Kemah

2.5K 210 10
                                    

Chapter 4 : Camp









Sasuke memasuki kelasnya dengan langkah lesu, dapat dilihat dengan jelas kantung mata hitam bertengger di bawah kedua mata Onyxnya. Pemuda itu tidak menyangka bahwa tadi malam dirinya dibuat tidak bisa tidur oleh teman-temannya yang bermain kartu semalaman suntuk. Ingin rasanya Uchiha terakhir itu membolos dari sekolahnya, namun pemuda itu tidak boleh menyia-nyiakan otaknya yang cerdas dengan hanya bermalas-malasan.

Mendudukkan dirinya pada bangku yang terletak diujung kelas, Sasuke melipat kedua tangannya diatas meja dan membenamkan wajahnya disana. Tidak memerlukan waktu lama, deru nafas yang teratur terdengar darinya.

-,

“Kukira hari ini akan libur, mengingat besok lusa kita akan pergi berkemah.”  Gerutu Ino pada Sakura yang berjalan disampingnya, kali ini mereka seperti anak kembar dengan surai yang dikuncir tinggi.

Sakura mengangkat bahunya dengan malas, gadis itu tahu kalau besok lusa sekolah akan mengadakan acara kemah di hutan yang ada di Suna. Dengan keadaan negara itu yang begitu gersang membuatnya bingung, apa ada hutan disana?. Tak ayal gadis musim semi itu juga tidak bisa tidur semalaman memikirkan hal yang sepele itu.

 Tak ayal gadis musim semi itu juga tidak bisa tidur semalaman memikirkan hal yang sepele itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Khikhi, lihat itu. Tidak kusangka seorang pangeran sekolah bisa juga tidur di kelas.”  Ino berbisik dengan pandangan geli melihat Sasuke yang masih tertidur.

Membuat Sakura juga ikut memperhatikannya.
“Dia juga manusia pig.” Ujarnya dengan malas. Kenapa sahabat pirangnya itu begitu bodoh.

Mendengarnya tentu saja membuat Ino menahan tawanya. “Kau benar khikhikhi.”

Dan mereka pun terkikik geli seraya melanjutkan langkahnya menuju tempat duduk mereka masing-masing.

Tidak berselang lama, beberapa murid juga memasuki kelas dan kegaduhan yang disebabkan oleh mereka pun mulai terdengar. Ada yang mengobrol, ada yang bermain kejar-kejaran layaknya anak TK, dan ada pula yang bermain lempar-lemparan kertas yang dibentuk menyerupai bola. Khas anak sekolahan bukan.

“OHAYOUUU GOZAIMASUUU MINNAA-SAAAN.”

Kegaduhan bertambah parah saat teriakan penuh energi Naruto menggema di seluruh kelas XII-A tersebut. Membuat satu-satunya orang yang tengah tertidur dipojok kelas menjadi sedikit terusik.

“Suara jelekmu seperti Toa, Naruto.”  Ejek Sai yang muncul dibelakang pemuda pirang itu, membuat orang yang merasa diajak berbicara pun merasa tersinggung dan memelototi sahabat klimisnya itu dengan tajam.

“Apa kau bilang?.” Tanya Naruto dengan wajah memerah.

Sai mengalihkan pandangannya kearah lain dan melanjutkan langkahnya menuju bangkunya berada. “Tidak ada.” Jawabnya dengan acuh.

Tsuyoi On'nanoko [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang