1. Awal

145 6 2
                                    

Bima dan Savira. Pasangan fenomenal yang siapa sih orang-orang yang gak kenal sama mereka? Apalagi di fakultas sastra. Kalo lo gak kenal sama mereka, itu artinya cuma ada dua kemungkinan. Pertama, lo kuper atau kurang pergaulan atau yang kedua adalah ya lo emang gak perduli aja gitu sama mereka. Hehehe. Dari awal masuk pasangan ini emang udah menarik perhatian banget. Pertama karena mereka sama-sama masuk di jurusan yang sama, kedua Bima dan Savira itu bisa dibilang dewa-dewi karena mukanya yang emang jauh di atas standart orang-orang ganteng dan cantik, dan yang ketiga dua-duanya punya prestasi. Bima, anaknya aktif banget dibidang akademik, sedangkan Savira? Hadeh, kalo lo laki-laki modal nekat doang mundur deh pada, karena Savira ini bisa model di salah satu agensi ternama. Wajahnya sering dilihat di majalah-majalan, di fashion show, dan lagi suaranya haduuhh. Merdu banget deh.

Keduanya sering banget jadi bahan omongan di kampus. Ada yang nyinyir, ada yang muji-muji, ya pokoknya ada aja deh bahasan ini pasangan. Tapi sebenarnya mereka baik-baik aja sih, cuma ya emang orang-orang aja yang julid nya bikin nyebut "amit-amit"

Dua orang ini tipikal yang bisa berbaur sama siapa aja. Mereka gak pernah tinggi hati walaupun segudang prestasi, itu jadi alasan kenapa mereka punya banyak temen bukan cuma dari jurusan yang sama tapi juga dari jurusan lainnya yang ada di fakultas sastra.

"Bang Bim"
Bima yang tadi lagi kasih makan kucing-kucing kampus bangkit dari jongkoknya. Menoleh dan cuma tersenyum menanggapi Fikra, adik tingkatnya.

"Yo Fik. Baru selesai kelas? Apa baru mau kelas?"

"Baru selesai nih bang. Gue pusing banget deh belajar pengantar teori."

Bima cuma ketawa-tawa aja. "Yaelah, masih pengantar aja udah pusing."

"Hehehe, oh ya Bang Bim ngapain? Bukannya udah selesai kelas dari tadi?"

"Nunggu Vira. Lama banget"

"Yaelah bang, tinggal aja dia mah."

"Maunya sih gitu, tapi gue lebih milih nunggu deh dari pada diamuk"

"Bucin, idi"

Bima cuma ketawa aja. Pernyataan itu udah berulang kali Bima dengar. Udah berulang kali juga dia cuma ketawa menanggapinya. Lagian menurut Bima, orang-orang yang bilang kaya gitu cuma belum ngerasain gimana rasanya menjaga, jadi ya wajar aja sih.

"Lo cari pacar sana. Move on kali."

"Nanti deh bang"

"Belom move on kan dari Kezia?"

"Hehehe"

"Cariin kek bang, yang kaya Savira"

"Jangan. Lo gak bakal sanggup punya pacar kaya Savira"

"Kenapa emang?"

"Gapapa, udah ya gue cabut. Tuh, ratu gue udah cemberut." Bima menepuk punggung Fikra dan berlari kecil menghampiri Savira yang ada di depan gedung fakultas. Mukanya di tekuk, Bima yakin pasti orang akademik mempersulit KHS miliknya yang belum keluar.

"Gausah cemberut. Ayo aku udah beli tiket nonton film bebas. Kamu mau nonton film itu kan?"

Savira langsung senyum sumringah mendengarnya.


Bima 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bima 

1. Pujaan banyak perempuan. 

2. Pinter. 

3. Bucin Savira. 

Savira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Savira

1. Pujaan banyak laki-laki. 

2. Model dan penyanyi. 

3. Makanan dulu baru bucin Bima. 

Beatiful Healing [Doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang