Masuk sekolah

288 14 4
                                    

Pagi yang cerah, sinar mentari menembus jendela kamar seorang perempuan sederhana yang masih berpelukan dengan bantal gulingnya.

"Faraaaa!!" teriakan keras itu membangunkan Fara dari mimpi indahnya. "Iyaaaaaa 5 menit lagi ma". Novi yang sudah habis kesabaran akhirnya menarik selimut gadis tersebut. "Dari tadi bilangnya 5 menit mulu, kapan bangunnya sih kamu?! Ayo cepat mandi sana! nanti terlambat mama gak tanggung jawab" kata novi sambil menggoyangkan tubuh anak perempuannya. "Iya ma iyaa, gausah teriak teriak juga kali, ini juga mau mandi".

Semua keluarga berkumpul di ruang makan sederhana namun hangat. Gelak canda tawa mengiringi sarapan mereka di pagi hari ini.

"Ma, pa, Fara berangkat dulu ya!!" Katanya sambil melambaikan tangan ke arah kedua orang tua nya. "Iyaa hati hati nak" ucap Reynal, papa yang sangat disayangi Fara.

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di kelas yang berbeda. Fara,selaku pengurus osis tengah berkumpul bersama anak osis lainnya membicarakan MPLS bagi siswa baru yang di adakan pada hari pertama sekolah ini. Mereka sedang berbagi tugas untuk mengurus MPLS.

"Fara!" Suara dingin itu memanggilnya. "Emm iyaa?" Ucapnya gugup menatap kedua manik mata lelaki yang memanggilnya tadi. "Lo ngebimbing kelas 10 ipa 2" ucapnya dengan wajah datar. "Ohh oke makasih gue sekarang kesana" Fara pergi menuju kelas 10 ipa 2. Di sepanjang jalan hatinya tidak karuan. Baru sekali ini ketua osis itu memanggil namanya lengkap dan berbicara lebih dari tiga kata.

Kelas 10 ipa 2, kelas dimana Fara disuruh menjadi pembimbing. Fara bertemu dengan Geni, selaku sekretaris osis di sma nya. "Eh ra, lo udah tau mau bimbing kelas mana?" Ucapnya kepada Fara. "Ini mau masuk, gue disuruh ngebimbing kelas 10 ipa 2 sama ketos" Geni hanya ber oh ria.

"Eh ni, tadi ketos ngomong hmm, berapa ya?" Ucapnya sambil memegang dagu seperti orang yang sedang berfiki keras. "Ohh iyaa ketos ngomong 5 kata ke guee, dan dia juga manggil nama gue lengkap, FARA  secara sempurnaa." Ucapnya kegirangan.

"Oh ketos lagi, nama lo di panggil lengkap? Gitu aja lo seneng. Gue heran ya sama lo kenapa bisa sesuka itu sama ketua osis yang songongnya mintak ampun." Ucap geni kesal karena hanya gara gara ketua osis fara jadi begini.

"Lo itu kenapa sih bukannya seneng ngeliat temennya seneng, lah ini malah sensian." Ucap fara cemberut.

Geni memegang pipi fara yang chuby kemudia menarik hingga membentuk sebuah senyuman. "Kalau yang seneng mah gue ikutan seneng kali, yang gue ga suka pas lo bisa nangis hanya gara gara ketua osis yang menurut gue biasa pakai aja. Yaudah gausah mikirin ketos, masuk sana gue ada urusan keatas. Bayy fara ntar gue balik lagi" ucapnya meninggalkan fara.

Ketika fara menginstruksikan siswa dan siswi kelas 10 ipa 2  untuk berdoa, tiba tiba Kevin dan Rio datang. "Eh kalian ngapain?" Tanya fara sambil mengeluarkan spidol dari dalam tas nya.

"Kita disuruh bimbing disini juga sama Defa." Kata Rio sambil meletakkan tas nya di dekat fara.

Fara hanya ber oh ria, setelah itu fara menginstruksikan kepada adik kelasnya itu untuk membuat bio data yang ditulisnya di papan tulis. Setelah itu fara kembali duduk.

*****

"Diberitahukan kepada seluruh pembimbing kelas agar membawa siswa dan siswi mpls berkumpul di lapangan upacara sekarang, sekian terimakasih." 

Pemberitahuan yang di sampaikan oleh ketua osis melalui pengeras suara langsung diikuti oleh seluruh pembimbing. Mereka menginstruksikan siswa dan siswi MPLS untuk segera berkumpul di lapangan upacara.

Defa Atmajaya, siswa kelas unggulan yang menjabat sebagai ketua osis sekaligus ketua pramuka di SMA Nusa Harapan. Gaya yang cool, tinggi dan berhidung mancung adalah daya tariknya. Siswa  dari kelas 10 sampai kelas 11 menjadi siswa di kelas unggulan ini memiliki sifat bijaksana dan berwibawa ketika sedang memimpin sebuah organisasi.

"Ayo semua berbaris, dimulai dari kiri yaitu kelas 10 ipa satu sampai ujung kanan terakhir 10 ips 4, setelah itu dimohon kepada pembimbing untuk berdiri di sebelah kelas yang dibimbing" Defa menginstruksikan kepada adik kelas peserta mpls dan para anggota osis.

Panas yang tidak mau berkompromi membuat keringat menetes di wajah lelaki yang dari tadi sibuk memberikan beberapa informasi kepada siswa dan siswi MPLS. "Sudah paham dengan apa yang saya sampaikan?" Ucapnya dengan tangan terus mengelap keringat yang jatuh di wajahnya. Acara mpls pada hari itu diakhiri oleh pemberitahuan dari ketua osis kemudian ditutup dengan salam. Semua siswa dan siswi diperbolehkan pulang. Setelah itu Defa menyuruh pengurus osis berkumpul untuk membagikan agenda yang akan dilakukan pada hari kedua mpls. Setelah membagikan agenda Defa  memperbolehkan pengurus osis untuk pulang.

*****

Pada hari kedua mpls,seperti biasa Fara memasuki kelas dan menyuruh adik kelasnya itu untuk berdoa sebelum melakukan aktifitas.

Dari arah kejahuan Adria berteriak " Faraaaaaaaa" ia membuka pintu kelas dengan gerakan cepat. Ia menepuk pipi Fara dan menggoncang goncangkan badan Fara hingga  membuat Fara pusing apa yang dilakukan temannya ini.

"Ra, lo tau gak? Lo masuk kelas berapa?" Adria menggantungkan ucapannya.

"Hah? Gue? Enggak nih ri, ya lo tau kan gue dari tadi sibuk sama osis. Emangnya gue masuk kelas berapa sih sampai lo jadi kayak gini?" Ucap Fara penasaran.

"Lo masuk kelas 12 ipa 1 Faraaaaa!!!!!" Adria berteriak histeris ke arah Fara.

"Haaahhh demi apaaaa ri, guee masuk kelas unggul? Lo ngga bohong kan? Wowwwwww gue masuk kelas unggul ri" ucap Fara lebih histeris dari Adria.

"Iya ra, lo masuk kelas unggul,sekelas dong kita.. udah sana lo liat kelas lo dulu, biar gue yang gantiin lo disini." Adria menyuruh  Fara ke atas melihat kelasnya.

Fara berjalan cepat menuju kelas 12 ipa 1. Ia melihat daftar nama yang ditempelkan di kaca kelas itu, ia mencari namanya di daftar kelas itu, dan ternyata benar. Namanya berada pada urutan ke 10, senang adalah hal pertama yang ia rasakan. Masuk ke kelas unggu adalah impiannya dari awal masuk sma, ia ingin membanggakan kedua orang tua nya. Selain itu ia juga ingin dianggap ada oleh seseorang yang sama sekali tidak pernah menganggapnya ada. Tanpa berfikir panjang ia langsung memasuki kelas 12 ipa 1 .

Banyak pasang mata yang melihat kearah fara. Itu adalah hal wajar karena disini fara sendiri yang berasal dari kelas lain yang bisa masuk ke kelas unggulan.

"Eh lo siswi yang dibilang sama guru guru yang bisa nembus lokal unggulan ya?" Kata seseorang dari belakang,spontan fara membalikkan badannya.

"Eh iyaa nih" katanya menjawab pertanyaan dengan ramah. Setelah itu ia berlalu meninggalkan temannya dan mencari bangku kosong tempat ia mau duduk. Seketika seseorang masuk dari arah depan dan memanggil nama fara.

"Fara!" Ucap seseorang itu dengan nada melengking

"Rani?? Haahh Rani lo disini juga?" Ucapnya histeris memandang ke arah Rani.

"Ya iyalahhh lo disini juga? Wah mantep dong, gue pikir gue doang yang dari kelas lain masuk ke kelas unggul, eh ternyata ada lo" Rani menghampiri fara.

"Iya gue juga mikir gitu, yaudah yuk cari tempat duduk" Fara  menarik Rani mencari tempat duduk.

"Eh didepan aja ra, kan belum ada yang ambil" Rani menarik fara ke tempat duduk paling depan.

"Jangan ran, kita cari bangku belakang aja, secara kan kita disini makhluk baru, yakali kita didepan, sementara mereka sekelas udah 2 tahun, ntar kita di julid in lagi" ucap fara mengambil tas Rani yang baru saja ia letakkan di bangku itu

"Apa apaan sih lo, siapa juga yang bakal julid in kita? Kalau mereka berani sini nih hadapin gue, gue gibeng kepalanya satu satu" Rani berbicara sambil menaikkan kedua lengan baju layaknya orang yang mau tawuran.

"Yaudah deh terserah lo" ucapnya pasrah.

DEFARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang