Arkan merasa tidurnya begitu nyenyak, ia menguap menimbulkan matanya yang berair. Ia menoleh kesamping baru menyadari Amanda sudah tidak ada.
Sepertinya istrinya itu sudah turun duluan.
Baru saja kakinya menyentuh lantai Arkan menoleh begitu mendengar suara deritan pintu.
Ternyata Amanda. Ia baru keluar dari kamar mandi dengan handuk menutupi tubuhnya.
Fokus Arkan buat seketika. Dasar lelaki.
"Aku kira kamu masih tidur."
"Udah bangun ini." Tapi ada juga sesuatu yang bangun.
Arkan jadi canggung sendiri jadinya.
"Yaudah, aku pake baju dulu."
"Iya, beb."
Amanda pun melesat ke kamar mandi dengan muka merah. Malu ceritanya.
Didalam kamar mandi, Amanda merutuki kebodohannya. Bisa-bisanya ia lupa membawa bajunya.Ketara banget gugupnya.
Ia diam beberapa saat. Tidak ada pilihan lain. Ia harus keluar sekali lagi.
Tapi malu banget.
Dengan mengumpulkan keberanian yang besar Amanda keluar sekali lagi mengambil bajunya yang tertinggal.
"Mau ngapain?" Tanya Arkan.
"Baju aku ketinggalan." Cicit Amanda.
"Kamu bisa minta tolong sama aku, beb."
"Aku malu tau."
💍💍
Begitu selesai dengan acara memakai bajunya Amanda keluar dari kamar mandi dan mendapati Arkan yang duduk diranjang dengan ponsel di tangannya.
Cowok itu tertawa sesekali karena chat dari Rey yang ngawur.
"Coba deh liat Rey bego banget, by." Arkan tertawa kencang.
Amanda yang penasaran pun duduk disamping Arkan. Ia tergelak melihat room chat Arkan dengan Rey.
"Kamu wangi banget." Celutuk Arkan.
Amanda terdiam sejenak, "Aku kan habis mandi."
"Iya deh iya. Tapi kamu selalu wangi kok."
Arkan mendekatkan wajah pada Amanda. Respon Amanda yang memundurkan wajahnya membuat Arkan semakin ingin menggodanya.
"Kok mundur, sih?" Tanya Arkan.
"Kamu ngapain maju-maju kayak gini?"
Amanda tidak mendapatkan jawaban. Arkan malah seenaknya mencium Amanda dengan lumatan yang lembut. Arkan yang mendapat balasan dari Amanda hanya tersenyum.
Lama-kelamaan kegiatan itu makin intens. Namun Arkan mengakhirinya. Sebelum hal-hal yang lebih terjadi. Ia merapikan rambut Amanda.
"Ke bawah yok. Aku udah lapar."
"Kamu nggak mandi? Udah sore."
"Nanti aja. Aku masih malas." Dasar Arkan.
💍💍
"Bagus yah baru turun sekarang."
Mereka langsung disambut dengan kalimat sindiran yang berasal dari Leli.
"Kita capek tau, bun."
"Ini anak yah kerjaannya ngejawab melulu. Bikin kesel bunda aja." Leli-menjewer telinga Arkan membuat cowok itu mengaduh kesakitan.
"Duh, bun maafin Arkan."
Setelah puas Leli pun melepaskan jeweranannya, lalu beralih pada Amanda.
"Dia sering kayak gini nggak, bikin Amanda kesel?" Tanya Leli.
Amanda yang ditanya hanya menjawab seadanya, karena memang masih canggung.
"Nggak kok, Bun"
"Kalo Arkan bandel atau macem-macem sama kamu, aduin aja ke bunda. Biar telinganya dijewer sampe copot sekalian."
"Bunda kejam banget."
"Udah-udah sana kalian makan dulu. Udah sore, kalian belum makan, kan?"
"Tau aja, Bunda"
Keduanya pun melangkahkan kaki menuju meja makan dengan langkah yang ringan. Soalnya mereka udah lapar.
Amanda mengambil piring dan nasi untuk Arkan, tak lupa juga ia menanyakan lauk yang diinginkan Arkan.
Mereka makan dengan khidmat, menikmati makanan masing-masing. Lagipula Arkan juga merindukan masakan bundanya.
Amanda-cewek itu terlihat celingak-celinguk, seakan sadar Arkan pun bertanya pada Leli.
"Bun, mertua Arkan emangnya kemana?"
Leli datang dengan toples ditangannya, "Mertua-mertua, mamah-papah Arkan. Kamu ini udah besar juga masih belum ngerti"
Arkan melanjutkan makannya.
"Papah-mamah kamu udah pulang, tadi katanya ada urusan kerja"
"Udah pulang yah, bun."
"Kalian ini kan sudah kelas 12. Bentar lagi juga udah mau ujian," Tutur Leli.
"Iya, bun emangnya kenapa?"
"Kalo saran dari bunda sih, kalian tunda dulu untuk punya baby. Tapi terserah kalian juga sih."
Perkataan Leli sukses membuat Arkan dan Amanda tersedak. Mereka saling pandang, lalu beralih pada Leli.
Baby apa nih?
"Bunda, Arkan nggak salah denger nih?"
"Ya, emangnya ada yang salah sama omongan bunda?"
"Ya, ngg_nggak sih" Keduanya salting alias salah tingkah. Ada yang merah tapi bukan tomat.
Pipi Amanda merona, tentu saja. Tentang punya baby diungkit-ungkit sih. Kalau Arkan mah keenakan aja dia.
"Yaudah kalo gitu bunda tinggal dulu yah."
Sepeninggalan Leli, kedua sejoli itu masih saja bungkam. Arkan yang yang sudah tidak tahan dengan situasi canggung ini langsung menyahut. Punya mulut nggak bisa diajak diam.
"Sayang, menurut kamu tentang saran bunda gimana?" Arkan menatap Amanda.
"Kok kamu panggil aku sayang? Kenapa nggak baby?" Protes Amanda mengalihkan topik pembicaraan.
"Hmmm?" Arkan gagal paham.
Lalu sedetik kemudian cowok itu menyunggingkan senyuman.
"Kamu maunya di panggil apa? Sayang? Baby? Darling?"
Sepertinya Amanda telah salah langkah.
__________________
Kalau kamu suka cerita ini, kalian bisa share juga kok ke teman-teman kalian🤗
Revisi done.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkan & Amanda Young Marriage (End/Complete)
Ficção Adolescente❕Cerita ringan konflik lebih banyak adegan manis yang bikin sampe enek❕ Amanda bukan siapa-siapa Arkan. Amanda juga bukan rival Arkan. Arkan bukan laki-laki yang Amanda sukai secara diam-diam, layaknya novel. Arkan hanya cowok yang sering mangun...