CHAP 15

2.3K 364 134
                                    

Malam semua, karena respon kalian di Chapter sebelumnya bagus,  AKU KASIH FAST UPDATE!!!!!!:) Maaf ya, komen kalian belum aku balesin. Tapi aku bacain semua sambil senyum senyummmm❤️❤️❤️❤️❤️

Happy Reading:)



🍑


Baekhyun menatap datar hamparan laut yang membentang sejauh mata memandang. Meski dalam hati baekhyun merutuk habis-habisan, tentang mengapa tempat ini begitu menakjubkan.

Sebenarnya apa yang park chanyeol inginkan? Kenapa pria itu malah membawanya ke tempat ini? Ke sebuah villa yang berada jauh dari ibu kota. Yang letaknya persis di tepi pantai.
Baekhyun inginnya merasa heran dengan sikap chanyeol yang tiba-tiba saja menjadi begitu manis. Padahal sebelumnya si idiot itu melewatinya begitu saja seolah baekhyun hanya seonggok tikus kecil sekarat di pinggir jalan. Dasar sialan! Baekhyun tidak bisa berhenti mengumpat untuk hal itu.

"Menikmatinya Byun?"
Baekhyun tersentak begitu napas panas chanyeol menggelitik telinga sebelah kirinya.

Plakk

"Ouchh-"

Terimalah park chanyeol. Tidak tahu saja kau sedang berhadapan dengan siapa. Baekhyun menyeringai, Dan chanyeol memegangi pipinya yang baru saja mendapat pukulan dari yang lebih mungil.

"Jangan macam-macam." Ucap baekhyun memperingati. Lalu kedua matanya menangkap keberadaan dua kaleng soda di masing-masing tangan chanyeol. Tanpa permisi dan repot-repot memperhatikan chanyeol yang masih kesakitan akibat hadiah tamparan yang dia berikan, baekhyun meraih satu kaleng dari tangan pria itu dan meminumnya Santai.
Chanyeol yang melihat hal itu hanya membuat gerakan seolah ingin menikam baekhyun daribelakang, lalu mendudukkan dirinya di samping yang lebih pendek. Di atas ayunan kayu.

Untuk beberapa saat mereka bertahan dalam keheningan. Di temani suara deburan ombak yang menyapu hamparan pasir di depan mata mereka.

Inginnya baekhyun marah-marah seperti beberapa waktu lalu. Bahkan jika hanya untuk sekedar menghilangkan suasana canggung yang entah diciptakan oleh siapa. Baekhyun pernah bilang dirinya benci keheningan. Dan meskipun suara ombak terdengar menenangkan, Baekhyun tetap tidak bisa bertahan dalam keheningan terlalu lama.

"Tidakkah pemandangannya mengingatkanmu pada maldives?" Chanyeol bertanya dan menoleh ke arah baekhyun dengan cengiran bodoh yang langsung saja mengundang decakan malas dari yang lebih pendek.

"Kau menculikku untuk bernistalgia?" Baekhyun mengangkat sebelah alis dan bersedekap sembari menyandarkan tubuhnya. Berpura-pura tidak tertarik, meski sebenarnya dia sedikit bersyukur karena akhirnya Chanyeol membuka mulutnya untuk bicara.

Chanyeol hanya menanggapinya dengan gedikan bahu sebelum menyusul jejak baekhyun. Menyandarkan tubuhnya pada sandaran ayunan yang mereka duduki.

Baekhyun menoleh dan menatap Chanyeol dalam. "Chanyeol, Jujur saja. apa yang kau inginkan? Kenapa tiba-tiba menarikku ke tempat sejauh ini?" Pertanyaan baekhyun terdengar menuntut.

Chanyeol tidak langsung menjawab. Justru tatapannya terpaku pada kedua bola mata baekhyun. Mencari jawaban atas pertanyaan baekhyun yang tak kunjung dia temukan. Chanyeol mengerjapkan matanya lalu membuang muka agar terhindar dari tatapan baekhyun.
"Aku juga tidak tahu dengan apa yang aku lakuakan."

Baekhyun semakin tidak mengerti dengan apa yang chanyeol katakan. Jika chanyeol saja tidak tahu bagaimana baekhyun mengartikan semuanya? Semua sikap yang pria itu tunjukkan?

Lalu ciuman tadi?

Diam-diam baekhyun tersenyum kecut. Mungkin memang begitulah cara chanyeol memperlakukan orang-orang di dekatnya. Apa bahkan dia mencium orang lain juga untuk membuat mereka diam? Sial. Baekhyun benci perasaan ini. Bagaimana dirinya merasa begitu buruk karna menjatuhkan hatinya dengan begitu mudah untuk lelaki di sampingnya.

MALDIVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang