"Kak Jaehyun? Naera?"
Jaehyun dan Naera langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara dan langsung membolakan mata mereka karena terkejut.
"Jaemin? Jeno?"
"Kakak" Naera langsung berlari dan memeluk Jeno. Mereka tak menyangka akan bertemu lagi.
"Kau tidak terlukakan?" Naera menggeleng di pelukan Jeno.
"Bagaimana dengan Kakak?"
"Aku baik-baik saja tapi, tangan Jaemin terluka" Naera terkejut dan langsung menghampiri Jaemin.
"Aku akan mengobatinya" Jaemin tersenyum dan mengikuti Naera untuk duduk.
"Apakah di luar masih banyak zombie?" Jaehyun bertanya pada Jeno yang sedang minum.
"Di sekitaran sini tidak terlalu banyak tapi, aku tidak tahu di tempat lain" Jaehyun hanya mengangguk paham.
"Bagaimana kalau kita beristirahat di rooftop? Gedung ini aman" Jaehyun memberikan saran pada ketiga orang yang lebih muda di depannya ini.
"Aman?" Jeno dan Jaemin merasa bingung mendengar perkataan Jaehyun. Bagaimana Jaehyun tahu kalau gedung itu aman?
"Winwin dan Kak Yuta jatuh dari gedung ini. Itu artinya semua zombie sudah mati. Kita tinggal membuang zombie-zombie itu ke bawah" Jaehyun menaikki anak tangga satu per satu dan disusul oleh Jeno. Sebenarnya Jeno dan Jaemin tidak menyangka kalau Yuta dan Winwin bisa menjadi zombie dan jatuh dari gedung ini.
DREAM
Weiqian berjalan pelan mengikuti arah yang ditunjukkan alat yang dipegangnya, hati dan pikirannya berkecamuk. Sebenarnya dia bingung harus melakukan apa, dia hanya seorang diri saat ini.
'Tuk!'
Weiqian mendongak ke atas, mencari sumber dari jatuhnya batu kerikil di depannya dan saat menemukan pelakunya dia langsung menangis.
Jaemin, Jeno, dan Jaehyun bekersama untuk menjatuhkan mayat-mayat zombie itu ke bawah, agar mereka bisa beristirahat.
Setelah semuanya sudah dijatuhkan, mereka memilih untuk tidur. Bisa tidur tenang atau tidak, itu urusan belakangan, yang terpenting mereka bisa memejamkan mata sejenak dan beristirahat.
Jeno tidak bisa tidur, pikirannya sangat kacau kemudian memilih untuk duduk dan melihat Naera yang tidur di sampingnya. Jeno tersenyum tipis melihat Adiknya yang bisa tertidur.
Karena merasa bosan, akhirnya Jeno memilih untuk melihat-lihat pemandangam malam di ujung rooftop. Apakah ini bisa disebut pemandangan? Tentu saja tidak, itu semua adalah kekacauan.
Matanya melihat kekacauan itu dengan pandangan sendu. Satu per satu bangunan di perhatikannya dan akhirnya berhenti pada seseorang.
"Bukankah itu manusia?" Jeno menyipitkan mata sipitnya itu untuk melihat seseorang itu manusia atau zombie.
"Weiqian?" mata Jeno membola karena terkejut. Yang dilihatnya adalah Weiqian yang masih hidup. Jeno mencari sesuatu untuk memberikan kode pada Weiqian dan menemukan sebuah batu kerikil.
'Tuk!'
Weiqian mendongak ke atas, mencari sumber jatuhnya batu kerikil di depannya dan saat menemukan pelakunya dia langsung menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗥𝗘𝗔𝗠
Horror"Apa yang harus kita lakukan? Semuanya hancur. Apakah kita juga akan seperti mereka?" . . . . . . "Semuanya! Lari!" "Di belakangmu!" "KAKAK!"