nain

3.9K 547 3
                                    

Happy reading seyeng










































Cuaca seoul hari ini benar benar bagus. Bagus untuk pergi berkencan. Seperti yang dilakukan seulgi bersama irene. Mereka pergi ke taman dimana terdapat banyak juga pasangan yang berkencan seperti mereka.

Seulgi membaringkan kepalanya dengan nyaman di atas paha irene. Matanya fokus membaca dialog demi dialog tokoh di dalam komik. Irene tadinya membaca novel namun karena sudah selesai ia memilih memperhatikan kekasihnya. Tangannya sibuk memberi usapan halus di kepala seulgi. Bibirnya tak henti mengulas senyum.

"Masih tersisa berapa lembar lagi?" Tanya irene

Seulgi menghentikan kegiatan membacanya, menghitung lembar yang tersisa

"3 lembar lagi"

"Berikan tangan mu"

Seulgi menyerahkan sebelah tangannya pada irene. Meski itu membuatnya kesusahan memegang komik. Irene menggenggam tangan seulgi yang lebih besar dari miliknya. Mengecupnya beberapa kali.

"Bukan disitu tempatnya" seru seulgi

"Lalu dimana?"

Seulgi mengerucutkan bibirnya. Irene mengecupnya gemas tepat di bibir membuat seulgi tertawa.

"Mulai minggu depan aku mungkin akan sedikit sibuk menyiapkan pameran"

"Lalu?"

"Kita akan jarang bertemu pasti kau akan merindukan ku" ucap seulgi percaya diri

"Aku bisa cari pria lain untuk melupakan rasa rindu ku padamu" seulgi melirik tajam ke arah irene

"Sepertinya sifat asli mu mulai terlihat"

"Hey! Aku hanya bercanda"

"Arra ayo pulang" seulgi berganti posisi menjadi duduk

"Wae? Aku masih ingin disini"

"Aku ada janji dengan teman ku"

"Teman yang mana?" Irene menelisik curiga

"Sehun,soojung dan suzy. Kalau kau mau ikut tidak apa apa"

"Aku pulang saja lagipula kalau aku ada disana nanti kau jadi tidak fokus" irene memasang wajah jahil

"Suruh siapa kau begitu cantik" seulgi mencium pipi kanan irene. Makin membuat pipi gadis itu merah merona

"CEPAT BERESKAN ITU AKU MAU KE MOBIL"

Seulgi terbahak melihat gadisnya meninggalkannya dengan menutupi kedua pipinya karena malu

"Tunggu aku!"

Seulgi melipat dengan rapih kain yang tadi mereka pakai untuk duduk. Membereskan komik dan beberapa camilan ke dalam keranjang. Dia beranjak pergi setelah memastikan tidak ada yang tertinggal disana.



^v^v^v^



Sejak pagi irene belum bertemu dengan seulgi. Merekapun tidak berangkat bersama karena seulgi berangkat dari rumah eommanya. Itu akan memakan waktu lama bila seulgi harus menjemputnya.

Tadi seulgi sudah mengiriminya pesan agar bertemu di taman belakang kampus. Setelah kelas selesai irene segera bergegas kesana.

"Permisi nak" irene menoleh kebelakang. Seorang wanita paruh baya berjalan menghampirinya

"Nde apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya irene sopan

"Aku mau bertanya, apakah mengenal kang seulgi?" Irene sempat ragu apakah itu adalah seulginya "katanya dia mahasiswa jurusan seni" tidak salah lagi itu adalah kekasihnya

"Nde saya mengenalnya"

"Ah syukurlah, apakah kau tahu dimana dia?"

"Mari biar saya antar"

"Terimakasih nak"

Irene berjalan beriringan dengan wanita paruh baya tadi menuju tempat seulgi menunggu. Irene terus terusan mencuri pandang pada wanita di sebelahnya. Wajahnya begitu familiar tapi dia tak bisa mengingatnya.

"Sebentar ahjuma biar aku panggil dia"

Irene menghampiri seulgi yang tengah tidur di atas bangku taman sambil memakai headphone nya.

"Seul" irene mengguncang pelan bahu seulgi. Tidak butuh waktu lama kekasihnya langsung bangun begitu saja.

"Kau sudah datang" seulgi mengganti posisi menjadi duduk "kemari" seulgi menepuk sisi kosong di sebelahnya

"Ada yang mau bertemu dengan mu"

"Siapa?"

Irene menggeser sedikit posisinya menunjuk wanita paruh baya tadi. Wanita langsung tersenyum begitu melihat seulgi. Sementara seulgi langsung berdiri membuat irene kaget dengan respon nya.

Wanita itu mulai berjalan mendekati seulgi. Senyuman nya tak luntur meski matanya mulai berkaca kaca. Seulgi masih diam menatapnya.

"Anyeong ddeulgi-a" tangan wanita itu terangkat meraba wajah seulgi "apa kabar mu nak?"

Seulgi membisu tak berniat menjawab pertanyaan wanita di hadapannya.

"Maaf aku datang terlambat" wanita itu mendekap seulgi penuh haru "maaf"

"Eomma" satu titik air mata jatuh melewati pipi seulgi

Irene makin dibuat bingung dengan situasi ini. Bagaimana mungkin wanita itu adalah ibu seulgi.

"Eomma tidak perlu kembali, jangan pungut kembali sesuatu yang sudah kau buang" seulgi melepas paksa rangkulan ibunya "tidak perlu khawatir aku sudah terbiasa hidup tanpa mu"

Seulgi mengambil tas nya menarik irene pergi dari sana. Irene merasa bingung di satu sisi ia merasa kasihan dengan wanita tadi tapi dia juga tidak bisa meninggalkan seulgi.




DayflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang