PART 3

339 29 0
                                        

Selamat membaca...

🐣🐣🐣

Aliya POV

"Hah...akhirnya bisa istirahat juga." Legaku setelah membaringkan badan di kasur tersayang. Rasanya badan mau remuk saja setelah seharian menjalankan aktivitas di sekolah dimulai dari pelajaran Kimia yang gurunya killer gak ketulungan sampai pelajaran olahraga yang membuat badanku serasa remuk semua.

"Heemmm nikmatnya." Rasanya gak kuat lagi buat nahan rasa ngantuk, kayaknya kalau tidur gak masalah nih, toh aku udah mandi juga jadi gak ada masalah.

Baru juga mau sampe ke alam mimpi, eh ada suara ketukan pintu sama suara lelaki mengucapkan salam. 'Siapa sih ganggu banget, orang lagi capek juga mau tidur' batinku kesal. Dengan terpaksa aku harus menunda tidur siangku, emang udah sore gini masih bisa yah disebut siang? ah bodolah, aku turun kelantai bawah untuk membuka pintu, karena kebetulan Mamah gak ada di rumah katanya sih ada urusan dan Papah juga belum pulang kerja dan ingatkan kalau aku itu anak tunggal jadi kalau Mamah Papah gak ada aku sendirian di rumah.

Baru juga sampe tangga, itu suara ketukan di pintu makin kenceng plus suara seseorang yang sepertinya aku kenal dengan suaranya.
"Gak sabaran banget sih." Gerutuku.

"Assalamualaikum."

Baru juga mau buka pintu, seseorang yang sedari tadi mengetuk pintu mengucapkan salam dan kayaknya dari suaranya aku kenal.
'Apa itu Kak Tama.' Pikirku, tapi mana mungkin itu Kak Tama, secara kan dia itu paling males kalau ketemu sama aku tapi kalau itu memang bener Kak Tama mau ngapain dia kesini.

"Waalaikumsalam." Jawabku sambil membuka pintu dan betapa kagetnya aku saat seseorang itu adalah Kak Tama. Benarkan dugaanku kalau itu Kak Tama, tapi tumben dia kesini ada perlu apa, biasanya juga kalau disuruh sama Bundanya buat nganterin sesuatu kesini suka malas, tapi kenapa sekarang dia ada disini.

"Eehh Kak Tama, ada apa Kak? nyariin Yaya yah." Cengirku yang dibalas dengan tatapan tajamnya. Sumpah seneng banget rasanya, bayangin gimana rasanya ketika kita lagi capek eeh dateng seseorang yang membuat rasa capek kita seketika hilang, pasti bersyukurkan dan itu yang aku rasain sekarang. 'Ya Alloh kebaikan apa yang telah aku perbuat sehingga kau mengirimkan seorang Kak Tama kehadapan ku.'

"Nih dari Bunda." Tanpa basa basi dia menyodorkan wadah kecil yang kutahu didalamnya berisi puding. Wah rejeki nomplok nih, pas lagi lapar ada seseorang yang dengan baik hatinya ngasih puding plus yang nganterinnya pujaan hati lagi, harus berterima kasih banget nih sama Tante Tina karena dengan baiknya dia mau berbagi puding denganku.

"Makasih yah Kak, ayo masuk dulu Kak, anggap aja rumah sendiri." Ajakku dengan senyum yang tak lepas dari bibirku sambil mengambil wadah yang dia sodorkan.

"Ayo Kak." Kugunakan kesempatan ini untuk menarik tangannya dan kalian tahu reaksinya....yah dia menepis tanganku lah, mimpi kali kalau dia mau aku pegang, tapi gak papa lah dia udah mau masuk dulu kerumah juga aku udah seneng. Kupersilahkan dia duduk di sofa ruang tamu. "Tunggu sebentar ya Kak, Yaya mau mindahin dulu pudingnya kepiring, Kakak mau minum apa?" Tanyaku dengan baik hatinya.

"Gak usah." Balasnya dengan datar. Yah terserah kalau dia gak mau. Kulangkahkan kakiku menuju dapur dan mencari piring, setelah menemukannya langsung saja aku memindahkan pudingnya dari dalam wadah ke piring dengan gerakan yang sengaja aku lambat-lambatkan supaya Kak Tama bisa lebih lama berada disini, terserah kalau dia bosan atau kesal karena aku terlalu lama memindahkan puding, yang penting hari ini aku bahagia. Setelah beres memindahkan puding langsung saja aku bergegas kembali ke ruang tamu untuk menemui Kak Tama, siapa tau aja dia sedang menahan rindu padaku karena aku terlalu lama di dapur hahaha.

"Kakak yakin gak mau minum?" Tanyaku setelah sampai diruang tamu sambil menyodorkan wadah yang dia bawa tadi.

"Tidak. Terima kasih." Jawabnya dengan cepat masih dengan wajah datarnya. Belum juga duduk disampingnya eeh dia udah berdiri aja mau pamitan. "Kalau begitu saya pamit pulang." Ini nih yang paling aku gak suka dari Kak Tama, kenapa dia selalu bersikap kaku dan dingin kepadaku catat 'HANYA PADAKU' karena dia selalu bersikap ramah kepada yang lainnya, kenapa aku bisa tahu kalau Kak Tama bersikap dingin hanya kepadaku, karena aku sudah beberapa kali melihatnya sedang bercanda dan tertawa bersama teman-temannya dan Kak Tiara. Kenapa juga aku harus mengingat wanita itu, kan jadi teringat kembali memori tadi siang di sekolah saat Kak Tiara dengan santainya menggandeng tangan Kak Tama yang sukses membuat moodku ancur seketika.

Saat sedang asik-asiknya melamun memikirkan kejadian tadi siang, tanpa disadari Kak Tama sudah berdiri di depan pintu dan pamitan padaku yang sukses membuatku kaget mendengar suaranya. "Saya pamit pulang, Assalamualaikum."

"Loh kok buru-buru banget sih Kak." Tak rela rasanya bila Kak Tama harus segera pulang kerumahnya, kan aku belum puas kangen-kangenannya.

Tanpa mendengarkan omonganku, Kak Tama tetap pergi keluar dari rumah dan segera aku menyusulnya, tapi saat aku baru sampai teras rumah, dia sudah pergi keluar melewati pagar rumahku dan berjalan dengan santainya menuju rumahnya yang tepat berada di samping rumahku.

"Padahal kan aku belum puas kangen-kangenannya, dasar Kak Tama gak pengertian." Gerutuku saat dia sudah hilang dari pandanganku. Walaupun dia selalu dingin padaku, aku tetap bersyukur karena masih bisa melihatnya tersenyum walaupun bukan karenaku. Kadang hati ini merasa sakit saat harus melihatnya tersenyum karena wanita lain, tapi aku sadar diri, kalau aku memang gak pantas untuk bersanding dengannya, bagaimana bisa seseorang se sempurna dirinya bersanding denganku yang tidak ada apa-apanya, aku cukup sadar untuk hal itu.
Ah sudahlah, mengapa aku harus memikirkannya, daripada memikirkannya mendingan aku makan saja pudingnya, ide yang bagus bukan. Kulangkahkan kakiku masuk kedalam rumah lalu menutup pintu dan dilanjut memakan puding buatan Tante Tina yang rasanya tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Lumayan untuk mengembalikan moodku yang sudah ancur gara-gara mengingat kembali kejadian tadi siang di sekolah dan memikirkan sikap Kak Tama padaku.

🐣🐣🐣

Author POV

"Kenapa sih sial banget hari ini harus ketemu sama cewek pecicilan itu." Gerutu Tama setelah sampai di kamarnya. Dia kesal kenapa coba tadi Aliya sok manis di depannya, bukannya suka malahan dia merasa jijik.

"Tring..." Saat sedang asik-asiknya menggerutu tentang Aliya, Tama dikejutkan dengan suara bunyi handphone nya pertanda ada pesan yang masuk.
Buru-buru Tama mengambil handphone nya dan ternyata ada pesan yang masuk ke aplikasi WhatsApp nya.
Setelah dilihat ternyata Tiara yang mengiriminya pesan. Jujur dia agak risih selama ini dengan Tiara yang selalu menempelinya kemana pun dia pergi dan membuat orang-orang salah paham sehingga banyak yang menyebut dirinya berpacaran dengan Tiara, padahal kan tidak sama sekali.
Dia hanya menganggap Tiara sebagai teman tidak lebih.

Tiara
Tam lagi sibuk gak?

Tama
Kenapa.

Tiara
Boleh minta tolong gak jemput aku di cafe persimpangan jalan deket sekolah, soalnya tadi aku kesininya sama temen aku dan sekarang dianya ada urusan mendadak jadi gak bisa nganterin aku pulang

'Malas lah, meningan tidur daripada harus jemput dia, kan taxi juga banyak' pikir Tama.

Tama
Sorry gak bisa.

Tiara
Yah Tam please...

Tama
Sorry lagi sibuk.

Tring...tring....tring

Handphone Tama kembali berbunyi tandanya ada pesan lagi dari Tiara, tapi Tama tidak memperdulikannya dan dengan santainya dia merebahkan dirinya di kasur untuk menuju ke alam mimpi setelah sebelumnya menyimpan handphone nya di nakas samping ranjangnya. Masa bodo Tiara mau marah setelah ini, toh dia gak ada hak untuk mengatur Tama, dia kan cuman dianggap teman sama Tama, catat 'TEMAN'.

TBC

Typo bertebaran....
Mohon maaf bila ada kesalahan kata dan penempatan/penggunaan kata yang salah🙏

Bila kalian suka dengan ceritanya mohon untuk votenya dan ditunggu kritikan dan sarannya....

See you🐣

yoonbinaa🥀

Adhitama Saputra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang