Artha

67 8 1
                                    

Matahari mulai muncul dibalik awan bersama angin yang menghantarkan kaki seorang perempuan menuju kelasnya. Ketika sampai dikelas ia menyapa hangat seluruh teman temannya. Walaupun, suara cemprengnya cukup mengganggu di telinga.

"Good morning everybody." Teriak nya ketika memasuki kelas.

"Hay Ranii, waw pagi pagi udah rajin aja lo."

"Ya allah ra, baru juga masuk kelas udah berisik lo." Ucap salah seorang temannya yang hanya dibalas senyuman oleh Fara.

"Iya nih gue lagi rekap nama anak kelas kita." Jawab Rani santai.

"Eh eh tunggu, meja sama kursi gue dimana? Kok gaada?." Tanya Fara kebingungan.

"Jadi gini ra, kemarin pas kita masuk kelas ini, kursi sama mejanya emang gaada. Trus kita disuruh ambil sendiri ke gudang. Berhubung lo ga sekolah, jadi gaada yang ambilin meja sama kursi lo. Gue punya niat tapi, ya lo tau sendiri badan gue kecil gini. Itupun kemarin gue minta bantuan Rendi untuk ngangkatin meja gue."

"Ooh gitu ya, trus sekarang kalau mau ngambil meja sama kursinya dimana?."

"Di gudang bawah, tapi yang di belakang, deket warung bu inem."

"Anjayyy, jauh juga ni. Yaudah gue kebawah dulu, ntar keburu bel bunyi." Setelah itu Fara bergegas menuju gudang bawah.

Sesampainya di gudang bawah, ia melihat tumpukan kursi dan meja. Ia bingung harus mengambil pada bagian apa. Dengan kekuatan seadanya ia menarik sebuah meja yang terletak agak keujung. Ketika meja hampir keluar, ia dikejutkan dengan tikus yang juga ikut keluar. Refleks, ia mundur dan berteriak. Tetapi ketika ia hampir terjatuh, badannya serasa ditopang oleh seseorang. Ketika ia berbalik, ternyata Artha yang menopang tubuhnya agar tidak jatuh.

"Lo nyari kesempatan ya." Ucap Fara menuduh.

"Lo jadi cewek ga tau terimakasih yah. Syukur gue tolongin, kalau nggak badan lo udah jatoh ngotorin lantai. Lagian ngapain sih lo pagi pagi ke gudang? Mau cari tikus?"

"Bacot. Lo ga liat gue ambil meja sama kursi? "

"Ohh iya, salah lo sih kenapa kemaren ga sekolah"

"Yaudah bantuin gue ambilin meja yang itu" Fara menunjuk meja yang mau ia ambil tadi.

"Lo nyuruh gue?"

"Artha ganteng baik dan tidak sombong, tolongin gue yah, ambilin dong meja yang itu. Pleeaaseee" Ucapnya memelas.

"Najis" tanpa basa basi Artha terpaksa mengambilkan meja yang diinginkan Fara. Artha tau ia laki laki yang tidak akan membiarkan perempuan kesusahan, sekesal apapun ia dengan perempuan itu.

"Nih"

"Wuiih makasih Artha"

Setelah itu Fara meletakkan kursi di atas meja, kemudian ia mencoba untuk mengangkatnya. Ternyata kursi dan meja itu lumayan berat untuk badan sebesar Fara.

Melihat hal itu Artha tertawa kencang layaknya sedang menyaksikan acara stand up comedy.

"Gini nih cewek, sifatnya gengsian. Kalau lo ga bisa, harusnya lo minta tolong"

"Gini nih cowok, sifatnya ga peka. Harusnya kalau lo liat cewek kesusahan ya secara spontan aja lo nolongin tuh cewek"

"Jawab aja terus"

"Yaudah Artha, bantuin lagi ya gue ngangkatin meja sama kursinya."

Sesaat kemudian Artha mengangkat meja dan kursi, dan ia juga meninggalkan Fara.

"Wei tha, kok ninggalin sih"

"Woii Artha, maksud gue tuh, kita ngangkatinnya berduaa"

"Arthaaa"

DEFARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang