"Kata dokter kamu sudah baikan, jadi hanya perlu istirahat agar sehat kembali" Ucap Haruto dimobil.
Yuna menjawab. "Ya, hanya perlu istirahat saja"
Pagi tadi, Sepasang sejoli itu mengunjungi tempat terapi. Melihat kondisi Yuna yang kian membaik setelah diterapi, membuat Haruto berambisi untuk melakukan terapi di tempat itu. Kini mereka melesat keluar dari ruangan terapi menuju taman. Berhubung malam ini akan ada konser musik disana, jadi Yuna membantu Haruto menyiapkan penampilannya.
"Aku mau setelah sampai disana kamu jangan membantuku," Haruto masih menatap lekat sharpie ungu itu dari kaca didepannya. Sungguh dia berfikir bahwa usahanya membuat Yuna jatuh hati padanya sia sia saja. Apalagi semenjak dirinya mendapatkan banyak job untuk manggung telah menyita sebagian besar waktu yang seharusnya dihabiskan bersamanya.
"Aku tidak mau kamu kecapean lagi,"
Tak ada respon. Matanya selalu tertuju keluar jendela. Seperti jiwa yang terkurung dan hanya menunggu hari pembebasannya tiba. Untung saja Haruto punya usus yang panjang untuk menghadapi kecuekan Yuna.
"Kalau kamu masuk rumah sakit lagi kan jadi repot, jadi lebih baik kamu jangan membantuku kali ini ya" Meski telah disindir, tapi lawan bicaranya sama sekali tak bergeming.
Haruto menambah laju kendaraannya. Dia pikir, dengan itu Yuna akan menoleh setidaknya kearahnya. Atau bahkan memintanya untuk menetralkan kecepatannya.
"Gila! Ini kan jalan raya."
Haruto terkejut mendengar kata kata itu melesat dari mulut Yuna. "Maaf, gak sengaja aku"
Sebenarnya dia sangat kesal. Kenapa saat dia mengajak bicara, Yuna malah memikirkan Kouga. Sudah jelas jelas pacarnya ada didepan matanya, masih saja dia memikirkan Kouga. Dia pikir Haruto tak bisa mendengar pikirannya.
"Yuna!!"
Dia menoleh. "Apa?"
"Berhenti memikirkan dia! Itu membuatku muak" Akhirnya terucap juga dari mulut Haruto.
"Tapi aku penasaran, kenapa mereka bisa sampai renggang begitu ya?" Yuna mulai berbicara.
"Aku dengar, Mereka tak lagi bersama. Bahkan kelas aria dipindahkan ke kelas mu. Apa mereka baik baik saja ya?"
'Cih! Kouga lagi kouga lagi' Haruto hanya bisa menelan keluh kesahnya.
"Kouga bagaimana ya sekarang? Pasti ada alasan kenapa dia menjauhi Aria kan?"
"Haruto!!"
'Ah dia mulai marah'
"Aku mengajakmu bicara loh!!"
Haruto menghentikan mobilnya. Dia menoleh kebelakang. "Dengar ya, kemana saja kamu ketika aku mengajakmu bicara??"
Yuna menunduk. Dia tau dia salah. "Ya, aku memaafkanmu kok"
"Maaf jika aku suka membahas tentang Kouga. Padahal kamu tidak suka dengan caraku membanggakan dia. Aku benar benar minta maaf. Aku hanya merasa tertarik bila aku membicarakan dia. Rasanya ada daya tarik tersendiri dengan namanya" Ucap Yuna yang masih tertunduk.
Haruto mendongakkan dagu gadis itu. Lalu tersenyum kearahnya. "Lagipula dia cinta pertamamu kan? Aku memakluminya, Cinta pertama memang sulit untuk dilupakan"
'Lebih tepatnya Cinta pertama dan terakhirnya' Lanjut Haruto dalam hati.
"Hei bukankah itu Kouga?" Ucap Yuna.
Senyum itu pun perlahan memudar. Setelah membicarakan Kouga akhirnya orangnya beneran muncul.
Yuna turun dari mobil, "Kouga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Confused In Love [END]
Genç KurguCinta itu membingungkan. "Aku suka Kouga, tapi Kouga malah menyukai Aria. Sedangkan Aria lebih menyukai Eden, Eden juga menyukai Aria. Dan parahnya Aku sama sekali gak tau kalau Haruto diam diam menyukaiku" ~ Yuna. "Mending humoris yang selalu bis...