Happy reading seyeng
Many years later
Jam weker di atas nakas berdering kencang hingga membuat tidur seorang gadis terbangun. Tangannya menyembul keluar dari selimut demi mematikan jam berisik itu.
"Morning little princess"
"Morning dad"
Seperti biasa paginya akan selalu disambut dengan pelukan hangat dan sebuah kecupan manis di dahi dari daddy nya.
"Ayo bangun dan mandi, hari ini kau ada ujian kan?"
"Uhm, tapi aku sedikit cemas karena akhir akhir ini nilai ku turun. Mommy pasti akan marah"
"Kau harus percaya diri agar semangat mu tidak menurun seperti ini, ayo semangat!! Mommy sudah berjanji kalau setelah ujian akan berlibur bersama kita kan"
"Arraseo, aku mandi dulu"
"Daddy tunggu dibawah"
"Nde"
16 tahun sudah berlalu sejak Seulgi kehilangan penglihatannya karena insiden itu. Awalnya ia amat frustasi karena impiannya menjadi seorang pelukis harus pupus begitu saja. 3 bulan awal terasa sangat berat baginya untuk menerima keadaannya yang sekarang, tapi Irene tidak pernah pergi dari sisinya. Saking frustasinya Seulgi bahkan menyuruh Irene untuk menikahi orang lain dari pada orang buta sepertinya. Tapi wanita itu bersikeras untuk menikah dengannya.
Awalnya dia yakin Irene akan menceraikannya tapi setelah memiliki seorang anak pikiran negatif itu mulai hilang dari otak Seulgi.
"Apa mommy sudah pergi?" Tanya Yuna; anaknya.
"Mommy pergi pagi pagi sekali tadi, ayo kita makan"
Sebelum mulai sarapan mereka berdua berdoa lebih dulu. Seulgi mengajarkan hal ini agar anaknya selalu ingat dan bersyukur kepada sang pemberi kehidupan.
*****
Tiba waktunya jam makan siang Irene kembali ke ruangannya untuk menyantap bekal yang tadi di bawakan Seulgi untuknya. Begitu masuk ia langsung melihat putrinya sedang berbaring sambil mendengarkan musik dari ponselnya. Irene geleng-geleng dengan sikap putrinya yang satu ini, anaknya gadis yang pintar namun kelakuannya selalu semaunya sendiri. Tapi bila di depan daddy nya dia akan berubah jadi gadis manis penurut.
"Bagaimana ujian mu?"
Yuna langsung bangkit sambil melepas earphone nya.
"Apakah kau sudah makan siang terdengar lebih bagus dari pada menanyakan ujian ku"
Irene duduk di sebelah putrinya, menata bekal di atas meja.
"Mommy tahu kau sudah makan siang, daddy mu itu mana tega membiarkan putrinya kelaparan" Yuna mengangkat kedua bahunya acuh, kemudian mencoba mencuri telur gulung dari kotak bekal mommy nya "ck ini punya ku jangan coba-coba mencurinya" Irene menepis tangan Yuna
"Dasar pelit" Yuna kembali berbaring di atas sofa
"Jangan berbaring seperti ini kalau mommy tidak ada disini"
"Wae?"
"Kau akan dianggap anak tidak sopan kalau orang lain yang melihatnya"
"Nde bu dokter" Yuna menutup matanya "malam ini mommy lembur lagi?"
"Tidak tahu, kenapa?"
"Pulang lah lebih cepat, daddy merindukan mu"
Irene yang tadinya hendak menyuapkan makanan pun mengurungkan niatnya. Setelah menikah Irene memang jadi lebih sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter. Apalagi setelah Yuna lahir, kesibukannya makin jadi. Biasanya dia akan berangkat pagi buta dan pulang larut malam atau bahkan tidak pulang.
"Mommy usahakan"
"Terkadang aku bertanya tanya kenapa daddy mau menikah dengan mommy"
"Hey apa maksudmu" Irene tak terima
"Daddy itu laki laki yang sangat penyayang tapi kau malah sibuk, kalau aku jadi mommy sudah pasti aku lebih memilih menganggur seharian dirumah bersama daddy" Irene melempar tissue ke arah Yuna
"Kalau mommy menganggur kau tidak bisa minta sepatu seharga motor itu"
"Ah benar, mungkin ada baiknya daddy menikah lagi. Jadi mommy bekerja sementara istri baru nya nanti menemani daddy di rumah"
Irene benar-benar tak habis pikir mengapa putrinya bisa seperti ini. Entah mirip dengan siapa kelakuannya yang satu ini.
"Walaupun sibuk bukan berarti mommy tidak mencintai daddy mu, aku akan menghajar wanita manapun yang berani mendekati daddy mu"
"Padahal kalau mommy setuju daddy menikah lagi aku mau menjodohkan daddy dengan tante Soojung. Cantik, tinggi, tidak sibuk seperti mommy dan tidak akan melarangku ini itu"
"Aissh sebenarnya kau ini anak mommy atau tante Soojung? Kenapa kau lebih menyukainya?"
"Mommy tidak menyayangiku"
"Siapa yang bilang..."
"Mommy sudah tidak pernah memeluk ku dan mencium ku lagi, ah setiap sarapan dan makan malam mommy selalu disini. Aku tidak paham yang keluarga mommy itu daddy dan aku atau rumah sakit ini" Yuna membuka matanya, mengubah posisi menjadi duduk.
Anak remajanya ini benar-benar luar biasa. Irene akui Yuna memang terkadang memakai bahasa yang kelewat santai kepadanya yang notabene adalah mommy nya. Tapi karena terbiasa santai padanya Yuna menjadi jujur mengutarakan apapun isi hatinya.
"Aku tahu menyelamatkan nyawa orang lain adalah perbuatan yang mulia tapi menjadi seorang ibu juga sama mulianya. Apakah tidak bisa kau hanya menjadi seorang ibu rumah tangga biasa saja?" Irene makin dibuat terdiam dengan kata-kata putrinya.
"Aku pulang dulu daddy sudah menunggu ku di depan" Yuna menggendong ranselnya, sebelum pergi ia memberi kecupan manis di kedua pipi Irene "saranghae~"
hadiah dr author utk klean yg sudah suudzon
KAMU SEDANG MEMBACA
Dayfly
FanfictionWarning❗Gender Bender #4 girlgroup 15/03/20 #7 bxg 13/03/20 #1 genben 4/08/20