Iris coklat milik gadis itu menerawang desain minimalis apartemen Wonwoo sambil menunggu empunya datang dengan seperangkat obat luka.
Beberapa menit yang lalu, Wonwoo memilih membawa Yerin ke rumahnya dibandingkan ke Rumah Sakit yang letaknya memang sedikit jauh dari tempat mereka bertemu tadi.
Yerin tak keberatan, mungkin lebih tepatnya pasrah karena dirinya sendiri sudah sangat lemas untuk sekedar berdebat dengan Wonwoo.
"Untungnya luka lo gak parah, jadi gue gak perlu muter balik buat nganter lo ke RS."
Yerin hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil mengeratkan Coat milik Wonwoo yang masih melekat pada tubuhnya.
"Lo kayaknya udah pengalaman ngurusin orang luka ya?" tanyanya dengan suara pelan.
Wonwoo menatapnya sekilas, "Adek gue kalau habis adu jotos pasti larinya kesini, sedangkan dianya gak mau gue bawa ke RS,"
"Kalau lo? Kenapa bisa sampai luka begini?" tanyanya balik.
"Gue...."
Wonwoo dengan sabar menunggu lanjutan Yerin sambil terus mengobati luka pada lutut gadis itu, hingga ia menyadari tubuh Yerin sudah bergetar.
"Hey? Lo kenapa? Eh kalau lo gak mau cerita gak papa, gue gak maksa."
Dan paniklah Wonwoo, dia gak biasa nanganin cewek nangis, apalagi nangisnya karena dia.
"G-gue.... Kerampokan, tas gue diambil p-padahal gue beli itu hasil nabung setengah tahun hiks, u-udah gitu g-gue disiram sama si brengsek itu hiks- p-padahal ini baju punya Bunda."
Entah dorongan darimana tangan Wonwoo bergerak ragu merengkuh tubuh Yerin yang lebih mungil darinya.
"Tapi lo gak diapa-apain kan? Lo gak dipegang sama orang itu kan?"
Yerin menggeleng pelan di pelukan Wonwoo, ia tak memberontak. Mungkin pelukan Wonwoo sangat nyaman jadi ia tidak risih sama sekali.
"Udah nangisnya? Gue anter pulang ya?" Wonwoo melepas pelukannya setelah merasa Yerin sudah jauh lebih tenang.
"Sekarang?"
"Emangnya lo mau nginep disini?"
Yerin langsung menggeleng cepat yang membuat Wonwoo tanpa sadar menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis.
Tangan besarnya mengulur tepat di hadapan Yerin tanpa berkata apapun,
"Apa?"
"Pegangan, biar lo gak jatoh pas jalan ntar."
Wonwoo memang makhluk yang paling sulit ditebak alur pikir yang pernah Yerin temui seumur hidupnya.
-That CEO-
Setelah mengganti pakaiannya, Yerin merebahkan tubuhnya perlahan dan meringis ketika lututnya tak sengaja menyenggol pinggiran kasur.
"Hhh.... Coba aja gue langsung pulang gak pergi—EH IYA!"
Yerin langsung bangkit dari aktifitas rebahannya dan meraih ponselnya yang untungnya tak ikut diambil, cuma agak lecet aja sih tapi masih bisa dipake.
Kak Taehyung.
Kak, jadi ketemuan?
08.45 P.MKak gue tunggu di halte B ya
09.11 P.MYerin menghela nafasnya berat, kadang ia bertanya-tanya kenapa bisa ia memilih untuk menunggu Taehyung selama berjam-jam di halte sendirian bahkan sampai melewatkan bis terakhir sedangkan yang ditunggu malah menghilang dan tak kunjung membaca pesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That CEO✔
FanfictionApa rasanya punya atasan jail tapi ganteng? "Ngeselin pokoknya."-Jung Yerin, Sekretaris manis yang bobrok. "Kamu juga ngeselin."-Jeon Wonwoo, CEO dingin dengan sifat gak terduga. [2nd SVTGF project!] ⚠Semibaku, banyak kata kata kasar, agak gak nyamb...