Terlihat seorang siswa sedang berlari menuju kelasnya. Sepertinya dia terlambat.
"Huft... aku harus cepat!" batinnya.
"Park Jisung!" Jisung berhenti dan melihat ke arah belakang, asal suara yang memanggilnya.
"Chenle? Ada apa? Aku harus cepat. Kau juga terlambat?! Ayo! Kita harus cepat!" Jisung menarik tangan Chenle.
"Hei untuk apa? Hari ini semua guru rapat. Kak Jeno dan yang lainnya sudah berada di kantin. Ayo!" kali ini Chenle yang menarik tangan Jisung.
..
Sesampainya di kantin mereka langsung menghampiri meja yang di tempati Jeno, Jaemin, Renjun, dan Haechan."HAI SEMUANYA!" teriak Chenle dengan suara lumba-lumbanya dan duduk di tempatnya.
"Tidak perlu berteriak!" ketus Jisung yang hanya ditanggapi cengiran oleh Chenle.
"Hei apakah kalian ta-"
"Tidak" kalimat Haechan terpotong.
"Aku belum selesai" Haechan menatap teman-temannya dengan kesal.
"Tadi aku membaca sebuah berita yang berisikan tentang sebuah virus misterius. Virus itu sangat berbahaya dan itu akan menyebar melalui luka gigitan, cakaran, dan sebagainya" mendengar hal itu Jeno langsung teringat sesuatu.
"Hei Jaemin, Renjun, perasaanku tidak enak" Jaemin dan Renjun menatapnya termasuk Jisung, Haechan, dan Chenle.
"Apa itu?"
"Entahlah. Aku akan ke kelas Naera sekarang. Apakah kalian ingin ikut?" semuanya mengangguk kemudian mengikuti Jeno ke kelas Naera. Naera adalah Adik Jeno satu-satunya. Mereka hanya tinggal berdua di Seoul, orangtua mereka tinggal di London untuk mengurus bisnis.
Di sepanjang jalan menuju kelas Naera, mereka terus mengobrol dan bercanda hingga sesuatu membuat mereka berhenti berjalan.
"Hei! Keluarlah dari sini! Apa maumu?!" teriakan itu berasal dari satpam sekolah mereka.
"Ada apa itu?" mereka hanya mengendikan bahu mendengar pertayaan Jisung.
"ARRGGG!"
Mata mereka membola terkejut pasalnya satpam itu tiba-tiba saja digigit di bagian leher oleh seseorang yang tidak jelas identitasnya. Orang tersebut berpenampilan acak-acakan, berjalan dengan terseok-seok, badan penuh luka, urat-urat yang menonjol, dan yang paling mengerikan mulutnya mengeluarkan darah.
Mereka menatap horror kejadian itu.
Satpam itu tergeletak berlumuran darah sedangkan orang aneh itu berjalan ke arah mereka.
Mereka masih diam di tempat dan memperhatikan satpam itu mulai menggeliat dan tiba-tiba bangkit dari posisinya. Penampilannya sudah sama seperti orang aneh itu.
Jaemin yang tersadar langsung menarik tangan Jeno yang berada di sampingnya.
"Kita dalam bahaya! Itu bukan manusia, ayo kita ke kelas Naera dan pergi dari sini!" mereka semua berlari menuju kelas Naera.
"NAERA!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗥𝗘𝗔𝗠
Horror"Apa yang harus kita lakukan? Semuanya hancur. Apakah kita juga akan seperti mereka?" . . . . . . "Semuanya! Lari!" "Di belakangmu!" "KAKAK!"