CHAP 7

1.9K 256 2
                                    


"YAKK!! KAU GILA!! AKU TIDAK MAUUUU!!!"

"Tutup mulutmu, pendek. Kau tidak lihat semua orang memperhatikan kita?" Desis chanyeol.

"Persetan! Singkirkan benda menjijikan itu dari hadapanku! Aarrgghhh ini gila!!"

Chanyeol memutar bola matanya malas.
"Demi tuhan ini hanya blouse, Baekhyun."

What the fuck? 'Hanya' dia bilang?! HANYA?!

Baekhyun semakin menatap blouse di tangan pelayan itu dengan tatapan jijik. Seolah jika Baekhyun menyentuhnya, maka seluruh tubuhnya akan menderita gatal seumur hidup.

"Kau pakai saja sendiri, coplang!"
Baekhyun menghentakkan kakinya dan melengos pergi.

Dengan cepat chanyeol menarik kerah belakang Baekhyun. Membuat yang lebih pendek memekik kalap karna lehernya tercekik, kemudian melayangkan tatapan membunuh ke arah Chanyeol. Sedangkan pria itu menunjukan wajah serius yang menyeramkan.

Tolong di catat. Benar benar menyeramkan.

"Dengar, Kita sudah sepakat untuk melakukannya.. jangan membuat semuanya sulit."

"Tapi tidak dengan menyamar sebagai wanita! Demi tuhan! " Rengek Baekhyun sambil menutupi wajahnya dengan frustasi.

"Lalu bagaimana lagi? Kau ingin aku membawamu ke hadapan ibuku dalam keadaan seperti ini?! Sama saja aku membunuh ibuku sendiri."

"Apa tidak ada jalan lain?" Erangnya. Dengan suara yang sedikit lebih lemah.
 


.



"Tuan.."
 
Chanyeol yang sedang berkutat dengan ponselnya, mendongak. menatap pelayan yang terlihat menuuduk takut di hadapannya.

"Ada apa?" Chanyeol mengerutkan alisnya bingung.

"Maaf, Tuan Byun tidak mau keluar dari ruang ganti." Jawab si pelayan. Dengan kepala yang semakin menunduk karna takut.

Chanyeol menghembuskan nafasnya geram

"Si kerdil itu."

Tubuhnya bangkit, kemudian melangkahkan ke arah ruang ganti.

Tok Tok Tok

"Apa kau akan di dalam sana sepanjang hari?! Cepatlah keluar, Byun Baekhyun!" Seru chanyeol di depan pintu.

"A-aku tidak yakin Chanyeol.. Ya Tuhan, bagaimana ini! Mereka melakukan kesalahan.. aku benar-benar terlihat buruk."

Kerutan di dahi chanyeol semakin dalam.
Ditatapnya jejeran pelayan yang berbaris di belakangnya dengan tatapan 'Benar begitu?'.

Salah satu pelayan yang Chanyeol tahu pimpinan di salon itu menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Tuan.. kami hanya melakukan apa yang Anda perintahkan."

Chanyeol menghembuskan nafas panjang. Mencoba menekan kesabarannya yang sepertinya mulai menipis. Lalu kembali beralih pada pintu kayu di hadapannya yang masih tertutup rapat dengan manusia kerdil pembuat onar di dalamnya.

"Berhenti bermain-main dan cepat keluar. Atau aku hancurkan pintu sialan ini dan menyeretmu secara paksa." Ancam chanyeol dengan penuh penekanan.

Clekk
 
Berhasil.
Pintu terbuka dari dalam Dan keluarlah Baekhyun dengan pakaian wanitanya.
Belum sempat chanyeol menghembuskan nafas lega, sebuah geplakan manis di kepalanya dia dapatkan.

"AH!"

"Kau akan membayar mahal untuk ini coplang!"

Setelah itu hanya punggung Baekhyun yang terlihat Berjalan keluar dari dalam salon dengan kedua kaki pendeknya yang di hentak-hentakkan jengkel.
Chanyeol tidak dapat menahan senyum puasnya melihat hal itu.


.

"Kau lumayan juga dengan penampilan seperti itu." komentar chanyeol.

Namun sepertinya chanyeol melakukan kesalahan Karna baekhyun terlihat tidak puas dengan komentarnya.

"Terus saja menghinaku."

Chanyeol mengangkat kedua tangannya.
"Aku memujimu.."

Baekhyun mendengus keras.
"Tutup saja mulutmu, sialan.. akan lebih baik kalau kau mengatakan bahwa aku terlihat aneh dan menjijikan saat ini." Sahut baekhyun dengan nada serkastik dan mata yang memincing tajam ke arah chanyeol yang berjalan di sampingnya.

Baekhyun kesal tentu saja. Lihatlah dirinya. Blouse pink, Payudara palsu, hotpans, hair clip yang membuat kepalanya gatal, dan jangan lupakan makeup yang menempel tipis di wajahnya.

Buruk.. ini sangat buruk dan menjijikan.
Seumur hidup, Bahakan di dalam mimpi sekalipun Baekhyun tidak sudi membiarkan benda-benda menjijikan ini menempel pada tubuhnya.

"Tapi kenyataannya kau terlihat manis. Apa kau memang selalu mencukur bulu kakimu?"

Baekhyun menipiskan bibirnya kesal.
"Mati saja kau!" Umpat Baekhyun lalu mempercepat langkahnya. Meninggalkan Chanyeol yang masih terkekeh geli di belakangnya.

Chanyeol berlari kecil. berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Baekhyun.
"Hei, jangan menekuk wajahmu terus menerus.. Ibuku suka gadis yang murah senyum, asal kau tahu."

Baekhyun memutar matanya jengah.
"Dan asal kau tahu juga, aku bukan seorang gadis."

Chanyeol merangkul baekhyun dan menarik kedua pipinya gemas.
"Tapi saat ini kau seorang gadis, pendek."

"Ah, lepaskan! berengsek!" Baekhyun meronta dalam rangkulan Chanyeol. Sedangkan pria tinggi dengan telinga lebar itu malah tertawa keras sambil terus mempertahankan rangkulannya. Bukan apa-apa, Chanyeol hanya takut kepalanya kena geplak Baekhyun lagi. Itu menyakitkan ngomong-ngomong.

"Nah sekarang anggap saja kau sedang dalam proses syuting. Mainkan peranmu dengan baik agar syutingnya cepat selesai dan aku akan memberikan apa saja yang kau inginkan."

Kedua mata berpoles eyeliner milik Baekhyun berubah penuh binar.
"Benarkah?"

MALDIVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang