Coba baca sambil dengerin lagu Long Slow Distance-NCT 127
●●
●
●
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Tidak ada yang berbicara. Mereka sibuk dengan kesibukannya masing-masing.
"Kak Taeyong, aku lapar" Lucas mengarahkan pandangannya pada Taeyong yang sedang duduk di samping Jaehyun.
"Aku juga lapar"
"Aku juga"
"Aku juga"
"Baiklah, aku akan memasak. Tunggu sebentar dan Jaehyun, apakah kita bisa berhenti?"
"Aku akan mencari tempat yang aman untuk berhenti" Taeyong mengangguk kemudian pergi untuk memasak. Ngomong-ngomong, mereka belum makan siang dan hari sudah malam.
Taeyong mulai memasak dan tiba-tiba Naera dan teman-temannya mendekati Taeyong.
"Kak, kami akan membantumu"
"Baiklah, terima kasih"
Setelah beberapa menit mereka memasak, akhirnya masakannya selesai.
"Waktunya makan!" seru Hwayoung.
"Jaehyun, berhenti saja disini" Jaehyun langsung berhenti di sebuah lahan yang luas dan disana terdapat pohon yang sudah mati.
Semuanya duduk di lantai bus dengan rapi, kecuali Jeno. Dia tidak bergabung dengan yang lain.
Taeyong mulai membagikan makanan pada setiap orang yang berada di bus.
"Naera, berikan ini pada Jeno" Naera menerima makanan yang diberikan Taeyong.
"Terima kasih, Kak"
Naera berjalan mendekati Jeno yang berada di bagian belakang bus. Jeno duduk dengan menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangannya.
"Kak" panggil Naera pelan dan duduk di depan Jeno.
"Kak" panggil Naera sekali lagi dan Jeno langsung menatapnya. Tunggu! Wajah Jeno terlihat aneh.
"Kakak menangis?" ya, mata Jeno sembab dan terdapat jejak air mata di pipinya.
"Naera.." suara Jeno terdengar parau.
"Kakak kenapa?" Naera merasa khawatir dan meletakkan makanannya di sampingnya.
"Kak, katakan padaku. Apa yang terjadi?"
"A-aku.. aku takut"
'GREP'
Naera memeluk Jeno dan mengusap punggung Kakaknya itu.
"Kakak tidak perlu takut. Kemana Kakak ku yang pemberani? Apakah Lee Jeno penakut kembali?" Naera melepaskan pelukannya dan menatap Jeno.
"Nae-" kalimat Jaemin terhenti ketika melihat Jeno dan Naera.
"Jaem-"
"Ssttt!" Jaemin menempelkan jari telunjuknya di bibir Haechan.
Mereka berdua melihat Naera dan Jeno yang baru saja menangis.
"Aku tidak suka melihat Kakak menangis. Kalau Kakak menangis aku merasa seperti seorang wanita yang lebih tua darimu. Jangan menangis, Kakak jelek kalau menangis!" celetuk Naera pada Jeno. Jeno hanya menanggapinya dengan senyuman.
"Maafkan aku" Naera mengernyitkan alisnya karena tidak mengerti maksud Jeno.
"Maafkan aku karena tidak bisa seperti Kak Johnny"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗥𝗘𝗔𝗠
Horror"Apa yang harus kita lakukan? Semuanya hancur. Apakah kita juga akan seperti mereka?" . . . . . . "Semuanya! Lari!" "Di belakangmu!" "KAKAK!"