💍Tukar Posisi 💍

940 55 8
                                    

Aktvitas yang padat. Amanda dan Arkan sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Besok adalah hari dimana Amanda akan mengikuti lomba menyanyi. Begitu juga Arkan yang ternyata melaksanakan futsal. Tim kelas Arkan memasuki babak final.

Sungguh suatu kebetulan yang tidak Amanda sukai.

Arkan berlatih dengan keras untuk babak final ini. Cowok itu tidak mau mengecewakan timnya.

Amanda tidak protes sama sekali tentang fakta bahwa Arkan sering pulang malam.

Intensitas pertemuan mereka sekarang benar-benar berkurang. Dan hal itu belum mereka sadari sama sekali.

Sudah terhitung lima hari setelah dimana Amanda memutuskan untuk berlatih dengan Richard.

"Kayaknya kita udahan aja latihannya, Man."

"Hmmm iya. Lo juga harus istirahat, Chard. Pasti tangan lo pegel karna kita latihan terus." Ucapan Amanda tulus, mengingat tentang keduanya yang memang latihan tiap hari.

"Lo juga tenggorokan lo pasti kering karna nyanyi terus," Balas Richard lalu menyodorkan air mineral pada Amanda.

Menerima air mineral pemberian Richard, Amanda minum terlebih dahulu sebelum membalas ucapan cowok bertubuh jangkung tersebut.

Amanda terkekeh, menimbulkan matanya yang menyipit membentuk bulan sabit."Iya lo benar, kita berdua memang butuh istirahat."

"Tapi udah nggak kerasa yah besok udah sabtu aja," Lanjut nya.

"Iya, dan gue yakin lo pasti bisa nunjukin kemampuan lo yang terbaik," Ujar Richard.

"Gue berharap. Dan gue nggak mau ngecewain temen-temen."

Amanda terlalu kepikiran.

Richard memegang bahu Amanda. Memberikan ketenangan. Amanda menoleh, "jangan dijadiin beban."

"Gue...terlalu takut." Aku Amanda.

Amanda sebenarnya kepikiran tentang ini.

Mereka berdua terdiam. Richard bingung ingin memulai dari mana. Ia ingin mengobrol lama dengan Amanda.

Richard berdehem. Terlalu canggung.

Amanda yang tidak peka hanya diam sebagai respon.

Amanda benci situasi ini. Dimana raganya disini namun pikirannya melalang buana entah kemana.

Arkan.

Nama itu sungguh mengganggu.

Dan Arkan yang tanpa sengaja lewat sangat terusik melihat pemandangan itu. Richard dan Amanda.

Lucu, tanpa mereka sadari mereka bertukar posisi.

💍💍

Amanda memasuki kelas setelah ia dan Richard menyelesaikan latihannya tadi.

Cewek yang rambutnya di kuncir itu lalu menghampiri Erika yang tampak sibuk dengan bekal makan siangnya.

"Udah latihannya?" Tanya Erika dengan tangan yang memegang satu suap nasi mengambang diudara.

"Udah. Lo kenapa nggak pergi kelapangan?"

"Emang kenapa?"

"Itu, lo nggak pengen gitu ngeliat perlombaan lari estafet?" Diluar sana memang sangat ramai. Terdengar sayup-sayup sorakan pendukung kelas masing-masing.

Erika mengibaskan tangannya, "panas, gue males."

"Sama gue juga." Kapan sih dikota metropolitan tidak panas?

Sekarang di kelas ini hanya ada Erika dan Amanda. Kedua sahabat itu asik berceloteh ria. Banyak hal yang mereka bicarakan.

Amanda memang akan menjadi sosok yang berbeda didepan orang yang sudah ia kenal. Sifat pendiamnya akan hilang begitu saja. Digantikan oleh sikap antusias yang terkesan polos.

Mereka berdua memang klop.

Sampai suara kaca jendela yang pecah membuat kedua gadis itu tersentak kaget. Lalu menoleh ke sumber suara.

Prang.

"Lo sih, gue kan udah bilang jangan lempar-lempar bola di koridor."

"Berabe anjir. Bakal ganti rugi kita nih."

Lalu beberapa cowok menghampiri mereka. Dan salah satu diantara wajah itu sangat Amanda kenali.

"Maaf ya neng Amanda neng Erika." Celutuk Ano.

Salah satu cowok itu mendekat dengan raut wajah yang khawatir.

"Kamu nggak papa?" Arkan bertanya memegang bahu Amanda.

Semuanya pada diam. Belum mengerti situasi sama sekali.

Amanda yang ditanyai merasakan tubuhnya menegang. Ia menggeleng dengan kaku.

Arkan bernafas lega. Syukurlah.

"Untung aja kamu baik-baik aja. Nggak ada yang sakitkan?"

Mereka tambah heran.

_________________

P. S. Revisi habis-habisan.

Revisi done.

Arkan & Amanda Young Marriage (End/Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang