13. Fikra Kezia Savira Bima

38 4 0
                                    

"Jadi udah fix ya, Vir? WBB Bakal tampil jam 7 malam, bawain tiga lagu, kalian tampil setelah perform dari anak-anak tari, ruang transitnya bakal ada di ruang 301, itu ruang transit bersama ya, kalian bakal barengan sama anak Chips, juga The Rose. Untuk konsumsi snack udah tersedia di ruangan, kalau untuk makannya bakal kita bagi setelah tampil ya? Gimana?"

Gue memasukan ponsel ke dalam tas. Sedari tadi, benda persegi panjang itu gak berhenti berbunyi, menandakan ada panggilan masuk dari seseorang. Kalau kalian kira panggilan itu dari Bima, jawabannya salah. Panggilan itu datang tidak lain tidak bukan dari seorang Fikra. Laki-laki dengan kacamata bulat yang gue yakin sekarang lagi sumpah serapah karena sedari tadi gak sama sekali gue angkat panggilan ataupun balas chat dari dirinya. Ya kali?! Secara gue sekarang lagi duduk bersama seorang perempuan cantik bernama Kezia. Iya Kezia. Mantannya Fikra yang bodoh itu. Gue lagi ngomongin masalah perform WBB di acara music fest yang akan terselenggara satu minggu lagi. Masa iya gue mengalihkan fokus cuma buat bilang, "tunggu sebentar?!" ih males. Mending gue diemin aja daripada membuang waktu gue selama beberapa detik. Ya walaupun ujung-ujungnya juga tetap terganggu sih.

"Vir? Gak mau diangkat aja telfonnya?"

"Gausah deh Kez. Gak apa-apa. Biarin aja."

"Nanti, Fikra marah. Angkat dulu aja." Kezia senyum, dia memilih untuk meletakan beberapa kertas yang tadi ada di pangkuannya, dan menguncir rambut panjangnya dengan asal. posisinya sedikit memundur, seolah memberikan ruang untuk gue mengangkat telfon dari Fikra.

Gue mengalah, akhirnya gue kembali mengambil ponsel gue dan berniat menghubungi Fikra yang memang, pasti, mendapatkan perintah dari Bima untuk mengantar gue ke lokasi pemotretan. Heran ya! Ini si Bima kasih anak orang apaan sih sampai-sampai Fikra nurut banget sama dia?!

"Lo kenapa sih gak bales telfon gue? Chat gue gak dibales? Kan sekedar bales lagi di joglo kecil doang bisa."

Gue mendongak, mendapatkan sosok Fikra yang kini berdiri di hadapan gue dengan tatapan sebalnya. Tangannya mengulurkan segelas cheese tea favorit gue, gue yakin pasti ini dari Bima.

"Dari Bang Bima." tuh kan benar!

"Tunggu gue sebentar kenapa sih Fik? Gak sabaran banget! Gue udah bilang ke sana kok kalau gue bakalan telat datang."

"Orang sana lo kabarin, Bang Bima sama gue gak lo kabarin, ya mana kita ngerti lah. Lo emang kayaknya senang banget deh kalau gue jadi bahan omelan Bang Bima ya, Vir? Gak ada kasiannya sama sekali? Lo tau gak paniknya gue kaya apa di telponin Bang Bima terus buat mastiin udah antar lo apa belum?"

Ya oke siap. Selama setengah jam kedepan gue bakal pusing dengerin Fikra gerutu.

"Nanti gue naik ojek online aja." Ucap gue asal. Fikra langsung melotot.

"Coba kalo berani? Sini order depan mata gue!"

Gue langsung nyengir, Fikra meminum air mineral yang tadi dibawanya dengan pelan.

"Gue kan lagi briefing buat acara music fest. Bang Arip kan nyuruh gue, tunggu sebentar lagi kenapa?!"

Fikra duduk samping gue, dia mengambil jepitan rambut dari tas totebag gue yang biasanya tergantung dan langsung kuncir rambut gue dengan asal. Sumpah nih anak random abis. Gue mau protes, tapi pandangan gue lebih dulu menangkap hal lain.

Astaga! Bisa-bisanya gue lupa!

"Sana lo tunggu di parkiran aja deh, gue nyusul sumpah dua puluh menit lagi." Gue mendorong Fikra menjauh, sedangkan dia malah mengacak rambut gue dengan tatapan gemasnya yang iyuh. Menyebalkan banget deh pokoknya.

Bodoh banget nih anak!

"Engga, gue tungguin aja. Lo briefing sama siap-----"

Nah kan! Mingkem kan lo, lihat gue briefing sama siapa?!

Beatiful Healing [Doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang