ide lo serem sumpah," kata Mingi mengutarakan pendapatnya yang ia tahan sejak kemarin.
"Seenggaknya, gue bakal buat kenangan yang gak bakal dilupain seumur hidup kita," balas San dengan senyuman miring yang terukir di sudut bibirnya.
Baru saja Yunho dan Jongho menginjakkan kaki di lobby, Yeosang dan Wooyoung datang menghampiri dengan wajah kebas.
"Loh, kalian mau kemana?"
"Siapin kuburan," ketus Yeosang.
"Hah?! Siapa yang meninggal?!"
Sontakan seruan kaget Jongho yang menggelegar membuat orang-orang disana menatap tajam dirinya. Menyadari hal itu, Jongho langsung meminta maaf dan menyembunyikan diri di balik tubuh tinggi Yunho.
"Kita mau pulang," sahut Wooyoung, memberi tahu jawaban yang benar. "Orang tua Kak Hongjoong dateng, mereka salahin kita dan kita diusir."
"Dan Kak Hongjoong gak akan ikut study tour," sambung Yeosang.
"Jelas dia gak akan ikut, dia sekarat di dalam," sinis Wooyoung, tapi matanya menatap Yunho dan Jongho bergantian.
"Tapi gue heran," ucap Yeosang. "Siapa yang campurin racun ke dalam susu yang diminum Kak Hongjoong? Setahu gue, Kak Hongjoong gak punya musuh sama sekali."
Wooyoung melirik Jongho yang diam-diam menggelengkan kepala karena tidak tahu apa-apa. Begitu pun dengan Yunho, dia saja kaget karena Hongjoong yang kejang-kejang tadi.
"Sang, lo pulang naik bus, kan?" Tanya Wooyoung dan Yeosang mengangguk. "Lo tungguin gue disini, hp gue ketinggalan di kursi tunggu."
Wooyoung menatap Yunho dan Jongho untuk memberi isyarat agar ikut dengannya. Mereka berdua mengangguk tanpa dicurigai Yeosang.
Wooyoung berjalan lebih dulu diikuti oleh Yunho dan Jongho menuju toilet yang kebetulan sepi. Saat mereka sudah masuk ke dalam, Wooyoung menutup pintu dan mengajak kedua temannya ke bilik paling pojok.
"Kalian bisa gak berhenti?" Tanya Wooyoung sambil menghadap mereka.
Yunho mengangkat kedua tangannya sebatas dada sambil menggeleng. "Gue gak ikutan!"
"Gue belom tahu kabar Kak Hongjoong yang sebenernya," ucap Wooyoung. "Pokoknya, gue minta kalian berhenti."
Jongho menghela nafasnya. "Maaf, gue gak tau kalau bakal begini," katanya dengan kepala tertunduk.
"Ta-tapi, tadi San bilang Kak Hongjoong pura-pura. Dia disuruh lepehin bagian cream dan busa dari susunya supaya dikira keracunan beneran," jelas Yunho, walaupun tidak yakin.
"Terserahlah, pokoknya gue gak mau kalian lanjutin rencana gila San," ucap Wooyoung final, sebelum melangkah keluar dari toilet.
Tapi dia berhenti sebentar, dia menatap kedua temannya bergantian dengan tatapan mengingatkan. Namun, dia tersenyum, menunjukkan senyuman yang sulit diartikan.
"Gue cuma mau bilang, omongan adalah doa."