APARTMENT?

51 4 1
                                    

[14.] APARTMENT?

Rey terduduk dikursi disebelah brankar tepat Stevani berbaring. matanya meneliti setiap inci wajah Stevani yang tertidur tenang.

"Cantik" gumam rey.  Tiba tiba memori akan masa lalu nya kembali terputar diotaknya insiden itu membuat hatinya kembali berdenyut. 'Gue kangen sama lo.'  batinnya.

"Gue dimana?" Ucap Stevani yang baru sadar dengan suara lirihnya. "Van?Lo udah bangun?" Tanya Rey.

"Rey, gue dimana?"

"Lo dirumah sakit! tadi gue khawatir sama Lo, tiba tiba Lo pingsan!"

"Berarti gue bolos sekolah?" Stevani membangkitkan badannya untuk duduk langsung dibantu oleh Rey untuk menegakkan badan Stevani.

"Lo bohong sama gue, Lo gak minum obat kan semalem?" tanya Rey. Stevani langsung tertunduk dan tak berniat menjawab pertanyaan Rey takut jika nanti Rey marah kepadanya.

"Van? Jawab gue" Rey mengangkat kepala Stevani berniat untuk menatapnya.

"Maafin gue Rey" lirihnya dengan tatapan sendu.

"Kenapa? Kenapa lo gak minum obat?"

"Gu..gue.. tadi malem beresin baju baju gue buat--" Stevani langsung menutup mulutnya takut jika nanti Rey tau kalau dia akan pindah ke apartemen bukan masalahnya jika Rey tau kalau dia akan pindah tapi dia takut jika nanti ia merepotkan kembali Rey.

"Lo, mau kemana?" Tanya nya mengintimidasi dengan alis dinaikan sebelah.

"Gu..gue.. gue gak kemana kemana." Jawab Stevani gelagapan.

"Bohong"

"Gue gak bohong"

"Van?"

"Iya, oke! Gue mau pindah dan mau cari apartment" Jelasnya langsung tertunduk dan membenamkan wajahnya ketangannya.

"Kenapa lo pindah?"

"Bukan urusan Lo rey--"

Rey pun tersenyum tipis mendengar jawaban dari Stevani. "Gue bisa bantu lo, cari Apartment, asal Lo kasih alasan kenapa Lo mau pergi dari rumah!" Tuturnya.

"Gue gak mau ngerepotin Lo terus terusan Rey!"

"Gak ada yang ngerepotin sama sekali Van."

Stevani menghembuskan nafasnya berat. "Gue cuman gak betah aja Rey, apa yang gue lakuin pasti disangkut pautin sama Bianca. Ibu tiri gue juga sok baik sama gue-- gue gak bisa Nerima dia, rumah gue sekarang udah seperti neraka Rey, bagi gue."

"Lo gak boleh gitu Van, siapa tau ibu tiri Lo tulus baik sama Lo, buka hati Lo pelan pelan buat bisa Nerima kehadiran mereka" Rey menggenggam tangan Stevani yang terasa panas akibat sakit.

"Apapun tentang mereka, gue gak mau denger itu!" Stevani  memalingkan wajahnya dan menatap kearah lain.

"Oke, suatu saat nanti pasti Lo pasti bakalan mau Nerima mereka Van!" Tuturnya namun tak dihiraukan oleh Stevani.

***

"Kok Lo semua pada kesini sih?" Tanya Stevani karena kedatangan teman temanya diwaktu jam sekolah

"Elahh santuy aja Van, sekolah udah dipulangin ada guru yang meninggal tadi!" tutur Ella mencomot pentol cilok yang ia beli tadi sewaktu pulang sekolah. Enak bener dah!

"Lo kenapa sih, kalau sakit gak bilang bilang kita dulu?" Tanya Vanca

"Yee mana gue tau anjir kalau gue sakit!" Stevani langsung menonyor kepala Vanca.

STEVANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang