Confused In Love Chapter 17. | Sebuah Akhir.

423 32 42
                                    

Santuary High School

"Yuna, kamu gak papa kan?" sahut Aria setelah melihat Yuna sadar dari pingsannya. Segera saja dia membawakan segelas air putih untuk mengembalikan kesadaran temannya.

"Kepalaku sakit ..." erang Yuna sembari memegangi kepalanya.

"Kalau lagi sakit, harusnya istirahat dirumah Yuna ..."  Sosok pria yang sangat Yuna kenali berdiri didepan pintu UKS sambil tersenyum bunggah.

"Kalau begini, aku yang jadi repot karena harus menggotongmu sampai UKS. Memang kau pikir kelas kita dengan UKS jaraknya deka--"

"Kouga, terimakasih. Terimakasih karena telah membawaku kesini, itu kan yang ingin kau dengar dariku?" Kouga memalingkan wajahnya karena menahan malu. Sedangkan Yuna dan Aria tertawa kecil sebagai respon.

Setelah kejadian itu, seisi ruangan jadi hening. Aria terhenti dari tawanya dan mengganti ekspresi wajahnya keawal. Yuna masih memikirkan apa yang terjadi pada dirinya hingga dibawa ke UKS. Sedangkan Kouga sedang sibuk bagaimana menepati janjinya pada Haruto. Namun, semua itu berakhir ketika sebuah suara hangat memecah keheningan.

"Kalian lama banget di UKS" cibir Souma yang kebetulan melihat Kouga ikut ke UKS juga.

"M--maaf, tapi aku harus meminjam Aria" ucap Eden yang sudah berusaha mengatakan hal memalukan itu pada Kouga. Dia ingat, dia bukan lagi kakak Aria, melainkan—calon suami—Aria.

Souma terkekeh geli melihat Eden malu malu mengatakan hal itu. Kemudian dia memukul—menepuk pundak Eden sekuat tenaga. "Katakan yang benar, Adik ipar!"

"Arghh diam!"

Kini Kouga ikut tertawa melihatnya. Aria dan Yuna hanya bisa menyimak dari dalam UKS, karena kejadian itu terjadi diluar pintu UKS.

"Aria bukan pacarku kok. Jujur ya aku dulu memacarinya bukan dari hatiku, karena aku rasa ada yang kurang pada diriku, kemudian aku berfikir melengkapinya dengan hadirnya Aria. Namun aku salah, tanpa perlu ikatan seperti pacaran, aku dan aria dari dulu memang sudah terikat darah" ucapnya.

"Sialan. Itu artinya kau hanya memanfaatkan Aria sebagai Pelampiasanmu terhadap Yuna? Apakah sikap itu pantas disandang seorang kakak?!!" Tangannya mengepal. Sudah siap memukul apapun yang membuat emosinya bergejolak. Eden sangat merasakan bagaimana susahnya menjadi kakak yang baik. Bahkan Eden merasa salah karena terlibat—siscon—pada adiknya sendiri. Untung saja, ternyata Aria bukan adik kandungnya. Harapan yang sudah lama Eden buang, kemudian dia raih kembali dengan segenap kepercayaan diri.

"Maaf ya Aria ... Aku tidak bisa menjadi kakak yang baik" gumam Kouga.

"Tak masalah sosok kakak seperti apa yang akan membimbingku nanti, yang terpenting aku harus tetap percaya padamu bukan?" Aria tersenyum pada Kakaknya yang sudah menahan tangis haru.

"Aria, mau temani aku ke kantin?" untuk kedua kalinya Eden memalingkan wajahnya. Aria membalas itu dengan senyumannya yang bak malaikat.

"Enaknya ... Mereka bisa saling mencintai begitu" keluh Souma.

Flashback on»

"Woy, Souma!!"

Sudah 3 kali Kouga mencoba membuyarkan lamunan karibnya itu. Namun tetap saja dia memandang seniornya dari balik jendela. "Huft–" Kouga sampai geleng geleng kepala melihat betapa seriusnya Souma memandang Sonia.

"Eh iya apaan?" Souma baru menoleh setelah Kouga menepuk pundaknya. Jika itu masih tidak berhasil, Kouga malah berniat untuk menendangnya.

"Buruan kekelas, jangan ngeliatin Sonia mulu. Jam pertama kan jamnya Bu Shaina, mampus kalo telat kita" Dia jadi teringat saat selalu dihukum oleh Shaina karena selalu telat. Di semester terakhir ini dia berharap tidak akan mendapat hukuman apapun.

Confused In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang