Chap 2

3.1K 307 7
                                    

Setelah melakukan penerbangan selama 4 jam. yang baekhyun habiskan dengan tertidur. Akhirnya dia sampai juga di Malé internasinal Airport.

Baekhyun mengeratkan genggaman tangannya pada tas ransel yang menggantung di belakang punggungnya dan keluar dari bandara male, menurut note berisi catatan yang akan menuntun baekhyun menuju resort tempatnya menginap, baekhyun harus menaiki fan yang sudah di sediakan sebelum naik airplane.

Tao bilang itu adalah sebuah pesawat yang mendarat di atas air. Wow bukankah ini hebat? Selama 20 tahun hidupnya yang tidak berarti, baru kali ini baekhyun naik pesawat yang bisa mendarat di atas air.
Baiklah, dia mulai tidak sabar untuk ini.

Saatnya mencari fan yang akan mengangkutnya pergi dari sini.
Baekhyun mengedarkan pandangannya.
Mencocokan nomor kendaraan yang tertera di atas note.

Dan aha!! Itu dia.
Dengan cepat baekhyun menghampiri seorang pria berkulit hitam yang sepertinya pemilik fan.
"Excuseme." Sapanya.

Pria itu mengalihkan perhatiannya pada baekhyun dan bertanya dalam bahasa inggris apakah baekhyun ingin naik mobilnya.
Untung baekhyun cukup mengerti apa yang di katakan pria itu, jadi tanpa berbasa basi lagi baekhyun menyebutkan namanya dan pria kulit gelap itu langsung mempersilahkannya masuk ke dalam fan yang menampung sekitar 8 orang.

Ternyata tao sudah mengkonfirmasikan kedatangan baekhyun sebelumnya.
Baekhyun senang tao mempersiapkan semuanya dengan sangat baik, sehingga baekhyun tidak menemukan kesulitan apapapun sejauh ini.
Baekhyun tertawa kecil mengingat bagaimana tao menangis meraung-raung saat kalah taruhan darinya.

Konyol memang, mereka berlomba memakan spageti melalui hidung dan yang kalah akan menuruti apapun yang diinginkan si pemenang.
Dan tentu saja baekhyun yang memenangkan taruhan itu, mengingat baekhyun sudah berada di maldives saat ini. Dan Tao yang mungkin sedang meratapi uang tabungannya yang terkuras habis.
Perjalanan dari malé ke dramaga hanya memakan waktu sekitar 10 menit.

Setelah turun dan mengucapkan terimakasih kepada supir yang tadi menyambutnya, baekhyun melangkahkan kakinya ringan untuk mencari keberadaan airplane yang membuatnya berdebar-debar dengan tidak sabaran sejak tadi.
Untungnya baekhyun datang tepat waktu, karna beberapa menit kemudian airplane segera lepas landas.

Kali ini baekhyun tidak tertidur lagi.
Selain pesawat ini sangat berisik, bagaimana mungkin baekhyun bisa mengabaikan keindahan pemandangan laut yang membentang indah sejauh mata memandang.
Mata sipitnya berbinar binar.
Artikel-artikel itu tidak bohong soal surga yang tertinggal..
Tempat-tempat yang baekhyun lihat dari atas sini sama persis seperti yang ada di gambar.

"Ya tuhan.. aku benar-benar di maldives." Pekiknya tertahan.
50 menit berlalu, baekhyun di kejutkan dengan guncangan pada pesawat kecil itu.

Guncangannya sangat kuat, cukup membuat baekhyun membeku dengan wajah terkejut yang pasti terlihat sangat konyol.
Sadar-sadar airplane yang di tumpanginya sudah mendarat dengan sempurna.

"W-wow.. t-tadi itu." Baekhyun mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum kembali berbinar-binar.

"Luar biasaaa~" pekiknya seperti seorang gadis yang baru saja di berikan kejutan ratusan kembang api oleh sang kekasih.

Begitu turun dari airplane, baekhyun harus naik boat satu kali lagi untuk sampai ke resort.
Baiklah sekarang dirinya mulai merasa mual.

Oh ayolah siapa yang tidak mual setelah berpergian sejauh ini dengan naik turun berbagai kendaraan. Meskipun sejujurnya semua ini menyenangkan.
Ughh bahkan baekhyun masih merasakan efek jetlagnya saat ini,
10 menit di atas boat akhirnya baekhyun sampai di dramaga terakhir. baekhyun mendapatkan sambutan dari beberapa pelayan yang bertugas di dramaga kecil tersebut.

Baekhyun yang tidak terlalu mengerti apa yang mereka bicarakan, hanya tersenyum dan mengucapkan terimakasih beberapa kali.
Setelah itu seorang wanita berpakaian pelayan menuntunnya pada sebuah bogie.

Eoh? Apakah dia akan naik ini?

"Ah lucunya." Gumam baekhyun dalam bahasa ibunya, membuat beberapa pelayan di sana saling pandang sebelum tersenyum maklum, sekaligus gemas.

salah satu dari mereka memberikan satu buah kelapa yang sudah di kupas bagian atasnya sehingga baekhyun bisa meminum airnya melalui sedotan.
Baekhyun menerima buah kelapa itu dengan wajah penuh terimakasih.
"Ouwhh thankyou so much." Pelayan itu membalasnya dengan senyuman, lalu mempersilahkan baekhyun duduk di atas bogie.

Baekhyun hanya menurut tanpa banyak bertanya, lagipula dia tidak begitu mengerti apa yang mereka katakan.
Air kelapa yang diminumnya cukup membantu untuk mual yang baekhyun rasakan.
Cukup membuat semangatnya kembali sedikit demi sedikit.

Perhatian baekhyun teralihkan saat sebuah boat yang sama seperti yang di naikinya tadi berhenti di tepian dramaga.
Oh baekhyun salah. Boat ini lebih bagus dari yang baekhyun naiki tadi.
Baekhyun mengerutkan keningnya.
Apa ini milik pribadi?
Beberapa saat kemudian, seorang pria tinggi keluar dari dalam boat tersebut.
Baekhyun mengangkat kedua alisnya dengan bibir membentuk huruf 'o' kecil.

Wow. Dia tampan.

Apakah dia seorang artis?
Wajahnya terlihat cukup oriental dengan mata bulat yang terlihat tegas.
Dan Oh! Semua pelayan menyambutnya lebih ramah lagi dari mereka menyambut baekhyun tadi.
Tapi lihatlah wajah angkuh itu.
Bahkan pria itu tidak tersenyum sedikitpun.
Tidak sopan.
Tanpa sadar baekhyun berdecih.
"Orang kaya." Cibirnya.

Namun saat matanya kembali mengarah pada pria itu, tatapan mereka bertemu.

'Ya tuhan!'

Baekhyun di buat gelagapan.
Dengan cepat baekhyun membuang tatapannya ke arah lain.
Baekhyun merutuki sikapnya yang terkadang tidak mengenal tempat.
Bahkan dari ekor matanya, baekhyun masih melihat pria itu menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.
Demi tuhan baekhyun baru sampai dan belum menikmati liburannya.
Dia tidak ingin mendapatkan masalah karna kedapatan mencibir pada orang asing.

Beruntung bogie yang di tumpanginya segera melaju meninggalkan dramaga kecil dan tentunya si pria arogant.
Akhirnya baekhyun dapat bernafas lega.

"Hufftt selamat." Ucapnya sembari mengusap dada.

"ck apa-apaan tatapannya itu, menyeramkan sekali.. apa dia fikir aku takut di tatap seperti itu? Cih." Gerutunya.

Padahal jelas-jelas dia ketakutan setengah mati.
Lalu perjalanannya berlanjut dengan si pengendara bogie yang memperkenalkan dirinya dalam bahasa inggris.
tentu saja baekhyun tidak mengerti.
Yang dapat baekhyun simpulkan hanya pria kulit gelap yang memiliki garis wajah seperti orang india itu mengatakan bahwa namanya syaher, dan dia menjelaskan tempat-tempat apa saja yang mereka lewati, karna syaher menunjuk-nunjuk beberapa tempat sambil bicara panjang lebar.
Tentunya hanya di tanggapi baekhyun dengan anggukan kepala dan kata "oke" seolah-olah dia mengerti.
Padahal tidak ada satupun yang baekhyun tangkap dari setiap ucapan syaher.

Resort baekhyun berada di tengah-tengah laut.
Tepat di atas permukaan air.
Mreka melewati jembatan selebar 2 meter yang menghubungkannya pada kamar-kamar yang berjejer di atas laut.
Dan sepanjang jalan baekhyun tidak henti-hentinya berdecak kagum akan keindahan maldives.
Sejauh yang baekhyun lihat hanya warna putih, biru, dan hijau.
Airnya begitu bening, bahkan baekhyun dapat melihat ikan-ikan kecil berenang bebas dari atas sini.
Tempat ini benar-benar seperti surga.
Walaupun baekhyun tidak pernah tau surga itu seperti apa.
Setidaknya, meskipun saat meninggal nanti dia masuk neraka, baekhyun tidak akan terlalu menyesal karna pernah melihat surga sebelumnya.

Dan tentu saja gratis. Itulah poin terpentingnya.

Beberapa saat kemudian baekhyun sudah sampai di kamarnya.
Baekhyun di tuntun syaher untuk memasuki resort.
Bahkan syaher menawarkan diri membawakan tas ransel milik baekhyun.
Setelah memasuki resort yang lebih menyerupai seperti rumah, baekhyun kembali di buat berdecak kagum.
Bagaimana tidak, Ruangan ini cukup besar dan mewah untuk di tempati seorang diri.
Karna sebenarnya resort ini untuk sebuah paket bulan madu. Tapi karna lokasinya yang berada di atas laut, baekhyun jadi bersikeras ingin menyewa tempat ini saja, membuat tao mengerang frustasi dan hampir gila, karna tentu saja harga sewanya tidak main-main.

Setelah menyimpan tas ransel baekhyun di atas sofa dan memberikan kunci kamar pada baekhyun, syaher berpamitan dan segera pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.
Baekhyun menatap ruang tamunya dengan takjub, lalu berjalan ke arah meja yang terdapat sebuah botol anggur di dalam ember kecil berwanra perak.
Baekhyun tersenyum kecil dan kembali menyimpan anggurnya ke dalam ember kecil itu.
Baekhyun berjalan ke arah kamar tidur.
Kamarnya tidak kalah luas dengan tempat tidur ukuran besar yang terlihat sangat nyaman dan berhadapan langsung dengan laut.
Tapi baekhyun belum berniat tidur untuk saat ini. Jadi pria mungil itu beralih menggeser pintu kaca di depan tempat tidur dan aroma asin air laut langsung menyambut indra penciumannya.

Bau kebebasan.

Rasanya baekhyun ingin berteriak saking senangnya.
Matanya tidak berhenti berbinar-binar saat menatap halaman belakang ini lebih menarik daripada kamar maupun ruang tamunya.
Ada sebuah kolam renag dengan dua kursi santai panjang di pinggirannya.
Dan sebuah gazebo tepat di tepian laut yang terlihat sangat nyaman untuk bersantai di sore hari seperti ini.

Di sampingnya terdapat tangga yang menghubungkan langsung dengan laut.
Memudahkannya untuk melakukan kegiatan menyelam.
Tentu saja baekhyun tidak akan melewatkan yang satu itu.
Baekhyun menghempaskan tubuhnya di atas matras yang tersedia di atas gazebo.
Tubuhnya lelah sekali setelah melakukan perjalanan sejauh itu.
Bahkan baekhyun merasakan kepalanya sakit saat terhempas di atas bantal.

"Ughh jetlag sialan!" umpatnya.
Tidak butuh waktu lama untuk baekhyun terbang ke alam mimpi.
Selain karna rasa lalahnya, angin yang berhembus juga terlalu memanjakan baekhyun, membuatnya semakin mengantuk.
.
.
.
Tbc/end?

MALDIVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang