grey (3)

2.1K 234 15
                                    

.

.

.

"akashi...  Ini tidak seperti yang kau pikirkan!!  Hentikan! " aku berusaha melerai mereka namun usahaku benar-benar sia-sia.

Mayuzumi-san, aku tidak tahu bagaimana harus mendeskripsikan keadaannya.  Ia benar-benar babak belur.  Sama sekali tidak melawan meskipun akashi terus melayangkan pukulan padanya.

"kau pikir aku buta?!!" hardik akashi padaku.

Ini...  Ini pertama kali, akashi membentakku.  Untuk sesaat aku dan dia hanya mampu berpandang.  Sungguh ini benar-benar menghentakku. 

Rasanya...  Akashi berbeda.

"baby... Aku... "

"jangan pernah membentaknya!" mayuzumi-san untuk pertama kalinya membalas pukulan akashi.  Ia bangkit berdiri dan memandang akashi dengan marah.

"siapa kau brengsek?! Jangan ikut campur!! " amarah akashi kembali membeludak.

Aku tidak ingin ini!

Aku tidak pernah menginginkannya!

Hentikan!

Mereka berdua saling melemparkan tinju,  saling bergulat sekuat tenaga.  Aku menarik akashi,  menarik tubuhnya agar menjauh dari tubuh mayuzumi-san yang ditindihnya. 

Sudah... Sudah... Hentikan... Aku tidak menginginkan ini...

"aku... Akashi... Mengapa kau tidak mempercayaiku... " tangis ku pecah, aku bahkan tidak menyadari sejak kepan air mataku mengalir.

Jika akashi melakukan ini karena rasa cemburunya... Aku benar-benar kecewa.

Akashi mengalihkan pandangannya padaku,  ia mendekatiku dan memelukku.

"aku percaya padamu. " jawab akashi tenang. Ia melepas pelukannya dan menghapus air mataku.  "dia yang tidak ku percaya. " tunjuk akashi pada mayuzumi.

"mayuzumi-san baik padaku akashi!" belaku sengit.  Aku kesal,  kesal sekali. Mayuzumi-san benar-benar baik padaku. Mengapa akashi harus memperlakukannya seperti ini.

Akashi tersenyum sinis,  ia menarik kerah mayuzumi dan menghentakkan kepalanya dan kepala mayuzumi.

"katakan pada tetsuya apa yang ingin kau lakukan padanya kemarin?"

"A.. Apa maksudnya..? "

Mayuzumi dan aku saling berbentur pandang. Didalam mata kelabu itu, aku melibatkan setitik penyesalan, tidak itu..  Penyesalan yang besar? Atau rasa bersalah.

"mayuzumi-san!  Senpai katakan padaku! "

Aku ingin tahu!

Apa yang terjadi?!

"tetsuya... Tidakkah kau sadar?  Bahwa senpai yang selama ini kau hormati, hah! Hahahaha"

Mendengar penuturan sinis dan sarkastik dari akashi semakin membuat perasaanku bercampur aduk.

"tolong katakan padaku mayuzumi-san. " aku mendekati mayuzumi-san,  memegang lengannya dengan tangan yang gemetar.

Jangan bilang bahwa apa yang ada dipikiranku benar.

Mayuzumi-san tolong katakan padaku,  bahwa firasatku salah.

Kau...  Tidak benar-benar menyukaiku'kan?

"aku menyukaimu kuroko. "

Sejenak... Aku rasa semuanya berjalan dengan lambat.

Ini nyata?

"tapi kau tahu aku berpacaran dengan akashi. " air mataku yang sempat berhenti kembali mengalir.

Akashi mengenggam tanganku,  aku memandangnya masih dengan tatapan yang bingung.

Apakah akashi selama ini mengetahuinya?

Mengapa ia...  Tidak mengatakannya padaku?

"katakan padanya,  apa yang kau lakukan!" mata akashi menatap tajam pada mayuzumi-san.

Mayuzumi-san masih terdiam dengan pandangan bersalah.

"katakan padaku mayuzumi-san!" aku menghapus air mataku dan menatapnya seperti cara akashi menatap mayuzumi-san.  "katakan padaku! "

Mayuzumi-san menegadahkan kepalanya,  mengusap-usap rambutnya dengan gestur frustasi.  Ia benar-benar tidak punya pilihan.

"Aku... Aku menciummu." 

Entahlah... Aku dapat merasakan akashi menangkap tubuhku.  Aku hanya merasa lemas, padahal mayuzumi tahu... Ia tahu.  Mengapa ia melakukannya?  Apa...apa yang harus kulakukan setelah mengetahui ini semua?

....

my crazy pyscho boyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang