Mm...itu tidak benar minna-san...
"Itu tidak benar!"
Ucapku sekeras mungkin, ini memalukan.
"apa maksudmu itu tidak benar?" akashi menjitak kepala ku pelan. "kau slalu merendahkan diri sendiri."
Aku memandang akashi tidak suka,
"tapi...aku bukan uke idaman!" aku memelintir ujung kaos ku dengan gelisah, pembicaraan memalukan apa ini?
"aku ingat waktu SMA, gosip gosip tentang uke idaman dari seirin yang berhasil beredar hingga ke rakuzan. Kau terkenal sekali waktu SMA." akashi tersenyum bangga. Tampaknya ia menikmati sekali ya cerita ini.
Aku menutup telingaku dengan kedua tanganku. Bagaimana bisa aku jadi uke idaman? Aku sama sekali tidak menarik dan satu-satunya ekspresi yang dapat ku keluarkan adalah kedataran.
Aku ingat sekali masa SMA-ku slalu dikelilingin ketidakjelasan dan senpai-senpai yang konyol tak lupa juga teman yang bar bar, jika kau berada dilingkungan menyedihkan seperti itu tentu kau juga akan turut seperti itu! Ya' kan?
Benar, sewaktu SMA aku ini benar-benar tidak ada eksistensinya.
Mulutku tajam dan pedas,
Tatapan dan ekspresi ku slalu datar,
Jadi, darimananya idaman???
Akashi menepuk kepalaku, aku sedikit mengangkat kepala untuk memandangnya, ah sial... Kenapa akashi terus tumbuh tinggi sementara aku hanya terjebak di 173 cm?
"kau slalu merumitkan segala hal."
Aku mengangguk, mengusap lengan kananku pelan.
"kadang aku merasa tak pantas untukmu." ucapku lirih.
Aku bisa dengar akashi menghela nafas, apa ia lelah dengan ucapanku?
"hey baby, lihat aku."
Aku menganggkat kepalaku lagi, dan seketika itu akashi menciumiku.
"kau sangat pantas berada disisiku, ah tidak, hanya kau yang pantas."
Aku memandangnya terus memandangnya. Mampus, aku tidak akan bisa melupakan ini... Aahhh akashi sangat mempesona.
Aku memeluknya dan menyembunyikan wajahku yang kurasa...pasti semerah tomat. Sial...akashi sangat gila! Aah...jika begini caranya...aku tak akan bisa mencintai apapun selain dirinya...
Huh..
...