💍Ketahuan?💍

1.3K 70 3
                                    

"Eunggh... itu mana gue tau siapa yang nikah, yang namanya Zaky Nugraha, kan bukan cuma bokap gue."

Erika menaikkan sebelah alisnya, tidak puas dengan penjelasan sahabatnya itu.

"Ck beneran gue nggak tau," Elak Amanda. Salah tingkah. Sungguh ia tidak benar-benar pandai berbohong.

"Masa, sih? Kok gue ragu yah?" Erika memicingkan mata tidak sepenuhnya yakin dengan ucapan sahabatnya itu.

"Kok lo nggak percaya sih?"

"Jangan-jangan lo yang nikah ya?" Jawab Erika ngasal.

Amanda yang menanggapi dengan serius dibuat melongo. Apa-apaan ini, tidak mungkin rahasianya terbongkar secepat ini, bukan?

"Hah?"

Erika memutar bola matanya malas. Sahabatnya ini sungguh ambil pusing.

"Hah heh hoh, buruan lo nggak denger apa? Udah bel tuh."

Kriiing

"Tapi... gue kan mau ke toilet," Amanda mendadak bodoh.

Dengan setengah memaksa, Erika menarik tangan Amanda menuju kelas mereka disertai dengan dumelan yang keluar dari mulut gadis itu.

"Nanti aja ke toiletnya. Lo nggak usah ambil serius," Gumam Erika yang masih bisa didengar oleh Amanda.

💍💍

Bel pulang telah berbunyi Lima belas menit yang lalu. Hanya segelintir siswa yang tersisa, mereka adalah siswa yang masih memiliki keperluan di sekolah. Amanda adalah salah-satunya. Ia masih stay dikelasnya. Hari ini adalah jadwalnya untuk piket. Jadwal piket di SMA Batavia dilakukan setelah pulang sekolah.

Tidak seperti sebelumnya, Amanda selalu saja malas saat gilirannya tiba untuk melaksanakan piket. Namun agaknya tidak berlaku untuk hari ini.

Ia berharap hari ini ia bisa berlama-lama di sekolah. Pokoknya kalau bisa Amanda tidak mau pulang dulu ke unit apartment milik Arkan.

Entahlah, ia hanya tidak ingin berlama-lama satu ruangan dengan Arkan.

"Cepetan dong," Rengek Erika.

Sekali lagi Amanda merasa telinga nya sangat panas mendengar perkataan Erika. Ia menghembuskan nafas perlahan.

Seperti biasa Amanda dan Erika akan keluar dari sekolah bersama.

"Iya, nih juga mau selesai kok." Amanda menyapu kolong meja.

Ia membungkukkan tubuhnya agar lebih mudah menggapai tempat itu.

Amanda mempercepat gerakannya saat sepasang kekasih memasuki kelasnya.

"Mau ngapain?" Tanya Erika pada Ayla.

"Ini nih, buku gue ketinggalan." Ayla mengambil bukunya yang berada di laci mejanya. Amanda langsung menggeser tubuhnya, memberi ruang pada cewek itu. Kebetulan Amanda tengah menyapu tempat Ayla.

"Udah, kita duluan yah, Rik, Manda," Ujar Ayla. Ia menggenggam tangan Arkan.

"Tuh sejoli benar-benar bucin," Tukas Erika.

Amanda hanya cengengesan, bingung memberi respon seperti apa. Soalnya yang dikatain bucin itu kan suaminya.

"Udah selesai?"

Amanda mengangguk.

"Lain kali kalo lo piket jangan biarin dong yang lain kabur. Enak benar tuh curut pada," Kesal Erika.

"Kita ke mall yuk," Ucap Amanda.

💍💍

Bip

Amanda membuka pintu Apartemen. Sekarang sudah pukul 8 malam, sedangkan ia baru saja pulang. Amanda sengaja mengulur-ulur waktu.

Amanda mendesah lega, untung saja Arkan sedang tidak berada di ruang utama. Pasti cowok itu sedang berada dikamar, pikirnya.

Melangkahkan kakinya menuju meja pantry, Amanda mengambil gelas lalu diisi dengan air putih, haus.

Ia meminum air itu dan menambahkan buat gelas lagi untuk dibawa dikamarnya.

Amanda membuka pintu kamar bersamaan dengan Arkan. Cowok itu memakai celana jeans hitam dengan atasan kaus polos berwarna abu-abu lalu dipadukan dengan jaket berwarna coklat.

"Baru pulang?" Tanya Arkan menahan Amanda yang ingin masuk kekamar.

Amanda hanya mengangguk sebagai respon. "Sebelum gue lupa, lo masih ingat kan tentang perjanjian kita? Jangan kasih tau ke temen lo tentang pernikahan ini. Soalnya gue nggak suka," Jelas Arkan datar.

Amanda menatap Arkan, "terserah, gue nggak mau ambil pusing."

Untuk mengucapkan kalimat itu saja percayalah Amanda sudah mengumpulkan keberaniannya.

Arkan kicep. Amanda berlalu, memasuki kamar.

Gue keterlaluan nggak yah, tadi? Batin Amanda. Ia memang selalu saja menjadi gadis yang tidak enakan.

💍💍

"Hufftt sumpah gue nggak bisa nahan Kan, muka lo kenapa kayak gitu sih? Udah kayak kambing kejepit," Rey tak bisa menyembunyikan tawanya melihat air muka Arkan yang...kesal?

Arkan sebenarnya malu. Ia tidak menyangka Amanda akan berkata seperti itu padanya. Hancur sudah harga dirinya sebagai laki-laki. Dasar istri durhaka, gerutunya.

Jadi, ia memutuskan untuk pergi ke tempat tongkrongannya bersama teman-teman nya.

"Ketawa lo, gue bogem tau rasa," Ancam Arkan.

"Biasa aye kali Kan, lo juga biasanya kan ngejek tuh curut. Jarang-jarang nih dia ngejek biasanya juga diejek,"
Tambah Dito.

"Si anying, gue kira tadi lo bela gue," Ucap Rey melemparkan kulit kacang pada Dito.

"Katanya si Egi nantangin lo buat adu jotos,"Ujar Dito dengan muka serius.

Mengendikkan bahu cuek, Arkan meneguk minuman kaleng,
"Bosan gue, lawannya dia mulu. Kayak nggak ada lawan lain aja."

"Terus, lo nggak terima tawaran Egi? "

Arkan menggeleng, "Gue sekarang udah ada tanggung jawab."

_______________

Revisi done

Arkan & Amanda Young Marriage (End/Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang