07.00 at SMA Nusa Harapan.
Hari ini merupakan hari ketiga mpls. Pada hari ini juga acara mpls resmi ditutup. Acara ditutup dengan sepatah kata dari kepala sekolah dan ketua osis. Setelah itu berlanjut acara pemilihan king and queen di SMA Nusa Harapan. Semuanya tampak antusias dengan acara yang di adakan oleh osis .
"Eh ra, lo dipanggil Defa ke ruangan osis,sekarang" ucap salah satu siswi, kemudian berlalu pergi. "Hah? Gue dipanggil Defa? Ga salah?" Fara membatin.
"Geniii! Temenin gue yah ke ruang osis, pleeaasee" ucapnya sambil memohon pada geni yang sedang menikmati batagornya.
"Ke ruang osis? Ngapain sih ra, ya allah lagi istirahat ini ra..dari tadi gue ga makan ra" Geni memelas dihadapan Fara.
"Gue dipanggil Defa ke ruang osis, gue nggak tau mau disuruh ngapain, dari pada salting makanya gue ajakin lo" Fara memohon pada geni. Dengan segenap jiwa dan perut yang sedang kelaparan dengan cacing cacing perutnya yang lagi demo, Geni menuruti permintaan sahabatnya itu.
Baru melangkah kan kaki memasuki ruangan osis, Fara dikejutkan dengan suara berat dari seseorang yang berada di balik pintu" lo budeg apa gimana?" Katanya dengan tatapan datar. Fara bingung, baru datang kenapa langsung disemprot dengan tatapan datar.
"Hah?" Fara tampak kebingungan. "Gue nyuruh lo sendiri, bukan berdua" lanjutnya dengan sinis. "Yaudah ya ga usah ngegas moon maap, gue juga ga mau kali kesini, sensian kek cewek pms aja" oceh Geni karena merasa tersindir. "Yaudah ra gue duluan, lo hati hati ama cewek pms, mood nya emang sering berubah" Geni berbisik pada Fara. "Apaan sih lo ni" Fara mencubit kecil tangan Geni.
Hening. Itulah suasana yang dirasakan antara Fara dan Defa. Suhu AC yang rendah seakan akan tidak berfungsi untuk Fara. Mendadak badan nya berkeringat.
"Ekhem.. Sampai kapan lo mau berdiri di pintu?" Katanya datar. "Hehe" hanya tertawa kecil yang bisa Fara lakukan. Fara bingung entah kenapa tubuhnya mendadak kaku seperti sedang berdiam diri di kutub utara. Oke Fara lebay.
"Gue nyuruh lo kesini buat bantuin gue bikin proposal untuk acara jalan sehat besok" katanya sambil duduk di bangku panjang.
"Hah? Bukannya bikin proposal tugasnya sekretaris?" lagi lagi fara dibuat bingung.
"Kalau gue maunya lo yang ngerjain? Lo mau nolak?" Lanjutnya dengan tatapan yang tetap datar.
"Ya enggak sih,yaudah gue bikin bagian yang mana?" Fara mendekat ke arah laptop.Ketika melihat ke arah laptop, Fara melihat sebuah proposal yang telah selesai di buat. Fara membatin hah bukannya udah jadi ya? trus gue disuruh kesini mau ngapain?
"Ini bukannya proposal untuk besok ya?" Tanya fara dengan tatapan bingung. "Hmm" ucapnya dengan raut wajah tak bersalah. Demi bapak konghuan yang belum ketemu sampai sekarang, trus ntuh manusia manggil gue kesini ngapain kalau proposalnya aja udah jadi . Fara membatin.
"Trus gue ngapain kesini kalau proposalnya aja udah jadi?" dengan lugu nya Fara bertanya. "Lo ga liat? Proposalnya masih di laptop? Ya tugas lo ngeprint proposalnya lah" jawabnya dengan sinis.
Gue bela belain nggak istirahat, nggak makan, nggak jadi make skincare cuma untuk nekan tombol ctrl+p? Oh spongebob yang lagi liat gue plis bantuin gue untuk ngilangin manusia ngeselin ini. Fara menggerutu dalam hati.Setelah proposal di print, proposal siap dibagikan ke seluruh tempat yang menjadi tujuan dalam proposal itu. Disini yang bertugas membagikannya adalah ketua dan sekretaris. Sedangkan anggota yang lain diperbolehkan untuk pulang karena tidak ada lagi tugas yang mau dikerjakan.
Jalan menuju gerbang sekolah.
Tiba tiba seseorang menarik tas Fara hingga ia terhenti dan ikut tertarik. " lo mau kemana?" Ucapnya datar. " ya mau pulang lah, kan udah dibolehin pulang" kata Fara gugup. "Siapa yang nyuruh lo pulang?" Ia bertanya dengan sinis. "Pak wawan, kan kerjaan udah beres semua" fix detak jantung Fara tidak bisa lagi dikontrol. "Kalau gue ga nyuruh lo pulang? " Fara bingung apa yang mau dikatakan makhluk yang ada di depannya ini. "Lo harus ikut gue bagiin proposal" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Fara.
Hah bagiin proposal? Bukannya kemaren kemaren bagiin nya sama Diana? Kok sekarang nyuruh gue? Pake acara ninggalin lagi. Niat ngajak ga sih.
"Ekhem. Berapa jam lagi gue harus nunggu lo berdiri disitu?" Suara berat dibalik helm itu. "Ehh bukannya lo tadi pe.." belum sempat fara melanjutkan perkataan nya," lo mau ngebacot berapa lama lagi sih? Gue manggil lo untuk bagiin propsal bukan untuk dengerin lo ngebacot" setelahnya fara pasrah.
Ketika selesai membagikan proposal, keadaan hening. Suara angin menghiasi perjalanan mereka menuju rumah Fara. Karena keadaan hening, Fara memberanikan diri untuk bertanya.
"Bukannya kemaren lo bagiin proposal sama Diana ya? Emang Diana nggak marah kalau lo boncengin cewek lain?" Setelah mengatakan itu Fara menyesal. Apa yang telah ia katakan? Kenapa harus pertanyaan itu yang terlontar dari mulutnya? .
"Emangnya lo cewek?" Skakmat. Fara dibuat tidak bisa berkata lagi. Haha, fara tertawa miris. Benar ra, dia emang ngga pernah nganggap lo ada. Fara membatin.
"Oh ya, satu lagi yang mau gue omongin sama lo, gue sama Diana ga pacaran. Jadi stop nuduh gue dan berfikiran kalau gue pacaran sama Diana. Diana itu cuma temen gue"
Temen apaan sampai megang megang tangan, kemana mana berdua, kayak truk gandengan. Gerutu Fara dalam hati.
Ketika sampai di depan rumah, Fara turun dan melepaskan helm, kemudian memberikan nya kepada Defa.
"Makasih lo udah anterin gue pulang" kata Fara sambil memberikan helm. "Besok gue jemput. Jam setengah tujuh lo harus siap" Fara terkejut. Jika tidak mengingat dia sedang berada di luar rumah, ingin rasanya ia melompat setinggi mungkin,berteriak sekencang kencangnya. Oh bapak konghuan hari apakah ini? Kenapa ia sehari ini mengalami kejadian diluar dugaannya.
"Ga usah gr, gue jemput lo karena besok banyak pekerjaan yang harus dikerjain, kalau gue ga jemput lo, alamatnya lo pasti telat karna sejatinya lo suka ngaret." Jleeb seketika tubuh Fara serasa di sambar petir.
"Yaudah terserah lo" setelah itu Defa berlalu meninggalkan rumah Fara.
Lo bener, gue terlalu berharap kalau lo memang punya niat tanpa alasan untuk jemput gue. Ternyata gue cuma dimainin sama asumsi yang gue bikin sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFARA
Teen FictionTentang seorang perempuan yang lebih memilih mencintai dalam diam, menyukai lelaki yang tidak lagi percaya akan cinta karna trauma di masa lalu. -------------- Sama seperti lo jatuh dari sepeda. Lo ga pernah kan ngerencanain buat jatuh dari sepeda...