Brukk"Haahhh benar-benar.. kau ini makan apa sih? Rasanya seperti membopong gajah jantan."
Baekhyun berkacak pinggang sambil Menatap sengit tubuh Chanyeol yang berhasil dia jatuhkan di atas tempat tidur.
Baekhyun cukup kesulitan menuntun -atau menyeret- Chanyeol ke dalam kamarnya. Bagaimana tidak? Chanyeol itu tinggi, besar, seperti raksasa. Sedangkan dirinya kurus, dan.. Baekhyun tidak menyebutnya pendek. Dia hanya kurang tinggi saja. Oke?Dan kenapa juga Baekhyun harus repot-repot membopong si telinga lebar ini?
Baekhyun mengangkat kedua kaki Chanyeol yang menjuntai. dan menaikannya ke atas tempat tidur. Setelah itu Baekhyun mendudukan dirinya di pinggiran tempat tidur, tepat di sebelah Chanyeol.
"Kau.." jari telunjuknya mengacung-acung di depan hidung Chanyeol. "Merepotkan." Dengusnya.
Setelah itu Baekhyun tidak berniat melakukan apa-apa lagi. Dirinya hanya diam sambil menatap wajah terlelap Chanyeol.
Baekhyun tidak mengerti kenapa dirinya melakukan hal itu. Tapi sesuatu dalam diri Chanyeol menariknya untuk memperhatikan setiap detil wajahnya.
Chanyeol itu tampan. Tubuhnya tinggi, tegap. Meski telinganya lebar dan aneh-menurut Baekhyun- tapi entah kenapa hal itu malah membuat Park Chanyeol terlihat berbeda dari yang lain. Maksudnya, meski telinganya lebar dan senyumnya terlihat bodoh-menurut Baekhyun lagi-tetap tidak membuatnya terlihat aneh dan masih saja tampan.Sebagai seorang pria, jujur saja Baekhyun merasa cukup iri dengan pesona yang dimiliki park Chanyeol.
Baekhyun rasa, tidak ada yang special dari dirinya. Bahkan tinggi badannya berhenti tumbuh sejak kelas 3 SMA. Berbagai cara dia lakukan untuk membuat tinggi badannya bertambah meski hanya beberapa centi. Mulai dari olahraga hingga minum suplemen peninggi badan sampai rasanya ingin muntah. Tapi tetap saja-"Kenapa menatapku begitu?"
Baekhyun tersentak saat Chanyeol tiba-tiba membuka matanya.
"Kau membuatku terkejut." Baekhyun mengusap dadanya."Apa yang kau lakukan di sini?" Chanyeol kembali bertanya dengan suara seraknya.
Baekhyun berfikir, apakah Chanyeol masih mabuk? Apa dia masih melihat Baekhyun sebagai Jiyeon?"Hei, Park Chanyeol. Katakan siapa aku!"
Chanyeol mengerutkan keningnya.
"Lucu sekali. Kau mendadak hilang ingatan?"Baekhyun mencibir.
"Katakan saja siapa aku!"Chanyeol menghembuskan nafas pelan dan menumpukan lengannya di atas kening sembari menutup mata.
"Berhenti main-main, dan kembalilah ke kamarmu sendiri." Usirnya.Baekhyun mendengus kasar. "Dasar tidak tahu terimakasih! Aku capek-capek membopongmu dari luar sampai sini, dan Kau malah mengusirku?"
Chanyeol membuka sebelah matanya untuk menatap Baekhyun.
"Memang aku memintamu? Kau sendiri yang ingin mengangkatku."Lagi-lagi Baekhyun mendengus. Rasa kesalnya naik ke ubun-ubunnya dengan begitu cepat.. jika saja Baekhyun tidak ingat Chanyeol sedang dalam keadaan mabuk, bisa di pastikan tinjunya melayang saat itu juga.
Baekhyun memejamkan matanya sebentar, mencoba menekan kekesalannya.
"Baiklah, Terserah."Baekhyun bangkit berdiri dan bersiap pergi. Namun Chanyeol memegang pergelangan tangannya.
"Kau mau kemana?"
Baekhyun dengan cepat menghempaskan tangannya, membuat genggaman Chanyeol terlepas. Namun Chanyeol yang pada dasarnya sigap, segera mendudukan dirinya dan kembali meraih pergelangan tangan Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALDIVES
أدب الهواةBaekhyun berlibur ke maldives karna memenangkan sebuah taruhan.