14

1.7K 259 98
                                    

Keberuntungan benar-benar tidak berpihak pada Taeyong dan teman-temannya. Segerombolan zombie mengejar mereka dengan bringas dan sangat cepat.

Taeyong dan yang lainnya dengan susah payah menembaki zombie-zombie itu.

"Kak! Keluarkan alat peledak tadi!"

'Astaga, anak ini benar-benar membuatku marah!'

Doyoung hanya diam tak menanggapi perkataan Aeri yang terkesan memaksanya. Bukannya tidak mau tapi, Naera hanya memberinya beberapa dan berpesan untuk memakainya saat keadaan darurat.

'DOR!'

"GRAAWH!"

"GRAAWH!"

"KHAAK!"

'DOR!'

'DOR!'

"KEMARI!" mereka semua langsung mengikuti Taeyong untuk berlari ke arah timur.

'DOR!'

'DOR!'

'DOR!'

"Kapan zombie-zombie ini akan musnah?!" Lucas lagi-lagi menggerutu kesal dan tangannya masih terus menembak zombie-zombie yang mengejar mereka.

'DOR!'

'DOR!'

'DOR!'

"HEI, SALAH SATU DARI KITA HARUS MATI AGAR ZOMBIE-ZOMBIE ITU TIDAK MENGEJAR SISANYA!" semuanya terkejut mendengar perkataan Aeri. Yang benar saja, hal gila macam apa itu?

'DOR!'

"GRAAA!"

"KHAAK!"

"GRAAAWH!"

'DOR!'

'DOR!'

"AYO!" mereka kembali berlari setelah jumlah zombie itu semakin berkurang, hanya tinggal beberapa.

Mereka sudah menemukan gedung yang aman dan langsung pergi ke rooftop setelah menahan pintu menggunakan barang-barang yang cukup berat.

'DOR!'

'DOR!'

'DOR!'

Mereka menembak zombie yang tersisa dari rooftop.

"Hah.." mereka langsung terduduk setelah melihat zombie-zombie itu sudah mati semua.

"Apakah sudah dekat?"

"Ya, kita hampir sampai" ada perasaan lega di diri mereka tapi, perasaan takut masih tetap menyelimuti diri mereka.

"Hei, apa maksud dari perkataanmu tadi?" Aeri hanya diam, dia bingung harus menjawab pertanyaan Taeyong bagaimana.

"Apakah kau gila?" kali ini Doyoung yang bertanya.

"Sepertinya kau memiliki dendam dan orang itu berada di tim kita" Doyoung menekan kata 'kita' dan terus menatap Aeri dengan tatapan tajamnya. Aeri benar-benar terintimidasi saat ini.

"D-dendam? Tidak! Aku tidak ada dendam!" Doyoung menghela nafas jengah dan memilih menjauh dari Aeri dan tidur.

"Sekarang kita istirahat saja"

DREAM

Pagi sudah tiba, Johnny dan teman-temannya memilih untuk keluar dari ruang bawah tanah dan melanjutkan perjalanan.

𝗗𝗥𝗘𝗔𝗠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang