Tsuyoi On'nanoko [END]

Kenangan

Chapter 9 : Reminiscence

Flasback

Suasana ramai memenuhi segala penjuru KSHS saat acara penerimaan murid baru yang terpilih dari sebuah test seleksi diterima di sekolah tersebut. Bahkan tidak hanya murid yang memiliki otak diatas rata-rata dan anak konglomerat saja yang dapat memasuki sekolah paling elit itu. Tetapi ada juga beberapa murid yang mendapat beasiswa dari KSHS itu karena otak mereka yang bisa dibilang cerdas dan ber-IQ tinggi.

-,

Pagi ini, dengan mengenakan seragam putih dan rok hitam selutut bagi anak perempuan dan celana hitam panjang bagi anak laki-laki. Dengan sebuah name tag yang terbuat dari kertas karton bewarna-warni yang mengalung indah di depan dada mereka, rambut yang dikucir dua dengan pita yang berbeda bagi perempuan dan lelaki mengenakan topi yang terbuat dari kertas karton. Cukup membuat halaman luar KSHS terasa mencolok dengan aneka warna dari properti yang dikenakan para siswa dan siswi tersebut.

Sebuah mobil Limousine mewah berhenti di depan gerbang KSHS, membuat beberapa murid yang bersekolah disana memandang takjub pada mobil mahal itu dan menanti-nanti siapa yang akan keluar dari sana.

Detik-detik saat pintu mobil mewah itu terbuka, sebuah kaki jenjang yang terbalut sepatu flat hitam mengkilat dengan berkaos kaki hitam selutut mulai menjulur keluar. Tak lama seorang gadis belia yang memiliki surai merah muda panjang dikepang dua dengan sebuah kacamata bulat berlensa tebal yang bertengger di hidung mancungnya. Gadis itu menyunggingkan senyuman manisnya.

Semua siswa yang sedari tadi menantikan siapa pemilik mobil mewah itu menghela nafas kecewa saat mengetahui orang yang kaluar dari mobil itu yang hanyalah sesosok gadis berpenampilan culun dan terlihat seperti kutubuku.

Haruno Sakura, itulah nama gadis yang saat ini tengah berjalan dengan kepala menunduk memasuki gerbang utama KSHS yang sudah diisi oleh murid baru yang juga diterima disana. Kedua tangan mungilnya bergetar saat mendapat tatapan penuh akan sindiran dan hinaan dari beberapa siswi yang ada disana. Bahkan tidak jarang tubuh mungilnya hampir limbung saat terdorong oleh beberapa siswa yang berlarian di koridor. Membuatnya seperti terkucilkan karena penampilannya.

Setelah mendapat barisan yang dikiranya jauh dari anak-anak yang pasti akan menjahilinya. Sakura mengedarkan pandangannya ke segala penjuru halaman dan mendapati beberapa senior yang berdiri di atas panggung di depan sana.