Selepas acara pemakaman San, Yunho memutuskan untuk langsung pulang. Masa bodo dengan Wooyoung yang melarangnya pulang karena ada hal penting yang harus dibahas, dia terlalu pusing menghadapi semuanya.
Yeosang yang notabenenya adalah teman terdekat Wooyoung pun tak peduli dengan omongan temannya itu.
Sekarang hanya Jongho dan Wooyoung saja, di depan mobil milik Wooyoung yang terparkir rapi.
"Jongho."
"Ya?"
"Kok gue ngerasa, ada yang gak beres, ya."
Badan Jongho menegang. "G-gak beres gimana maksud lo?" Tanyanya tergagap-gagap.
"Gue ngerasa aneh sama diri gue sendiri," kata Wooyoung dengan suara pelan.
Tatapan aneh Jongho tunjukkan kepada Wooyoung. "Lo masih waras, kan? Lo gak punya kepribadian ganda, kan?"
"Hmm, entah." Wooyoung mengedikkan pundaknya santai. "Tapi, ada satu hal penting yang mau gue kasih tau. Lo harus dateng ke tempat ini nanti malem."
"Ke-kemana?"
Wooyoung bergerak maju, lalu mendekatkan mulutnya beberapa centi dari telinga Jongho.
"Ke rumah sakit, ada kejutan loh," bisik Wooyoung sambil terkikik geli, membuat bulu kuduk Jongho meremang.
Astaga, Jongho ingin lari saja rasanya.
"APA?!"
Yunho yang baru saja minum air putih sekali teguk langsung tersedak dan terbatuk-batuk mendengar seruan Yeosang yang tiba-tiba itu.
"L-lo serius?!" Yeosang mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya.
"Gue serius, gue liat Kak Hongjoong di rumah sakit kemarin," kata Yunho yakin seratus persen.
"Hmm, gue semakin yakin kalau kematian yang lain adalah prank."
"Enggak! Mereka semua udah pergi dengan tenang, gak usah ungkit masalah prank."
"Lo kenapa ngegas begitu? Takut kebongkar apa gimana?" Tanya Yeosang sambil terkekeh.
"Udahlah, kita ganti topik. Menurut lo, yang menyebabkan yang lain meninggal, siapa? Gue curiga sama Wooyoung," tanya Yunho sembari duduk di sofa rumahnya. Iya, mereka berada di rumah Yunho.
"Gue curiga sama lo."
Pengakuan mengejutkan dari seorang Yeosang mampu membuat Yunho berdiri dari duduknya.
"K-kok gue?"
"Bercanda, jangan marah."
Yunho mendengus. Jantungnya dibuat berdetak tak karuan, untung dia tidak sampai marah karena dituduh sembarangan.
"Tunggu bentar." Yeosang menyipitkan matanya curiga. "Lo ngapain di rumah sakit?"
"Jenguk Kak Hongjoong dibilang," jawab Yunho kesal. "Kak Hongjoong tuh belom meninggal, berita yang dikirim di grup angkatan itu hoax. Lagian sih, percaya gitu aja."
"Lah, yang bilang Kak Hongjoong meninggal kan Wooyoung. Maksudnya dia ngomong gitu apaan?"
Seketika Yunho diam. Benar juga ya, kenapa Wooyoung bilang kalau Hongjoong sudah meninggal? Ck, sudah dia duga ada yang tidak beres.
"Oh ya Sang, kemaren gue liat hp lo di jalan."
"Sekarang dimana?"
"Diambil orang, pakaiannya tertutup gitu, gue gak bisa lihat wajahnya karena ditutupin masker. Gue ngejar dia, tapi sayang gak kekejar. Larinya cepet banget."
Sekarang Yeosang jadi curiga sama Yunho. Jangan-jangan dia sendiri yang mencuri ponselnya? Wah, tidak bisa dibiarkan nih.
"Sang," panggil Yunho. "Kok Jongho sama Wooyoung gak dateng-dateng, ya?"
Firasatnya mendadak buruk soal ini. Kedua temannya bilang mereka ingin datang ke rumahnya beberapa menit setelah ia sampai di rumah.
Tapi apa, mereka berdua tidak datang juga.
Ting!
Denting ponsel Yunho menarik atensi mereka. Si pemilik ponsel segera mengambilnya untuk memeriksa pesan dari siapa yang baru saja masuk.
Ternyata dari Wooyoung.
Wooyoung
|maafHah? Maaf? Maksudnya apa?
Maaf soal apa?|
ReadOh tidak, pikiran negatif mulai berdatangan. Yeosang yang tak sabaran langsung merebut ponsel Yunho dan mengetikkan pesan disana.
Lo dimana?|
ReadYunho mengambil kembali ponselnya seraya menatap lekat layar ponselnya itu. Wooyoung hanya membaca pesannya, dia jadi khawatir.
Ting!
Wooyoung
|gue dan Jongho dikejar orang gak dikenal, di area pemakaman San
|gue dan Jongho lari, tapi orang itu terus ngejar kita
|dan...
Wooyoung
|Jongho kesandung dan jatuh ke dalam galian makam yang masih baru
|entah gimana caranya, tanah yang ada di atas turun ke bawah dan bikin...Wooyoung
|Jongho terkubur hidup-hidup di dalamnya
|sekali lagi, gue minta maaf