Bel pulang sudah berbunyi. Amanda segera memasukkan buku yang berada diatas meja kedalam tasnya.
Ia bangkit dari kursinya lalu berjalan beriringan dengan Erika. Mereka baru saja keluar dari kelas, namun Richard sudah menahan mereka. Tepatnya menahan Amanda.
"Kalian mau pulang nih?" Keliatan banget modusnya.
"Iya, lo mau ngajak Amanda pulang bareng lagi, ya? Sana gih." Erika langsung menyahut.
"Gue nggak bisa, Chard. Maaf."
Richard dan Erika memekik. Erika yang dari awal ingin menjadi mak comblang pun menyeret Amanda.
"Man, kenapa lo nggak mau? Ini peluang."
"Sejak kapan gue suka sama Richard?"
Erika memutar kedua bola mata malas lalu mendengkus, "Lo udah lama jomblo. Pacaran gih, lo nggak bakal nyesel_ awww."
Seseorang baru saja menarik rambutnya kebelakang. Arkan muncul dengan wajah pongah diikuti Rey.
"Ihhh lo apa-apaan sih, Kan. Ganggu orang aja. Pake narik rambut gue segala lagi."
"Amanda, ayo pulang bareng." Tanpa melihat situasi Arkan menarik tangan Amanda dari koridor.
Erika melotot. Rey bingung. Apa-apaan ini?
"Woi kalian mau kemana?"
"Lo nggak salah orang, Kan?" Eey pikir tadi Arkan ingin menjemput Ayla.
Saat Arkan melewati Richard ia dengan sengaja menabrakkan bahunya. Menunjukkan permusuhan.
Arkan sebenarnya ingin menahan diri dulu. Tapi dipikir-pikir lagi ia takut nanti Pebinor nya ngelunjak. Lagipula hati Arkan sudah panas sendiri. Cemburu.
Melihat itu Richard sadar diri. Ia akan mundur. Cowok itu tidak mungkin merusak hubungan orang. Tapi Richard heran hubungan Arkan dengan Amanda. Bukannya Arkan itu pacarnya Ayla, yah? pikirnya.
💍💍
Sekarang Arkan, Amanda, Rey, dan Erika sedang berada di Apartemen tempat tinggal sejoli yang sedang di interogasi ini. Ditambah lagi dengan keberadaan seorang cowok dengan kemeja kotak-kotak, dia adalah Ditto.
Mereka meminta penjelasan pada Arkan dan Amanda. Terutama Erika, ia bingung. Erika adalah pihak yang tidak mengetahui apa-apa sama sekali.
"Jelasin." Erika bersedekap.
Amanda menunduk, ia takut kalau nanti Erika mengetahui yang sebenarnya gadis itu tidak lagi mau berteman dengan dirinya. Ia belum siap. Dan mungkin tak akan pernah siap untuk kehilangan Erika, sahabat nya.
Arkan menggenggam tangan Amanda, meyakinkan gadis-nya bahwa semua akan baik-baik saja. Mereka hanya perlu menjelaskan semuanya. Arkan yakin pasti Erika dapat mengerti.
"Kita udah nikah." Arkan mengangkat genggaman tangannya dengan Amanda.
Erika syok, tidak percaya. Ia tidak menyangka hubungan keduanya sudah sejauh ini. Rey dan Ditto biasa saja. Sudah tahu kok mereka berdua. Tapi Rey tidak pernah menduga ternyata Amanda lah yang menjadi istri Arkan. Soalnya Amanda itu kalem. Rey cuma tidak menyangka. Sedikit.
"Kita berdua dijodohin, terus kita nikah."
Erika melemparkan bantal pada Arkan.
"kenapa lo nggak cerita sama gue, Man?" Tukas Erika.
"Lo...nggak marah?" Amanda bertanya dengan hati-hati. "Masa gue marah sih, kok lo nggak cerita. Jangan dipendem sendiri, Man. Pasti lo butuh teman cerita." Erika memeluk Amanda. Sesi perempuan dimulai.
Arkan membiarkan keduanya. Ia ingin Amanda mengeluarkan unek-unek nya.
"Gue takut lo nggak mau lagi temenan sama gue." Gadis itu mengeluarkan yang selama ini ia takutkan.
"Udah berapa lama kalian nikah?" Tanya Erika masih memeluk Amanda.
"Udah sebulan lebih."
Erika itu orang nya baik. Walaupun dia agak ngeselin, tapi kalau sudah berteman apalagi bersahabat baginya harus bersama selama suka dan duka.
Ia tidak mau setengah-setengah dalam berteman.Sebenarnya sudah banyak hal yang mungkin dapat membuat Erika menyadari ada sesuatu hubungan Arkan dan Amanda. Tapi, Erika nya saja yang tidak peka.
Ayla menyadari hubungan Arkan dan Amanda karena dia peka. Dimulai dari Arkan yang suka sekali melirik-lirik Amanda, perubahan sikap Arkan saat mereka berdua satu ruangan dengan Amanda. Tapi, giliran Arkan yang nggak peka kalau Ayla sudah curiga. Keasikan soalnya.
Untungnya Ayla itu orangnya nggak main labrak-labrakan.
Disaat Erika dan Amanda masih mewek-mewekan, masih pelukan ala cewek. Rey udah ngacir kedapur buat makan.
Ditto memanggil Arkan, tapi dengan volume suara yang sangat rendah, "Arkan," Panggil Ditto.
Arkan langsung menoleh, jaraknya dengan Ditto hanya dipisahkan oleh meja.
"Apa?" Arkan juga membalas dengan volume yang sama rendahnya.
"Istri lo cantik." Puji Ditto.
Arkan bangga, tentu saja. Orang yang dipuji istrinya. Tapi sepertinya ia harus lebih ekstra menjaga Amanda.
_____________
Revisi done.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkan & Amanda Young Marriage (End/Complete)
Teen Fiction❕Cerita ringan konflik lebih banyak adegan manis yang bikin sampe enek❕ Amanda bukan siapa-siapa Arkan. Amanda juga bukan rival Arkan. Arkan bukan laki-laki yang Amanda sukai secara diam-diam, layaknya novel. Arkan hanya cowok yang sering mangun...