Rasa?

46 5 2
                                    

"Wuiihhh bagi dong def!!" Ucap Revan sambil memegangi kue milik defa. Pagi hari ini Defa datang kesekolah lebih pagi dari sebelumnya. Karna ia ingin membawa kue itu dan menunjukan kepada Fara kalau kue itu ia hias tanpa sepengetahuan Fara.

"Jangaaannnn. Ah lu mah kan, jadi ambyar." Kata Defa menatap krim diatas kue itu sedikit rusak.

"Dihhh, dikira hati bisa ambyar."

"Ngapain lo bawa kue? Siapa yang ultah?" Tanya Artha.

"Si munaroh."

"Serius defa, jangan bohong terus sama dedek." Ucap Revan melihat kue yang diletakkan diatas meja miliknya.

"Eh eh bentar." Revan memperhatikan nama yang ditempel di samping kotak kue tersebut.

"Wuihhhh Defa dan Fara. Pantesan ta, gak boleh dipegang. Orang punya cewek."

Artha dan Revan menatap heran kearah Defa.

"Ngapain kalian liatin gue gitu? Ini tugas kelompok bego. Nething mulu."

"Hooohh sekarang tugas kelompoknya bareng Fara. Wihh makin deket nih keliatannya." Ucap Revan heboh.

"Ya kebetulan curut. Kan emang abjad nya gitu."

"Jangan jangan kalian joooo" Revan menggantung ucapannya.

"Jooo.."

"Joo.."

"Jo.."

"Jomblo." Jawab Artha sebelum Revan melanjutkan perkataannya.

"Yahh kok lo bisa tau sih. Yah gak seruuuu kan." Kata Revan lesu.

Tidak lama setelah mereka berbincang, perempuan dengan tas hitam di punggung nya, masuk ke dalam kelas dengan nyanyian kecil di bibirnya.

"Wihh rame nih pagi pagi." Ucapnya ketika baru memasuki kelas.

"Lo yang telat ra, bukan kita yang rame." Ucap salah seorang siswi.

"Eh iyaa ya. Hahaha" setelah itu ia berjalan menuju tempat duduknya dan meletakan tas di bangku. Ketika ia berbalik menghadap belakang, seseorang mengejutkannya dengan kue yang hampir jatuh.

"Eh copot!" Ucapnya ketika kue itu hampir jatuh. Tangannya dan tangan seseorang itu berhimpitan untuk memegang kue agar kue tersebut tidak jatuh. Kue itu memang tidak jatuh, yang jatuh sekarang itu adalah perasaan Fara.

"Yah kann. Jadi makin ambyar." Ucap cowok tersebut.

"Yaaa, yaa maaf. Lo sih ngagetin."

"Lo sih kenapa harus kaget."

"Liat deh kue ini gue hias ulang. Bagus ga?" Sambungnya sembari menunjukan kue tersebut.

"Ah seriusan lo yang nge hias? "

"Iyalah, ga percayaan banget jadi cewek."

"Bagus banget fa, gue suka."

"Fa? Gue?" Tatap Defa heran.

"Ya iyaalah, lo. Nama lo kan Defa. Salah emangnya kalau gue manggil fa?"

"Ga juga sih. Lo cuma ngingetin gue ke seseorang."

"Aduhh sorry."

"Ayok ke kantor, nganterin kue ke bu sinta. Kalau siangan ntar keburu banyak guru. Laporan nya aman kan?"

"Aman." Ucap Fara yang diangguki Defa. Kemudian mereka berjalan beriringan menuju kantor guru.

------------------------

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEFARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang