Hari demi hari telah berlalu, kini Yuna sudah mulai akrab berpacaran dengan Haruto. Ia berjanji akan membahagiakan Yuna, melupakan semua masa masa kelamnya dan membangun sebuah hidup baru bersamanya. Entah itu benar atau tidak, tapi usaha yang Haruto lakukan selama ini cukup membuat Yuna percaya, bahwa dirinya akan memulai hidup baru.
Apartemen Yuna
Keringat dingin mulai membasahi sekujur badan Yuna, mata yang melotot tak percaya, apalagi sekarang kakinya bergetar kuat. Bahkan lebih parah, Mulutnya seketika membisu karena mendengar apa yang terucap dimulut kekasihnya.
Sedetik yang lalu Haruto berkata, "Lalu kenapa dulu kau menyerahkan ginjal berhargamu pada Kouga? Pria yang telah menyakitimu??"
Meski nada dari kata kata itu terdengar sangat halus, namun tidak dalam arti sebenarnya. "Kenapa kau diam, Yuna? Apa kau sakit??"
Yuna menggelengkan kepalanya. "Itu, jadi sebenarnya Kouga telah menyakitiku?"
"Ya benar! Andai kau bisa menjelajah masa lalu, kau akan tau, Betapa menyedihkannya dirimu saat itu" Haruto mulai mengungkit masa lalu, padahal awalnya mereka hanya berbagi kabar dan berniat akan pergi makan diluar.
"A--aku masih tidak percaya" Yuna menundukkan kepalanya. "Tapi aku dan Kouga... dekat sekarang"
Haruto berdiri, memutar bola matanya malas. "Aku tau apa yang kau pikirkan saat ini. Jujurlah! Kau tidak bahagia kan bersamaku?"
Yuna mencekal tangan Haruto. "Bukan itu, aku bahagia kok bersamamu. Cuman... Aku benar benar tidak percaya Kouga sejahat itu padaku"
"Dan kau kehilangan satu sahabatmu bukan karena dekat dengan Kouga?" Yuna mengangguk lagi. "Ingat, Kau itu sudah berubah jadi monster gara gara dekat dengan pria itu Yuna. Kau tega menghianati sahabatmu sendiri. Dan apa kau tau perasaannya?" Yuna terdiam. Mencoba mencerna apa yang Haruto katakan. "Dia sakit hati. Tapi dia tak membencimu. Lalu kenapa kau membencinya? Padahal kau lah yang salah"
Air mata mengalir dari mata Yuna, Dia baru sadar apa yang dia lakukan selama ini keterlaluan. "Baiklah, Mulai sekarang Aku akan menyatukan mereka kembali dan membangun pertemanan seperti sedia kala"
"Hem bagus, Aku ingin kau menjadi seseorang yang lebih baik" Yuna mengambil tasnya. "Mau kemana sayang?"
"Ah itu-- Aku... m--mau kerumah A--ria. Aku pergi dulu" Ucap Yuna gelagapan, karena baru kali ini dia dipanggil 'Sayang' oleh Haruto. Haruto tertawa.
"Kau kenapa?" Tanya Yuna dengan mukpol.
"Apa kau tau rumahnya Aria?"
Deg
'Hah aku ini bodoh sekali! Aku bahkan sampai lupa kalau aku tidak tau rumah Aria. Eh tapi apa aku dulu pernah kerumahnya?' Yuna membatin.
"Kau pernah kesana. Dulu, saat kau berniat untuk memisahkan mereka berdua, dengan bersekutu dengan Eden" Ucap Haruto.
Apalah daya gadis amnesia seperti Yuna, dia hanya bisa menaikkan satu alisnya sebagai tanda bingung. "Aku pernah sejahat itu?" Anggukan Haruto membuat Yuna membatin lagi.
'Apa yang telah kulakukan dulu? Oh tuhan, aku bersyukur bisa hidup walau lupa segalanya. Dengan kesempatan hidup ini, aku akan membuat mereka bahagia seperti dulu'
Seketika Haruto terdiam.
"Yuna, Kau mau ikut kerumah Aria tidak?"
Celotehan Haruto membuyarkan Yuna dari lamunannya, "Ah iya, tunggu!"
~~~
Tak biasanya Aria menghela nafas berat seperti yang dia lakukan saat ini. Selama berjam jam dia merenungi mana yang salah dan mana yang benar. Sejujurnya dia ingin berada dipihak yang benar, karena pada hakikatnya perempuan selalu benar. Tapi apa daya, dia hanya bisa menyesali egonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confused In Love [END]
Подростковая литератураCinta itu membingungkan. "Aku suka Kouga, tapi Kouga malah menyukai Aria. Sedangkan Aria lebih menyukai Eden, Eden juga menyukai Aria. Dan parahnya Aku sama sekali gak tau kalau Haruto diam diam menyukaiku" ~ Yuna. "Mending humoris yang selalu bis...