CHAP 12

2.5K 326 29
                                    


"Kau yakin?"

"Sangat, nyonya."

Untuk beberapa saat Ny.park hanya bisa diam.
"Baiklah."

Setelah memutuskan sambungan dan meletakan kembali ponselnya di atas meja, Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang tidak muda lagi itu menyamankan diri di atas kursi panjang yang berhadapan langsung dengan keindahan pantai maldives. Menghabiskan waktu beberapa menit dalam keheningan.

'Kami tidak menemukan satu datapun dengan Nama Byun Baekhee Nyonya. Kalaupun ada, itu byun baekhee yang lain. Bukan Byun Baekhee yang anda maksud. Bahkan namanya tidak terdaftar sebagai warga negara korea selatan.'

'Namun ada sesuatu yang janggal. Tuan muda di pastikan datang seorang diri ke maldives. Dan tidak ada reservasi atas nama Byun Baekhee di resort tempat tuan muda bermalam. Sebaliknya, kami menemukan reservasi atas nama Byun Baekhyun yang menempati kamar tepat di sebelah kamar milik tuan muda. Dan dia seorang pria."

Ny.park tersenyum kecut.
Dia tahu, sejak awal chanyeol memang sedang bermain-main dengannya. Mengenalkan seorang wanita yang dia sebut sebagai teman kencan. Hanya untuk membuat sang ibu tidak selalu merasa khawatir akan pendamping hidupnya. Hal seperti ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Namun Ny.park tidak menyangka chanyeol menggunakan seorang pria untuk menipunya. Benar-benar di luar dugaan.
Bahkan anak itu sama sekali tidak terlihat seperti seorang pria. Wajahnya begitu mungil, sama seperti bentuk tubuhnya.
Jika memang benar byun baekhee itu seorang pria, Lalu apa alasan chanyeol menggunakan anak itu sebagai teman kencan palsunya, dan mendandaninya seperti seorang wanita?

Yang dia tahu chanyeol itu normal. Bahkan dulu chanyeol begitu mencintai jiyeon dengan sepenuh hatinya.

.. Dulu.

Benar. Itu dulu.. Lalu sekarang? Apakah perasaan putranya itu masih sama pada jiyeon? Dia tidak sebodoh itu untuk melihat bahwa tidak ada lagi cinta di mata chanyeol untuk mantan kekasihnya itu. Tapi kenapa chanyeol setuju untuk kembali pada jiyeon? Lalu Byun Baekhee itu..

Nyonya park tersentak begitu menyadari ke arah mana fikirannya pergi.

Apakah chanyeol...

"Byun Baekhyun."

 


🍑🍑🍑🍑

 

Baekhyun selalu percaya, bahwa cuaca yang cerah akan membawa seseorang pada perasaan senang dan menyenangkan. Seperti saat ini dan hari-hari sebelumnya. Maldives dan apapun yang ada di dalamnya tak pernah membuat baekhyun kecewa. Bahkan sang tata surya seolah tak pernah lelah tersenyum dari atas sana.

Namun secerah apapun cuaca hari ini, sepertinya tidak membawa pengaruh apapun pada dua pria dewasa-namun kekanakan-yang masih setia menekuk wajah mereka sejak 3 jam yang lalu.

Semua berawal dari saat baekhyun yang tengah mandi, tiba-tiba saja di kejutkan oleh suara teriakan yang di susul dengan gedebuk kencaang berasal dari dalam kamarnya.

Baekhyun yang panik, dengan segera menyelesaikan acara mandinya, dan keluar dari dalam kamar mandi untuk melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi di tempat itu. Namun yang dia temukan justru chanyeol dan sehun yang sedang berbagi teriakan di masing-masing ujung tempat tidur baekhyun.

Hampir saja baekhyun terbahak begitu mengetahui alasan konyol di balik pertengkaran keduanya.

Saat itu baekhyun memang bangun lebih dulu karna merasa kepanasan. Dan begitu melihat jam sudah menunjukan angka 05:45, baekhyun memutuskan untuk mandi. Ternyata saat baekhyun mandi itulah, chanyeol dan sehun tanpa sadar memeluk satu sama lain ketika mereka tidur. lalu keduanya sama-sama terkejut begitu membuka mata dan menemukan wajah mereka yang begitu dekat.

Baekhyun tertawa kecil mengingat betapa lucunya kedua bayi besar itu tadi pagi.
"Kenapa kau tertawa?" Tiba-tiba saja sehun bersuara, membuat baekhyun sedikit tersentak dan dengan segera memperbaiki ekspresi wajahnya, walaupun gagal.

"Ekhm.. Aku tidak tertawa."

"Sudah ku bilang lupakan kejadian itu! Aish ini semua gara-gara kau." Kali ini chanyeol yang bersuara, sembari menunjuk sehun menggunakan garpunya.

Sehun yang tidak terima dengan tuduhan chanyeol, berbalik mendelikkan matanya ke arah pria itu.

"Kau bercanda?! Kau yang memelukku tuan park!"-sehun

"Astaga, kalian mulai lagi-" -baekhyun

"Yang benar saja! Kau yang memelukku lebih dulu!"-Chanyeol

"Sebaiknya hentikan ini."-baekhyun

"Kau tidak ingat apa-apa karna kau tidur! Jelas-jelas kau yang memelukku!"

"Sehun-"-baekhyun.

"Itu Tidak mungkin-"-chanyeol

"teman-teman-"-baekhyun

"Kenapa tidak mungkin?!" -sehun

"Tentu saja karna aku masih normal!"

Hening..

Ketiganya terdiam kaku di tempat masing-masing. Baekhyun yang tidak tahu harus berkata apa, sehun yang diam-diam melirik baekhyun, -cemas akan reaksi seperti apa yang di keluarkan anak itu. Dan chanyeol yang terkejut dengan ucapannya sendiri.

'Tentu saja karna aku masih normal!'

Benar.. chanyeol itu normal. Bahkan baekhyun sudah tahu itu sejak awal. Tapi mendengar sendiri dari mulut chanyeol, entah kenapa membuat perasaan baekhyun bergetar tidak nyaman. Perasaan aneh itu datang lagi. Baekhyun benci ini. Bagaimana dadanya menjadi terasa sesak oleh sesuatu yang tidak dia harapkan.

Baekhyun mengerjapkan matanya dan kembali memasang wajah kesal.
"Yak!! Haruskah kalian bertengkar di atas meja makan hanya karna sebuah pelukan?! Kau bahkan sering memelukku ohse! Lalu kenapa kau merasa keberatan saat chanyeol memelukmu?!" Seru baekhyun.

Chanyeol mengerutkan alisnya tak suka begitu mendengar bagian 'sering memelukku.' Entah kenapa fakta baekhyun dan sehun yang sering berpelukkan membuatnya tidak nyaman dan sedikit kesal. Jadi mereka sering berpelukkan?

"Itu berbeda, oke! Aku tidak memeluk pria berotot dan Normal!" Sehun menyindir dengan sedikit seringaian di sudut bibirnya begitu melihat chanyeol yang mulai kembali terpancing.

Chanyeol menatap sehun dengan kedua alis yang menukik tajam. dia bersiap memuntahkan segala bentuk argumennya, sebelum baekhyun kembali menjadi penengah di antara mereka.

"Cukup.. cukup.. hentikan! aku bersumpah akan membalikan meja ini kalau kalian sampai bertengkar lagi." Ancam baekhyun.

"Yak! Aku tidak mengatakan apapun. Si albino ini yang terus bicara!" Sungut chanyeol.

"aku lagi yang di salahkan-" Sehun kembali mendelik.

Belum sempat chanyeol menjawab, ponsel di dalam sakunya berbunyi dengan nyaring. jadi pria itu lebih memilih merogoh saku dan mengangkat panggilan yang masuk ke dalam ponselnya.

Baekhyun mencoba untuk tidak terlalu perduli dan beralih memakan makanannya dengan sedikit tidak berselera. Sedangkan sehun kembali memperhatikan bagaimana ekspresi baekhyun.

Sehun tidak buta. Dia mengenal baekhyun selama hampir seperempat hidupnya. sehun bisa menebak dengan jelas bahwa baekhyun tertarik dengan park chanyeol. -Atau bahkan mulai menyukai pria itu. Dan ucapan chanyeol tadi tentu saja berpengaruh besar untuk perasaannya. Pasti sulit sekali untuk baekhyun. Kenapa juga si park chanyeol itu harus bersikap seolah-olah dia menyukai baekhyun kalau memang merasa dirinya normal.

"Aku harus pergi."
Suara berat chanyeol kembali memecah keheningan yang sempat terjadi di antara mereka.

Tidak. chanyeol tidak bicara pada sehun. Tatapannya terarah pada baekhyun. Membuat yang paling mungil di antara mereka itu mengangkat kepalanya dan mengerjap beberapa kali dengan wajah bingung.

"Apa ada masalah?" Tanyanya.

Chanyeol menggeleng. "Tidak ada yang serius. Hanya beberapa masalah pekerjaan."

"Ah, begitu.. kalau begitu pergilah." Titah baekhyun. Chanyeol mengangguk dan melirik sehun sekilas. Merasa sedikit berat di dalam hatinya membiarkan baekhyun kembali berduaan dengan si kulit pucat yang sialnya selalu bersikap menyebalkan saat di hadapannya itu.

Jangan-jangan kalau chanyeol tidak ada, mereka akan berpelukan, seperti yang baekhyun katakan bebrapa saat yang lalu.
Diam-diam chanyeol menghela nafas berat.
"Aku pergi." Pamitnya.

Baekhyun mengangguk dan chanyeol melangkahkan kaki panjangnya meninggalkan meja mereka. keluar melalui pintu restoran.

Baekhyun kembali makan dengan tenang. Namun fikirannya melayang entah kemana. Baekhyun merasa ada yang tidak beres.

Apa terjadi sesuatu pada pekerjaan chanyeol?

Apa pria itu dalam masalah?

Kenapa chanyeol terlihat serius dan buru-buru?

Baekhyun ingin menyangkal, namun tidak bisa di pungkiri bahwa dirinya mulai merasakan kekhawatiran akan diri park chanyeol.

Seharusnya tidak seperti ini. seharusnya baekhyun tidak merasakannya dan membuat dirinya sendiri dalam masalah. Mereka bahkan baru saling mengenal 5 hari yang lalu, dan baekhyun tidak seharusnya menyukai chanyeol sedalam ini. Apalagi chanyeol itu normal. Bahkan dia memiliki kekasih yang sangat cantik.

Lalu bagaimana dengan baekhyun? Kalau seperti ini siapa yang bisa di salahkan? Tanpa sadar baekhyun melengkungkan bibirnya ke bawah.

"Hey jangan berpose seperti itu. Kau ingin ku cium ya?" Goda sehun, sambil mencubit bibir baekhyun.

Baekhyun mendengus dan semakin mempoutkan bibirnya. "Jujur saja. Kau menyadarinya, bukan?" Tanya baekhyun.

Sehun menngangkat bahunya asal, kemudian menipiskan bibirnya sebelum kembali bicara.
"Maaf maaf saja. Aku terlalu memahamimu, jadi jangan harap kau bisa menyembunyikan apapun dariku."

Baekhyun memasang wajah merajuk. "Kau dengar sediri apa yang dia katakan bukan?"

"Aku mengerti." Angguk sehun. satu cup ice cream untuk menaikkan mood?" Tawarnya, kemudian. Namun baekhyun menggelengkan kepalanya masih dengan wajah mendung. "Dua cup." Baekhyun menawar, Entah kenapa baekhyun selalu mengeluarkan sifat manjanya saat sedang bersama sehun. Mungkin karna sehun yang selalu berusaha memanjakannya sejak dulu.

Sehun terkekeh, kemudian mengusap kepala baekhyun sayang. "Baiklah 2 cup ice cream stroberry untuk merenovasi mood ByunPuppyku."

"Yakk!! Aku bukan anjing ohse!!"



🍑🍑🍑🍑



"Anda sudah siap, tuan?"

Chanyeol tidak langsung menjawab. Tatapannya ia alihkan pada pintu kamar yang berada tepat di sebelah kamarnya.
Baekhyun belum pulang.

Ada sedikit masalah di perusahaan, dan mereka membutuhkan chanyeol di perusahaan secepatnya. Tapi bagaimana dengan baekhyun? Apa tidak apa-apa pergi dengan cara seperti ini? Apa mereka akan bertemu lagi suatu hari nanti?

Chanyeol mengerti dengan apa yang dia rasakan, meski sebisa mungkin menyangkalnya. Namun entah apa yang telah mulut kurang ajarnya katakan beberapa waktu lalu.

Entah ini Cinta, atau dia hanya sedang terbawa suasana saja. Chanyeol akan mencari tahunya sesegera mungkin.

Dia akan menyelesaikan urusannya dengan jiyeon dan perusahaannya, lalu mencari Baekhyun untuk meyakinkan perasaannya.

Chanyeol tersenyum kecil, kemudian beralih menatap pelayan yang masih setia berdiri tak jauh darinya, menunggu perintah dari chanyeol.

"Ayo pergi."

 


🍑🍑🍑


Baekhyun baru saja melambaikan tangannya ke arah sehun yang berjalan semakin jauh, dan berniat masuk ke dalam kamarnya ketika seorang pelayan hotel mendatanginya dan menyerahkan satu papper bag berukuran sedang pada baekhyun.

"Apa ini?" Tanya baekhyun.

Baekhyun tidak begitu mengerti apa yang pelayan itu katakan. Karna dia bicara dalam bahasa inggris. Namun begitu mendengar nama Mr.park keluar dari bibir pelayan itu, dan satu-satunya park yang dia kenal si sini hanyalah park chanyeol, jadi baekhyun menebak bahw papper bag itu dari chanyeol. Jadi, setelah pelayan itu pergi, baekhyun segera mengeluarkan isi dari paperbag tersebut. Dan baekhyun mendapatkan satu kotak berisi sepasang sepatu dengan merek ternama, yang baekhyun sendiri malas memmbayangkan harganya. Satu-satunya yang menarik perhatian baekhyun adalah note kecil yang terselip di antara sepatu hitam itu.

Baekhyun mengambil note itu dan membacanya dengan singkat.

(Kau suka? Jangan mabuk lagi, dan masuk ke dalam kamar orang lain-PcY)

Baekhyun mengerutkan keningnya tidak mengerti. Kenapa chanyeol memberikannya sepatu dan note dengan tulisan ambigu seperti ini?
Baekhyun mengalihkan tatapannya pada pintu kamar chanyeol. Sebelum menyadari sesuatu.

"Tidak mungkin.." lirihnya.

Sontak kedua kakinya melangkah cepat ke arah kamar chanyeol dan memencet belnya berkali kali. Beberapa saat, namun tidak kunjung ada jawaban.

Baekhyun beralih mengetuk pintunya. Sedikit menggedor dengan kasar.

"CHANYEOL!!! PARK CHANYEOL INI AKU!! CHANYEOL KAU DI DALAM??! PARK CHANYEOL!!"

Nafas baekhyun terengah. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat, dan perasaan di dalam hatinya seolah tengah di aduk-aduk.

Baekhyun berhenti mengetuk. kepalan tangannya bertumpu di atas permukaan pintu, dengan kepala menunduk dalam.
"Kau berengsek.. kau akan pergi begitu saja? Kau-"

Bukan perpisahan seperti ini yang baekhyun inginkan. Meskipun baekhyun tahu chanyeol itu normal dan tidak memiliki perasaan yang sama dengannya, tidak bisakah mereka setidaknya berpisah dengan cara yang lebih baik? Sebagai seorang teman?

Setidaknya berikan baekhyun sedikit waktu untuk mengatakan selamat tinggal sebagai seorang teman. Bukan dengan note kecil tidak berguna dan juga sepasang sepatu.



🍑🍑🍑🍑



Pesawat chanyeol mendarat pukul 8 malam, dan langsung di sambut oleh sapaan penuh hormat dari minho. Sekertarisnya.

"Apa eomma sudah pulang?" Tanya chanyeol.

"Belum presdir.. Ny.park akan kembali besok siang." Jawab minho.

Chanyeol mengerutkan keningnya bingung. Bukankah ibunya sendiri yang meminta chanyeol agar segera pulang? Lalu kenapa dirinya sendiri masih betah berada di sana.






.




Baekhyun terbangun di pagi hari, dengan seluruh permukaan wajah yang lengket oleh bekas air mata, dan kedua matanya yang sembab, membuat matanya yang kecil semakin tenggelam. Benar-benar kacau.

Baekhyun mendudukkan dirinya dengan malas, kemudian menatap nanar pemandangan laut biru di luar jendela kaca besar dari dalam kamarnya.

Seharusnya baekhyun mulai berkemas, karna penerbangannya pukul 2 siang ini.
Tapi entah kenapa baekhyun merasa begitu berat meninggalkan maldives dan semua yang dia dapatkan dari tempat ini. Hanya dalam 6 hari baekhyun merasakan apa itu jatuh cinta dan patah hati di waktu bersamaan.

Luar biasa.. luar biasa menyebalkan.

Baekhyun menatap keki pada kotak sepatu pemberian chanyeol Yang dia letakan di tepi tempat tidur semalam. Baekhyun menendang kotak itu hingga jatuh dengan isi yang berhamburan di atas lantai.

Awalnya baekhyun hanya diam menatap ke arah sepasang sepatu itu tanpa melakukan apapun selama hampir 30 detik. Namun di detik ke 35, baekhyun dengan gesit merangkak turun dan memunguti sepatu mahal pemberian chanyeol dan meletakannya kembali ke dalam dus. Setelah itu baekhyun hanya duduk diam di bawah tempat tidur, tanpa tahu apa yang tengah di fikirkannya.



TBC

Males edit:)

MALDIVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang