.

5.5K 471 30
                                    

Happy reading seyeng



Irene sampai di kediamannya tepat pukul 1 pagi, tentu suami dan anaknya sudah terlelap tidur. Tangannya meraih gagang pintu kamar membukanya sepelan mungkin agar tidak membangunkan Seulgi karena suaminya cukup sensitif mendengar bunyi sepelan apapun ketika tidur.

"Kau sudah pulang?" Yap. Bukan pertama kalinya Irene gagal masuk dengan tenang ke dalam kamar.

"Aku selalu tertangkap basah oleh mu" Seulgi tersenyum diatas ranjang, mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk. "Aku mandi dulu"

"Sudah larut lebih baik kau cuci muka saja"

"Badan ku bau keringat seul" Irene meletakkan ponsel nya berjalan masuk ke kamar mandi.

"Bau keringat apanya aku masih bisa mencium bau parfum mu dari sini sayang"

"Itu karena kau suami ku, kalau orang lain pasti akan bilang aku bau keringat"

Seulgi tak lagi menyauti kalimat istrinya setelah mendengar air shower dari kamar mandi. Irene selalu begitu, setiap pulang kerja selarut apapun pasti akan mandi padahal Seulgi berkali kali melarangnya.

Tak lama kemudian Irene keluar dari kamar mandi. Bukannya berbaring, ia lebih memilih duduk nyaman dipangkuan suaminya. Menyembunyikan wajahnya di balik pundak kokoh Seulgi, usapan halus di punggungnya makin menambah rasa nyaman.

"Seul"

"Hm?"

"Aku mengundurkan diri dari rumah sakit".

"Kenapa?" Irene mengira Seulgi akan memberi reaksi bagus alih-alih menanyakan alasannya.

"Selama bekerja aku selalu lupa bahwa aku juga seorang ibu. Maka dari itu aku mengundurkan diri, sekarang tugas ku adalah merawat kau dan Yuna. Maaf sudah menjadi istri sekaligus ibu yang tida becus melakukan tugasnya"

"Kau adalah ibu yang baik Joohyun, jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi. Jika tidak ada yang ingin kau katakan lagi lebih baik kita tidur, tubuh mu perlu istirahat"

"Sebenarnya ada 1 hal lagi yang ingin aku katakan padamu"

"Apa itu?" Irene mendekatkan bibirnya ke telinga Seulgi "aku rasa ini waktu yang tepat memberi Yuna seorang adik" Seulgi tertawa

"Well keinginan mu adalah sebuah perintah Nyonya Kang jadi bagaimana mungkin aku menolaknya"

"Tapi biarkan aku memimpin"

"Lakukan sesuka mu"

Mana bisa Seulgi menolak kalau Irene yang memintanya. Memberi Yuna seorang adik mungkin terdengar seperti alibi tapi Irene serius tentang hal itu. Seulgi tidak mungkin menolak gagasan itu, 2 tahun yang lalu suaminya pernah menyinggung untuk rencana anak kedua. Lagi-lagi kesibukan Irene menghalangi rencana mereka. Irene berharap dengan adanya satu anggota baru di keluarga kecil mereka akan membuat keluarga mereka nantinya dilimpahi kebahagiaan.

*****

Yuna memasuki area meja makan seperti biasa. Namun pemandangan pagi ini membuatnya tak terbiasa. Jika biasanya Yuna akan menemukan Daddy nya pagi ini justru malah mommy nya yang ada disana lengkap dengan celemek pink pastelnya.

"Aku rasa kau tersesat ibu dokter, harusnya kau ada di rumah sakit bukan di dapur" Yuna menggantungkan tas nya di kursi

"Duduk diam dan habiskan sarapan mu gadis manis" Irene tampak memasukkan beberapa lauk pauk di dalam kotak bekal yang biasa Yuna bawa.

Yuna tersenyum senang dapat kembali melihat mommy nya sibuk di dapur. Rasanya sudah lama sekali terakhir melihat Irene memakai celemek pink pastel itu.

Yuna menyantap sarapannya dengan mood yang baik sambil terus terusan memandangi Irene dari tempatnya.

"Berhenti menatap ku" Ucap Irene

"Btw mommy terlihat lebih cocok menggunakan celemek itu dari pada jas putih kebesaran mu itu" Irene membawa kotak bekal tadi kemudian memasukkan kedalam tas Yuna, duduk menemani putrinya menghabiskan sarapan yang ia buat. "Daddy dimana?"

"Masih tidur dia kelelahan"

"Tumben sekali" Yuna menyelesaikan makannya ia hendak membawa piring kotor ke tempat cucian piring.

"Biarkan saja nanti biar mommy yang membersihkannya. Kau berangkat saja" Yuna menggendong tas nya.

"Tunggu" Yuna kembali berdiri di hadapan Irene. "Hati-hati, jangan berbuat nakal di sekolah" Irene memeluk putrinya sebentar sebelum mengecup kedua pipinya.

Yuna sempat terdiam kemudian tersenyum lebar "Aku mau makan malam nanti dengan pasta buatan mommy" Cup. Yuna mencium pipi Irene "sampai jumpa"

Sebelum membuka pintu Yuna berbalik membuat Irene menatapnya heran.

"Aku sudah siap menjadi seorang kakak" Tentu ucapan putri semata wayangnya membuat Irene tertawa. Ternyata anak itu cukup peka meski Irene tidak mengatakannya secara gamblang penyebab Seulgi kelelahan.

Sepertinya kisah keluarga kecil Kang akan berakhir sampai disini. Akhir yang cukup bahagia dengan kembalinya Irene ke tempatnya sebagai ibu, kebahagiaan Yuna yang bertambah berkali kali lipat dan Seulgi yang masih terlelap di alam mimpi membayangkan si kecil Kang yang mungkin saja nanti akan hadir di dalam perut Irene.

-The End-





























Maaf yee lama update begitu update langsung end tapi gapapa lah kan gue bikin happy ending. Baek kan gue.

Otw update book baru tapi kali ini bkn seulrene kira-kira pair nya siapa? Yang btul nebaknya ak ksh hadiah burung ababil





DayflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang