CHAP 10

1.8K 280 24
                                    


Chanyeol melangkahkan kakinya lunglai di atas jembatan kayu menuju resort. Ia sendiri tidak tahu apa yang membuatnya begitu tidak bersemangat seperti ini. Seharusnya Chanyeol merasa senang karna dapat bertemu jiyeon setelah beberapa tahun berpisah dan meluruskan segala kesalah fahaman yang terjadi diantara mereka berdua. Bahkan Jiyeon sendiri yang meminta agar hubunga mereka kembali seperti semula.

Namun entah mengapa, sesuatu di dalam hatinya menyerukan bahwa semua itu tidaklah benar, Bahwa bukan ini yang chanyeol inginkan. Bahwa tidak seharusnya.. mereka kembali.

Chanyeol menghentikan langkahnya dan terdiam. Jika bukan itu yang dia inginkan sebenarnya, lalu apa? Apa yang Chanyeol inginkan?

Kepalanya berputar 90 derajat ke arah kanan. Tepatnya ke sebuah kamar yang terletak tepat di sebelah kamarnya. Kamar milik Byun Baekhyun. Pertanyaan baru mulai bermunculan, memenuhi isi kepalanya hingga membuat Chanyeol muak.

Siapa Byun Baekhyun? Kenapa di saat seperti ini hanya baekhyun yang Chanyeol pikirkan? Kenapa anak itu pergi dan membuat chanyeol kesal? Dan kenapa Chanyeol harus merasa kesal? Apa karna baekhyun pergi bersama Oh Sehun? Dan apa masalahnya sekarang? Tunggu.. Jadi, Masalahnya adalah baekhyun pergi menemui Oh Sehun dan itu membuat Chanyeol kesal? "Asshhh" Chanyeol mengusap wajahnya kasar. Lalu menatap pintu kamar Baekhyun dengan tatapan tajam, seolah tengah menatap pemiliknya. "Apa kau senang? Kaupasti bersenang-senang kan bersama si oh albino itu? Heh?." Chanyeol tertawa sinis, "lihat saja, besok aku akan membuat peritungan denganmu, kerdil." Setelah itu Chanyeol berlalu memasuki kamarnya sendiri sebelum otaknya jadi semiring menara pisa Karna berbicara dengan pintu.


 

🍑🍑🍑


"Baek.. Baekhyun.."

Baekhyun tersentak dari lamunannya. "A-ah iya? Ada apa?"
 
Sehun terkekeh dan mengacak rambut Baekhyun sekilas. "Kita sudah di depan kamarmu, atau kau mau berjalan lebih lama lagi dan bermalam di tempatku?" Goda Sehun.

Baekhyun menatap sekelilingnya dan benar saja, mereka sudah berdiri tepat di depan kamar miliknya. Baekhyun mendengus kecil dan meninju perut sehun main-main. Kebiasaannya sejak dulu."Kau ini." sehun tertawa kecil. "Masuklah dan istirahat.. besok kau harus menemaniku jalan-jalan."

Baekhyun menganggukan kepalanya pelan. "Baiklah.. emm sehun." Baekhyun menurunkan tatapannya pada ujung sepatu yang Sehun kenakan. "Terimakasih sudah menemaniku, dan.. maaf aku tidak bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi." Cicitnya.

Sehun tersenyum maklum dan mengusap kepala Baekhyun, membuat si mungil itu kembali mendongak.
"Tidak apa-apa.. Tidak perlu menceritakannya." Ujar Sehun dengan penuh kebijaksanaan. Baekhyun menatapnya haru.
"Terimakasih.."

Sehun tertawa keras, "sudahlah jangan berterimakasih terus, masuk sana gadis nakal!"

Raut wajah Baekhyun berubah datar. Sejak tadi Sehun terus menggodanya karena dia mengenakan pakaian wanita. "Gadis pantatmu. Yasudah aku masuk.. pergi sana kau ahjussi! sebelum ayahku keluar dan memukulmu dengan rotan karna memulangkan anak gadisnya larut malam." Sehun semakin tertawa kencang menanggapi lelucon dari Baekhyun.

"Baiklah baiklah.. aku pulang dulu Sayang, sampaikan salamku pada Ayah mertua.. dah Baek, sampai jumpa besok. Aku mencintaimu~" setelah itu sehun melesat pergi diiringi tatapan penuh hina dari baekhyun. "Ayah mertua, katanya." Namun pada akhirnya Baekhyun terkekeh juga karna merasa lucu sendiri dengan tingkah Sehun. Setidaknya moodnya jadi lebih baik setelah menghabiskan waktu dengan anak itu. Sebelum berbalik masuk ke dalam kamarnya, baekhyun menatap pintu kamar sebelah, dan menghela nafas sebelum benar-benar masuk dan mengunci pintu.




🍑🍑🍑




Setelah mandi dan berganti pakaian, Chanyeol menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Lelah.. itulah yang ia rasakan saat ini. padahal dirinya datang ke tempat ini untuk berlibur, tapi tubuh dan fikirannya begitu berat hingga membuatnya kelelahan.
Chanyeol menghembuskan nafasnya dan menatap langit-langit kamar dalam diam. Tapi justru yang terbayang adalah wajah si pendek byun Baekhyun.

seketika itu Chanyeol memejamkan matanya erat-erat dan memerintahkan dirinya sendiri untuk berhenti membayangkan wajah si idiot yang sudah mengganggu kinerja otaknya selama beberapa waktu ini. Chanyeol memukul-mukul keningnya pelan menggunakan kepalan tangan. "Tidak.. tidak.. pergilah dari kepalaku kerdil."



🍑🍑🍑


 
Pagi itu keduanya keluar dari dalam kamar secara bersamaan, Baekhyun membeku, begitu pula Chanyeol. Keduanya hanya saling menatap dalam dalam diam, dengan posisi yang sama, memegangi knop pintu.
Baekhyun adalah orang pertama yang tersadar dan membuang tatapannya ke arah lain terlebih dahulu. Chanyeol yang kemudian teringat akan sesuatu yang ingin dibicarakannya dengan Baekhyun, segera mengunci pintu dan melangkah untuk mendekati anak itu. Namun baru beberapa langkah, terdengar suara seseorang menyerukan namanya. "Chanyeol-ah.."

Chanyeol otomatis menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara. Kedua alisnya berkerut mendapati Jiyeon yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Baekhyun yang mengenali siapa gadis itu, dengan cepat menyembunyikan wajahnya karna takut Jiyeon akan mengenalinya.

"Jiyeon?" Tanya Chanyeol. Diam-diam ekor matanya melirik Baekhyun. Seperti seorang pemburu yang takut kehilangan mangsanya.

Sial. Kenapa Jiyeon harus datang di saat seperti ini.

Gadis cantik itu tersenyum lebar dan berlari kecil ke arah Chanyeol. memeluknya sekilas. "Aku ingin mengajakmu berkeliling."

Di sisi lain Baekhyun hanya berdecih pelan melihat adegan tersebut. Membuat hatinya panas saja.
Tidak ingin terbakar lebih lama lagi, Baekhyun segera melangkahkan kakinya melewati sepasang kekasih itu dan berlalu pergi.
Chanyeol yang melihat Baekhyun pergi begitu saja, merasa panik sendiri. Ia ingin mengejar, namun sangat tidak memungkinkan karna ada Jiyeon di tempat ini. bagaimana kalau Jiyeon mengenali wajah Baekhyun? Sekali lagi Chanyeol merutuki kedatangan Jiyeon yang begitu tidak di harapkan.

Jiyeon yang menyadari sikap Chanyeol, mengerutkan keningnya bingung. Apalagi Chanyeol selalu menatap ke belakangnya dengan raut wajah resah. Gadis itu mengikuti arah pandangan Chanyeol dan hanya menemukan punggung seoang pria yang sedang berjalan menjauh dari tempat mereka berada saat ini.

"Chan.. apa yang kau lihat?" Tanya Jiyeon, dengan masih menatap punggung Baekhyun yang semakin menjauh.

Chanyeol tersentak dan menarik bahu Jiyeon agar kembali menatapnya. Chanyeol tidak mau mengambil resiko gadis itu mengenali Baekhyun atau semuanya akan menjadi semakin rumit. "Jadi kau ingin kemana?" Tanya Chanyeol, dengan memaksakan sebuah senyuman di wajahnya. Seketika Jiyeon memekik senang dan melupakan rasa penasarannya.



🍑🍑🍑



"Pagi-pagi sudah mengunjungi seorang pria di kamarnya.. Wanita macam apa.. pacar sih pacar, tapi bukankah tidak baik datang ke tempat pria seorang diri..Dan apa-apaan itu. pakai peluk-peluk segala. Penganut budaya barat. Cih"

"Tidak baik mengumpati seseorang pagi-pagi."

"Astaga!!" Baekhyun terlonjak hingga mundur beberapa langkah ketika seseorang berbicara tepat di telinganya. Sehun tertawa dan Baekhyun mengusap dada sambil mengatur nafasnya yang terengah karna terkejut. "Oh sehun!! Bisakah kau muncul dengan cara yang wajar?!" Baekhyun memukul bahu sehun keras.
 
Sehun mengaduh dan mengusap-usap bahunya yang di pukul Baekhyun. "Memangnya aku muncul dengan cara apa? Aku tidak memiliki kekuatan apapun untuk bisa menghilang, lalu muncul begitu saja di hadapanmu." Ucap Sehun tidak terima.

Baekhyun memutar matanya jengah. "Terserah."

"Oke, sepertinya moodmu tidak begitu bagus. Kau mengumpati seseorang sepanjang jalan sampai tidak mendengar panggilanku."

Baekhyun mendelik "aku tidak mengumpat!"

Sehun memasang wajah tidak percaya. "Oho! Lalu kalau bukan mengumpat apa? Bergumam?" Wajah Baekhyun merengut, kemudian pergi begitu saja sambil menghentak-hentakan kakinya dengan gaya yang lucu-menurut sehun-.

"Hey mau kemana? Kau marah ya?" Sehun terkekeh geli ketika tidak mendengar jawaban apapun dari yang lebih kecil, Dia kemudian mempercepat langkahnya untuk menyusul Baekhyun sebelum si manis itu semakin merajuk.



🍑🍑🍑

Selama perjalanan, Chanyeol hanya diam saja. Sesekali merespon ucapan Jiyeon. Itupun hanya seperlunya. Selebihnya, Chanyeol kembali bungkam. Moodnya tidak begitu bagus hari ini. dan hal tersebut cukup di sadari oleh Jiyeon, sebagai seorang wanita yang notabene memiliki tingkat kepekaan lebih tinggi dibandingkan pria.

Jujur saja, Jiyeon sedikit banyak merasa kecewa atas perubahan sikap yang Chanyeol tunjukan saat ini. Chanyeol tidaklah semenyenangkan dulu. Chanyeol yang dulu tidak pernah mengabaikannya. Chanyeol yang dulu selalu menjaga perasaannya. Chanyeol yang dulu akan selalu berusaha membuatnya nyaman dan terlihat berharga.

Itu dulu. Bahkan Jiyeon ragu apakah perasaan Chanyeol padanya masih sama seperti dulu. Jiyeon tersenyum miris. Semua salahnya. Jika saja dirinya dapat berfikir dengan menggunakan kepala, bukan mengikuti kata hatinya untuk pergi begitu saja, dengan berdalih ingin membuat semuanya menjadi lebih mudah untuknya. Bagaimanapun, seseorang yang pernah dibuat kecewa, tidak akan menjadi orang yang sama lagi. Dan seharusnya Jiyeon juga tahu. Bahwa perasaan manusia selalu berubah-ubah. Dan tidak menutup kemungkinan, perasaan Chanyeol padanyapun sudah mulai berubah sekarang. Apalagi dengan kehadiran sosok baru dalam hidupnya.

Baekhee.. terlihat jelas mereka sangatlah dekat dan akrab untuk ukuran seorang teman. Chanyeol, meski secara tidak sadar. Memperlakukan Baekhee dengan begitu baik dan tulus. Tidak seperti sekarang saat bersamanya.. penuh dengan kepura-puraan.

"Byun Baekhee itu.." Jiyeon sengaja menggantungkan ucapannya, dan benar saja, Chanyeol langsung menatapnya penasaran begitu dirinya menyebut nama baekhee. Sekali lagi Jiyeon tersenyum miris.
"Dia itu orang yang seperti apa?"tanyanya.

Chanyeol mengerutkan alisnya heran. Kenapa tiba-tiba saja Jiyeon bertanya soal Baekhee?
"Kenapa kau bertanya soal Baekhee?" Chanyeol membalasnya dengan sebuah pertanyaan juga.

Jiyeon mengedikan bahunya. "Aku berfikir dia orang yang cukup menyenangkan, mungkin saja kami bisa berteman." Jawab Jiyeon ringan.
 
Chanyeol terdiam dan mulai membayangkan seperti apa itu Byun Baekhyun. Dia itu.. orang yang penuh energi. Cenderung hiper aktif dan tidak bisa diam. Suaranya melengking, apalagi ketika menyentaknya. Dia itu pembuat masalah dan menyebalkan.. selalu membuat Chanyeol kerepotan apalagi ketika dalam keadaan mabuk. Tapi meski begitu, Baekhyun penuh semangat dan selalu bisa membuatnya nyaman dengan semua pertengkaran-pertengkaran kecil yang selalu terjadi diantara mereka. Dan si kerdil itu.. Chanyeol berjanji tidak akan pernah mengakui hal yang satu ini pada siapapu apalagi pada Baekhyun. bahwa dia itu memang.. manis.. yeah.. cukup manis.

Chanyeol tersenyum kecil dengan pikirannya sendiri. "Biasa saja.. sedikit menyebalkan sih.. Dia suka membuat masalah dimana-mana.. kau harus berhati-hati saat berjalan bersamanya." Chanyeol terkekeh kecil. Dimana hal itu justru menyakiti Jiyeon. "Kalian pasti sudah melewati banyak hal bersama.."-sampai kau bisa tersenyum seperti itu hanya karna memikirkannya. Lanjutnya dalam hati. 

Chanyeol kembali berfikir. Tidak juga.. mereka bahkan baru mengenal 3 hari yang lalu. Tapi entah mengapa Chanyeol merasa seperti sudah mengenal Baekhyun seumur hidupnya. Jadi apa saja yang sudah mereka lewati bersama dalam 3 hari? Bahkan pertemuan pertama mereka tidak begitu menyenangkan. Namun cukup lucu untuk di ingat.

"Tidak juga." Jawab Chanyeol. Jiyeon kembali menatap Chanyeol penassaran. Namun pria itu justru menatap ke arah lain dengan tatapan yang sulit di artikan.
Jiyeon meremas tangannya sendiri di balik meja.

"Chanyeol.. Apa kau masih mencintaiku?"


TBC

MALDIVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang