💍Pantai 💍

942 38 4
                                    


Happy reading 🤗

_________________

"Arkan sama Amanda mana?"

"Pusing gue. Tuh couple bucin ngilang mulu. Kita gas duluan aja kuy, Rik."

Erika menatap horor laki-laki yang ada didepannya ini. "Sorry, tapi gue nggak berminat sama sekali. Banyak debu. Gue mau pake taksi aja."

"Gue baru tau ada orang kayak lo di bumi ini." Rey berdecak.

Erika yang mendengar ucapan Rey tidak ambil pusing. Toh, kupingnya sudah kebal. Hari ini matahari sangat terik. Suara kenalpot motor dari para siswa juga terdengar sangat bising. Bertepatan hari ini. Hari kelulusan mereka dari SMA tempat mereka menimba ilmu selama tiga tahun.
Tentu saja mereka harus merayakannya. Ini adalah momen bersejarah.

Namun, dua makhluk yang sedari tadi meret tunggu tidak juga kunjung menampakkan batang hidungnya. "Ini mereka niat nggak sih? Gue capek nunggu disini." Erika mendumel kesal.

"Tau gini mereka tuh harusnya ditinggal aja sekalian."

Erika menatap tajam Rey, "Ehh, kalo Amanda nggak ikut gue juga nggak bakal ikut kepantai." Gadis itu lalu mengibaskan rambut sepunggung nya. Panas soalnya.

"Kalian berdua ngapain? Cepetan ah nanti keburu sore."

Tidak sadar diri sekali. Arkan dan Amanda baru saja datang dengan motor cowok itu. Mulutnya langsung mengucapakan kalimat yang membuat tingkat kekesalan Rey dan Erika memuncak.

"Lo? Lo yang lama, bego. Kita capek nunggu kalian di sini." Rey adalah yang pertama bereaksi. "Lo nggak liat, Kan? Panas banget gue nungguin lo disini. Rasanya gue tuh mau nendang lo aja ke laut." Timpal Erika menggebu.

"Tendang aja. Nanti kita mau ke laut kok. Seberapa kuat sih tendangan lo, Rik?" Balas Arkan mengejek. Amanda yang sepertinya masih menjadi orang waras diantara mereka melerai.

"Udah dong. Keburu sore nanti. Berangkat yuk. Rik, lo sama Rey?"

Erika berdehem, "Nggak bakal. Tuh taksi banyak." Gadis itu lalu melongos memberhentikan taksi yang lewat.

"Skuy, berangkat." Rey melaju dengan motornya. Arkan pun menyalakan motornya, "Hayuk by, pelukan yang erat." Ucap Arkan diakhiri dengan kekehan.

Dan tentu saja Amanda yang akan memeluk pinggang Arkan dengan tidak terpaksa. Lalu Arkan yang tersenyum dibalik helm nya pun menancapkan gas meninggalkan sekolah.

💍💍

Ditto yang sebenarnya yang ingin ikut-ikutan saja ternyata sudah sampai duluan di pantai. Ia berdecak, "Lo pada lama bener." Hari ini ia memang tidak ada jadwal kuliah.

"Tuh, lo keselnya sama Arkan." Sasaran empuk banget kayaknya Arkan. Tapi Arkan nggak peduli. Rambut Amanda yang berantakan justru mengalihkan perhatian Arkan. Tanpa memperdulikan cibiran para sahabatnya ia dengan telaten merapikan rambut sang istri. Amanda yah diam aja.

"Rambut kamu wangi banget."

Amanda mengulum senyum. Malu, tentu saja.

"Skip mereka aja guys," Ditto tambah gedek aja. Ia melangkahkan kakinya duluan lalu disusul Rey. Erika langsung ingin mengajak Amanda jalan bersama. "Manda, yuk." Erika riang banget.

"Aku sama Erika, ya." Amanda tersenyum manis. "Yaudah, tapi jangan lari-lari." Arkan mencium mesra pipi Amanda. Ia pun menyusul Ditto dan Rey.

💍💍

"Lo beruntung Arkan." Celutuk Ditto.

Arkan menoleh. Karena sudah lelah bermain air dan berlari tidak jelas. Kini mereka berlima duduk diatas pasir pantai sambil menunggu nya langit berubah warna menjadi jingga. Amanda duduk disamping Arkan seperti biasa. Cowok itu selalu ingin dempet-dempetan dengan dirinya.

"Emang dia kenapa?" Rey penasaran.

Erika pun ikut menatap Ditto dengan tampang serius. "Lo beruntung karna nggak ketahuan sama sekolah udah kawin." Garing banget nggak, sih?

Tapi dipikir-pikir juga omongan Ditto ada benar nya. Kalau ketahuan pasti udah drop-out dari sekolah.

"Lo bener, Dit. Aduh gue sampe nggak kepikiran." Nikah sama Amanda soalnya asik. "Beb, kita beruntung banget ya." Lanjut Arkan menatap Amanda disampingnya.

"Iya, aku nggak nyangka kita ngelewatin inj." Amanda menerawang. "Kita beneran lulus dong." Timpal Erika.

Eh, sebentar. Lulus. Lulus. Lulus. Kenapa gue bisa lupa?

"Pulang yuk." Ucapan Arkan membuat mereka mendelik. Mereka memilih pantai karena para anak muda itu ingin menyaksikan pemandangan tenggelam nya matahari. Sebentar lagi langit akan memunculkan warna jingga nya yang menakjubkan. Lalu Arkan ingin pulang?

"Lo aja sana duluan, bego."

"Gue kesini mau liat sunset ya!"

"Mau lo apa sih, Kan?"

Umpatan sudah keluar dari mulut sahabatnya. Namun yang diumpati hanya fokus menatap Amanda. "Kamu nggak lupa kan, beb?" Bisik Arkan intim. Biar apa cobak?

Amanda mengerlingkan matanya tersenyum menggoda. Ia lalu menyelami mata coklat Arkan. Indah sekali. Ia menggeleng tanpa ragu. Lalu membalas bisikan Arkan sama intimnya. "Aku nggak bakal lupa."

Arkan tertawa merdu. Mengundang tatapan aneh dari para sahabatnya. "Cih, asik sendiri." Sindir Rey. Tapi seperti biasa ia tidak peduli. Mereka kan jomblo. Rasain tuh biar tmbah ngenes. "Kamu gemes banget sih, aku jadi nggak sabar pengen pulang." Arkan mencapit dagu Amanda.

"Tapi aku mau lita sunset dulu, Kan." Arkan tersenyum menanggapi Amanda. Canik sekali istrinya ini. "Apa sih yang nggak buat kamu, beb." Dengan bebas Arkan merangkul Amanda. Amanda yang senang tersenyum tulus menatap laki-laki yang merangkulnya ini. Indahnya jatuh cinta.

"Hua, sunset nya udah keliatan. Cantik banget." Erika berteriak heboh. Fokus mereka pun teralihkan oleh sang surya yang kembali ke peraduan. Suara ombak  dan juga suara burung-burung menambah suasana yang syahdu.

End

-
-
-

Akhirnya udah tamat. Lega banget. Sebenarnya nggak nyangka sih bisa namatin cerita ini.

Dari awal aku emang bikin cerita ini buat senang-senang aja. Ceritanya juga ringan konflik. So, ceritanya sampe sini aja. But, see u in epilog.

Kira-kira Arkan kenapa ya ngebet buat pulang? Hahahha. Nanti akan ada di epilog.

Makasih banget buat kalian yang udah baca cerita ini. Love u all❤.
Dan maaf kalo endingnya tidak memuaskan 🙏.

Dan jangan lupa. Kalau kalian suka cerita ini kalian bisa share ke teman-teman kalian🤗.

Bye❤

Arkan & Amanda Young Marriage (End/Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang