6. Joy!

856 89 9
                                    

Don't forget to Vote, Comment, Share and follow Author for your support!
Enjoy!! Luv^Author
.
.

Fiony diam tidak berkutik. Betapa hebatnya sosok disebelahnya saat ini, karena lagi-lagi, ia berhasil memegang penuh lagi semua kekuasaan atas salah satu cabang usaha keluarganya.

Zee tidak ada hentinya untuk terus bersenyum. Mungkin bagi sebagian orang, ini adalah hal yang langka, sebagian lagi mengatakan ini adalah kebetulan.

Tapi baginya, ini adalah suatu prestasi yang tidak akan pernah terlupakan.

"Udah berbulan-bulan aku ngincar kekuasaan toko pudding ini Fi. Setiap harinya, gapernah aku berhenti untuk mikir, berapa lama aku harus bersaing sama keluarga aku sendiri."

Zee mulai menggenggam tangan Fiony. Matanya berkaca-kaca; menahan rasa yang lebih dari senang.

"Fiony, kita emang baru kenal sebulan, berawal dari kecerobohan kamu gak bawa dasi kesekolah."

Zee mengambil nafas dalam dalam sebelum meneruskan kata-katanya. Fiony masih terdiam.

"Dari sejak pertama kenal sama kamu, aku udah suka sama kamu. Dan setelah beberapa kali bantu kamu dalam perihal job, aku semakin yakin."

"Aku mau mengembangkan usaha pudding keluarga aku yang sempet disita sama papa aku bareng Yori. Tapi aku sadar Fi, aku mungkin gabisa sendirian. Aku juga tau, kalau belakangan ini, aku banyak dibantu kamu."

Zee mengeratkan genggamannya.

"Fiony, mau jadian sama Azizi Asadel?"

Sesaat, detak jantung Fiony terhenti dalam lintas ruang dan waktu. Kepalanya menjadi semakin linglung, sedari awal Zee memperlihatkan surat-suratnya. Matanya kosong, memandang ke sembarang arah. 

"..."

"..."

Sudah cukup lama, tapi tidak ada respon dari Fiony. Kecewa? pasti. Tapi memang mungkin ini terlalu cepat bagi Zee untuk menembak Fiony. Apalagi baru berkenalan satu bulan dengan insiden yang tidak terlalu baik.

Aduh, bodoh sekali kamu Azizi... Apa sih yang kamu tahu tentang dia?

"Maaf ya Fi, mungkin aku terlalu sembrono buat ngomong gini. tapi yaa inilah aku, hehe."

Zee tetap tersenyum simpul, berusaha terlihat senormal mungkin dan melepaskan genggaman tangannya. Namun tiba-tiba diluar ekspektasi, Fiony justru tertawa lalu menatapnya dalam.

"Hahaha! Kok minta maaf kak?" Tanya Fiony

"Lah, lagian ga dijawab."

"Oh, trus klo blom dijawab artinya dah tau nih?"

Raut Azizi yang tadinya pasrah menerima nasib seketika berubah penuh harapan.

"Ha, apa dong jawabannya??"

Fiony kembali terkekeh.

"Iyaaa abangg!"

Badan Zee terasa melemas. Kekhawatirannya beberapa hari kebelakang berubah menjadi sebuah kelegaan dikepalanya yang seperti habis disuntik hormon berlebih.

"Fi! Aku udah mau mati rasanya mikir kamu nolak!"

"Hahaha, I love you abang Zee!" Ucap Fiony.

"I love you more Fiony!" Zee mencium tangan Fiony, menghirup pula aroma tubuhnya.

"Ih Zee, geli ah!"

"Hehe"

duk duk duk

In Return - JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang