[11.] HANGATMU.
Jangan sekali kali berfikir untuk berubah.
Tetaplah seperti ini, hangat namun bisa
membawaku ke ketenangan.Waktu menunjukan pukul 14.25 itu artinya sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Pelajaran kali ini tidak terlalu menegangkan seperti guru guru lain, karena Pak Regi selaku guru seni budaya selalu memberikan jam kosong disetiap kelas, kalau ditanya katanya--
'kasihan kalian belajar dari tadi pagi, gak ada waktu kosongnya, pasti kalian cape yaudah saya bapak kasih jam kosong' ujar pak Regi. Memang aneh!
"Woy van!" panggil ella yang berada dibelakang meja stevani. Yang dipanggil pun lantas menoleh.
"Lo yakin mau pulang kerumah?" tanya ella penasaran.
"Menurut lo?" jawab stevani menaik turunkan alisnya.
"Ya.. Siapa tau gitu lo gak pulang kerumah gara gara setan satu itu" jawab ella sinis sambil menunjuk bianca dengan dagunya.
"Gue gak tahu-- mungkin nanti gue bakal pergi dari rumah itu." Ujar Stevani sendu.
"Lo bakal pergi kemana?" Tanya Vanca yang ikut ikutan.
"Apartment mungkin"
"Gue setuju! Kalau Lo mau pindah kabarin oke? Kita pasti bakalan bantuin Lo!" Yolanda menepuk pundak Stevani dengan senyum hangatnya.
"Pasti! Makasih!" Stevani membalas senyuman Yolanda.
"Jadi? Lo pulang sama siapa?" Tanya Ella.
"Naik angkotlah! Gue gak mau nyusahin kalian!"
"Lo sama sekali gak nyusahin kita!"
"Pokoknya mulai sekarang gue harus mandiri, gue gak mau nyusahin kalian.
"Oke, Tapi nanti kalau lo ada apa apa lo tinggal calling calling gue aja oke!"
"Iya"
Kringg..kringg..
Bel pulang sekolah telah berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas untuk segera pulang.
"Lo yakin Van, pulang naik angkot?" tanya vanca sambil menenteng tasnya.
"Iya" jawab Stevani memasukan buku buku kedalam tasnya.
"Gimana kalau lo bareng gue aja?angkot gak jamin lo selamat apalagi sekarang udah jam setengah tiga" tawar vanca sambil melirik jam yang bertengger manis ditangannya.
"Gak usah gue pulang sendiri aja, insyallah gak bakalan ada apa apa kok!"
"Lagian rumah lo sama rumah gue beda arah" sambung gue.
"Bareng gue aja kalau gitu, rumah kita kan searah?" tawar yolanda.
"Enggak gue bakalan tetep naik angkot!" tolak Stevani mentah mentah.
"Yaudah deh kalau mau lo gitu, tapi hati hati ya!kalau sampai rumah kabarin--- dan kalau ada apa apa cerita!" ujar Vanca memanyunkan bibirnya.
"Iyaiya, btw makasih buat tawarannya"
"Yoi, kalau gitu gue pamit ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STEVANIA
Teen FictionSTEVANIA AGATHA FAEZYAA. Menceritakan tentang kehidupan stevani yang sangat bahagia bahkan jauh dari kata perpecahan. Tapi bagai disambar petir kebahagian itu tidak berjalan cukup lama ketika semuanya berubah ketika keluarga stevania yang hancur sah...