Hantu ?

52 9 7
                                    

" tuan", Maari kembali bersuara "secara garis besar". Ucap Maari dengan keseriusan yang tak dibuat-buat " anda, tuan Baracu De reth atau tuan Bareth", aku menelan Saliva ku susananya jadi amat menegangkan "telah menjadi bagian bangsawan De liuiq sekaligus...

SUAMI DARI NONA SHARAS DE LIUIQ !

APA ?!

Pekiku dan Sharas bersamaan,Sharas langsung berlari keluar disusul oleh Laras "tu-tunggu Maari, apa maksudmu ?!", makiku tak mengerti.

" maksud saya sudah sangat jelas tuan", aku hampir berdiri tapi tuan Hans menahan lenganku, memberi isyarat agar aku kembali duduk dan menenangkan pikiran sejenak.

Yah... Satu-satunya hal baik yang terpikirkan olehku adalah, belum ada yang tahu soal kepenerusan keluarga De liuiq, dan statusku sebagai suami Sharas, untuk saat ini !

Aku mengangkat wajahku saat Maari dengan sengaja berdehem agak keras "tuan, kalau anda memikirkan tentang masalah ini, anda tak perlu khawatir". Aku mengernyitkan dahiku, tak usah khawatir ? Benarkah itu ?

" karena sepulang dari rumah sakit tadi, saya sudah memberi kabar ini kepada setiap kerabat dan bangsawan lain, jadi... " aku benar-benar tak percaya dengan apa yang dikatakan Maari dengan mudahnya, seolah ini bukan persoalan besar.

"Jadi semua orang sudah tahu kalau anda adalah suami nona Sharas", pungkas Maari dengan senyum yang mengembang, pelayan lain juga kelihatan tak mempermasalahkan apapun, SIAL !

----------

Sudah tiga hari sejak pemakaman, kini aku tinggal di rumah ini, rumah milik keluarga De liuiq, pekerjaanku sebagai tukang kebun digantikan oleh tiga orang. Tentu saja seluruh pelayan di sini menerimaku dengan senang hati, kecuali 'dia', SHARAS DE LIUIQ, satu-satunya penerus sah keluarga De liuiq, gadis yang harusnya kupanggil dengan hormat, istriku.

Aku masih menyangsikan pernikahanku dengan Sharas. Entah kenapa tak ada upacara pernikahan antara kami berdua, bukanya aku sangat menginginkannya, tapi aneh saja seorang puteri bangsawan menjadi seorang istri orang biasa dengan tanpa upacara pernikahan, benar-benar tak ada hal wajar dirumah ini bagiku.

" tuan, kelihatanya anda kurang senang dengan keadaan ini". Tanya Maari setelah meletakan secangkir kopi hangat di depanku "apa anda tidak mencintai non... Ehm maksud saya, apakah anda tidak mencintai nyonya Sharas ?", aku mengangkat kedua alisku.

" bu-bukan begitu Maari", ucapku ragu.

"Apa anda sudah punya gadis yang anda cintai ?", todong Maari cepat, pembicaraan ini semakin tak masuk akal bagiku, aku mendengus kesal " Maari, katakan padaku", aku memberi jeda, takut-takut kalau pertanyaanku menimbulkan kesalah pahaman.

"Apakah tak ada upacara perni...".

" HALO !!! YUHUUU !!!".

Teriakan lantang itu mampu membungkam mulutku, suara melengking itu berasal dari luar, aku melirik pada kebun bunga dan mendapati seorang gadis berambut blonde, ia mengenakan gaun biru muda selutut tanpa lengan, di-iringi seorang pria muda berseragam yang memayunginya.

"Pagi Maari", sapa gadis itu seraya masuk ke dalam rumah, aku dan Maari saling pandang. Tak lama kemudian gadis itu kembali sambil berlari-lari kecil " tu-tunggu !", ucapnya mendekatkan wajahnya padaku, aku hanya menatap bingung "KYAAAA...!!!", aku langsung menjauhkan wajahku darinya, apa-apaan dia itu ?

" Sha ! Sha Sha !!!", teriaknya sambil berlari ke dalam. Sha ?! Sharas kah ? Aku memandangi Maari dan pelayan gadis itu bergantian "siapa dia ?", tanyaku meminta penjelasan.

" beliau adalah nona Anne Geraldanie, teman baik nyonya Sharas", ucap pelayan itu memperkenalkan majikanya "dan saya...", sambungya meletakan tangan kanan di dada dan membungkuk penuh.

" saya Maure pelayan pribadi nona Anne, sebuah kehormatan bisa berjumpa dengan anda tuan De reth". Aku mengangguk dan tersenyum kaku, jujur aku mulai risih diperlakukan seperti ini.

Maari mendekatkan mulutnya ke telingaku "Maure ini perempuan tuan", ha ? Benar-benar tak terlihat seperti seorang perempuan, potongan rambutnya yang pendek dan wajahnya yang harus kuakui cukup untuk menggaet hati gadis-gadis.

" TA-DA !". Aku menghela nafas lelah, Anne lagi-lagi datang sambil teriak-teriak. Kini ia datang bersama Sharas yang selama tiga hari ini tak memperdulikanku, seolah aku ini tak ada sama sekali.

Ah !. ya dengan ekspresi itu, ekspresi kecewa dan pandangan yang datar "hai ", sapa Anne girang sambil mengulurkan tangan kananya " kenalin Anne, Anne geraldanie", ucapnya lembut setelah aku menyambut uluran tangan itu "Barac, Baracu De reth", balasku seramah mungkin, bahkan aku menunjukan senyum terbaiku.

" wah... Bahkan nama tengah kalian sama", ucap Anne dengan takjub, aku hanya tertawa kikuk menanggapinya, Anne tak kunjung melepaskan tanganku aku jadi agak nervous saat Sharas mlirik tajam padaku, sialnya Anne malah semakin mengeratkan genggamanya menahan tanganku.

CUKUP !

Teriak Sharas menampik tanganku agak keras. Aku agak bisa bernafas lega, Anne terkikik geli. Aku jadi membayangkan kalau saja Anne bertemu dengan Harish, Sharas langsung mengajak Anne menuju kamarnya, samar-samar aku dapat mendengar percakapan mereka "jadi itu yang namanya Bareth ? Boleh juga untuk seorang

HANTU !

Cermin ajaib [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang