Langkah kaki mereka terhenti di depan kelas 12 ipa 3.
"Yahh, pisah lagi deh,padahal kalau lo sekelas sama kita berempat,kita bakal sama sama tiap detik deh." Ucap Adnas ketika mereka sampai di depan kelas.
"Lebay lo, kayak ngga bakal ketemu setahun aja." jawab fara enteng.
"Baru juga mau drama." jawabnya malas.
"Yaudah gue cabut dulu, dada temen temen sampai ketemu ntar siang."
"Dada Faraa, hati hati ntar keinjek anak semut." Ucap Geni sambil melambaikan tangan.
"Bodo amatt ni bodo amaaaaaattt." Balasnya menjauh.
"Udah dramanya?" Tanya Moza sambil masuk ke kelas.
"Yok masuk kelas ges, nenek lampir udah marah marah noh." Ucap Adnas sambil merangkul keduanya.
"Lo bilang apa nas? Gue kurang denger." Tanya Moza dengan tatapan sinisnya.
"Muka lo kayak nenek lampirrrrrrrrrrr." Setelah mengatakan itu Adnas mendapat lemparan buku dari laci Moza.
-----------------------
"Selamat pagi anak anak." Salam bu iren hangat ketika memasuki kelas 12 ipa 1.
"Pagiii buuuu" jawab semua murid antusias.
"Sudah siap untuk belajar?"
"Sudahh buu." Setelah jawaban itu bu iren menerangkan pelajaran hingga 2 jam kedepan.
"Sebelum ibu tutup pelajaran hari ini, ibu mau membagikan surat undangan untuk anak anak ibu sekalian. Jadi ini adalah surat undangan untuk pertemuan orang tua. Detail nya bisa kalian lihat pada isi surat yang sudah terlampir." Bu Iren menjelaskan panjang lebar.
"Hmm suratnya ibu titip ke ketua kelas saja, nanti... kamu yaa kamu Defa tolong dibagikan kepada teman teman pas jam istirahat. Mengerti?"
"Mengerti bu." Balas Defa.
"Yasudah ibu cukupkan sampai disini, silahkan keluar untuk mengganti pakaian olahraga."
"Siappp buu"
Setelah itu semua orang keluar untuk mengganti pakaian olahraga. Setelah mengganti pakaian olahraga semuanya menuju ke lapangan olahraga.
"Ya allah rani, gue lupaa, uang jajan gue tinggal di dalam tas." Ucapnya sambil merabah saku celana olahraganya.
"Ya ampun Fara, belum tua aja lo udah pikun kayak gini, gimana nanti pas beneran udah tua." Balas rani heran.
"Yaudah lo tunggu disini bentar, gue balik ke kelas untuk ngambil uang."
"Jangan lama lamaa ra."
"Iya iyaa bawelll." Setelah itu Fara berlari menuju kelasnya.
Fara berlari lumayan kencang hingga mebuatnya sedikit agak ngos ngosan. Ketika sampai di depan kelas, tanpa aba aba Fara langsung masuk ke dalam kelas. Seketika Fara terkejut dengan apa yang ia lihat. Ia melihat Defa dan Diana sedang berpelukan. Dengan gerakan cepat Fara langsung membuang tatapannya dan menuju ke arah tempat duduknya untuk mengambil uang jajanya yang tertinggal.
"Gangguin banget sih lo." Ucap Diana ketus.
"Maa.. maaf." Ucap Fara gugup. Saking gugupnya Fara tidak melihat ada kaki meja yang membuatnya terjatuh.
"Awww" Fara meringis kesakitan. Melihat hal itu Defa menoleh refleks.
"Bego banget sih lo jadi orang, makanya kalau jalan pake mata." Ucap Diana sinis.
Karna tidak mau memperpanjang masalah, Fara lebih memilih pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFARA
Teen FictionTentang seorang perempuan yang lebih memilih mencintai dalam diam, menyukai lelaki yang tidak lagi percaya akan cinta karna trauma di masa lalu. -------------- Sama seperti lo jatuh dari sepeda. Lo ga pernah kan ngerencanain buat jatuh dari sepeda...