💍Titik nggak pake koma💍

1.1K 62 1
                                    

Capek. Satu kata yang kini Amanda rasakan. Berlari mengelilingi lapangan sebanyak lima kali berhasil membuat gadis itu capek maksimal.

Ini pertama kalinya Amanda dihukum karena terlambat dan itu semua gara-gara Arkan.

Perkara tadi malam membuat mereka tidur tidak tepat waktu.

Amanda sedang mengistirahatkan dirinya. Ia duduk di bawah pohon lengkeng tepat didepan perpusatakaan sekolah.

Sekarang koridor sudah sepi karena jam pelajaran yang sudah memang dimulai tiga puluh menit yang lalu. Pasti Erika bingung.

"Eh, kaget," Spontan Amanda dengan tangan yang memegangi dadanya.

Sang pelaku yang membuat Amanda kaget terkikik geli. "Huuuu telat, mbak?" Tanya Erika disisa tawanya.

Amanda cemberut, "Lo keterlaluan, gue beneran kaget tau."

"Sorry deh."

"Iya."

Erika ikut duduk disamping Amanda. "Tumben lo telat."

"Namanya juga manusia. Bisa telat dong," Jawab Amanda asal. Amanda gugup.

Erika merasakan sesuatu yang dingin dipipi kanannya. Ia menoleh lalu mendelik heran mendapati Arkan yang cengegesan tidak jelas. Beserta air mineral dingin yang berada di pipi nya.

"Kenapa lo?" Erika ngegas.

"Ehh salah orang gue. Wleek." Arkan memeletkan lidahnya. Sebenarnya cowok itu tidak salah orang ia hanya ingin menjahili Erika saja. Arkan itu tengil. Ia tadi meninggalkan Amanda kekantin untuk membeli minuman.

Kini Amanda diapit oleh Arkan dan Erika. Arkan menyodorkan air mineral yang tadi dibawa pada Amanda. Tidak lupa juga dia membuka tutupnya terlebih dahulu. Modus banget.

Erika yang melihat semua itu merasa heran. Tidak biasanya dua orang itu begini. Ia menatap mereka dengan pandangan menyelidik.

"Kalian? Kok akur gini? Maksud gue kalian nggak pernah bertukar sapa lho sebelumnya."

Amanda berdehem. "Lo nggak usah mikir yang aneh-aneh."

"Kalian telat bareng?" Tanyanya sekali lagi.

"Lo buta apa gimana sih? Pake nanya lagi." Sungut Arkan.

"Yeuu, nggak usah ngegas juga kali."

Arkan itu ramah, friendly, jadi Erika sebenarnya nggak mikir yang aneh-aneh. Tapi rada heran juga sih.

Bodo amat.

Arkan bangkit ia menepuk-nepuk celananya lalu mengulurkan tangannya pada Amanda. Dan Amanda menerima uluran tangan besar Arkan ragu.

"Heh tangan lo!" Teriak Erika yang tidak terima.

By the way, yang Arkan pegang tangannya itu Amanda.

💍💍

"Man, pokoknya lo harus siapin lagu lo secepat mungkin. Soalnya waktunya udah dekat," Himbau Erika sekali lagi pada Amanda.

Amanda hanya mengangguk.

"Jangan ngangguk aja lo. Kalo nggak salah nanti lo bakal ada teman duet gitu. Tapi nggak tau juga sih. Gue pastiin dulu deh ke bu Warni.Jangan nunda-nunda lagi."

"Iya."

"Jemputan gue udah dateng. Duluan ya, Man. Bye bye bye." Erika heboh.

Amanda menghela nafas. Kepala nya tiba-tiba terasa pening mendengarkan ocehan Erika tadi. Ditambah lagi perutnya yang keroncongan.

Amanda pun duduk di halte depan sekolah. Ia selalu menunggu taksi disini seperti hari-hari sebelumnya.

Belum lama ia duduk, kedatangan Arkan dengan motornya membuat Amanda mendongkak.

"Sini, barengan aja," Ajak Arkan dari atas jok motornya.

"Nggak usah. Gue nunggu taksi aja." Tolak Amanda.

Arkan berdecak. Lalu turun dari motor. Ia duduk disamping Amanda.

"Kan, lo jauhan sana. Nanti ada yang liat," Bisik Amanda.

"Udah sepi kok."

Amanda menatap sekeliling. Dan memang lingkungan sekolah kini sudah sepi. Tapi tetap saja Amanda parno.

"Kita bareng aja. Titik nggak nggak pake koma," Titah Arkan.

Amanda menimbang. "Yaudah."

Dan respon Arkan yang berlebihan membuat Amanda mengulum senyum. "Uhuyy," Heboh Arkan.

"Helmnya?" Tanya Amanda.

"Nanti kita sekalian beli."

💍💍

Mereka sampai di unit Apartemen. Arkan menghempaskan dirinya disofa single.

"Gue mau nyampein sesuatu. Gue udah mikir ini dari tadi."

Amanda menaikkan kedua alis.

"Duduk dulu kali," Ujar Arkan.

"Untuk mendekatkan hubungan kita, gue udah buat keputusan mulai dari sekarang kita pake aku-kamu aja." Belibet banget.

"Aku-kamu?" Beo Amanda.

"Hmmm, dan sekarang aku laper. Kita masak bareng aja. Biar hubungan kita makin dekat."

Modus banget.

____________

P.S: Revisi habis-habisan.

Revisi done

Arkan & Amanda Young Marriage (End/Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang