"Sedari tadi, sudah berapa kali tenggelam dalam mimpi? Mengharap suatu hal akan terjadi padahal hanya ilusi."
~o0o~
Dara menggeliat, perlahan ia mulai membuka mata. Mengerutkan kening seraya memijat pelipis. Meringis pelan tapi tidak mengeluarkan suara, kepalanya masih terasa pening.
Matanya mulai mengedarkan pandangan. Pandangan terakhir tertuju pada jendela. Ternyata hari sudah malam. Perasaan asing menguasai dirinya. Ia tak tahu berada dimana dirinya saat ini.
Maniknya berpindah dan tertuju pada lebam di kakinya. Ternyata lebam nya sudah tidak separah tadi. Ia berpikir kalau lebam nya sudah diobati oleh seseorang. Tapi siapa?
Entah apa yang membuat dirinya berpikir negatif. Ia sudah panik duluan sesaat sebelum ia melirik tubuhnya yang masih terbaluti pakaian sekolah. Persis seperti beberapa jam yang lalu. Ia pun bernafas lega.
Mungkin Dara tidak akan berhenti melamun, jika suara tersebut tidak membuyarkan lamunannya. "Udah bangun?"
Elang menatap wajah Dara tanpa ekspresi sama sekali. "Kalo udah, gue anter lo pulang." ucapnya lagi. Kali ini sedikit lebih dingin.
Butuh waktu beberapa menit untuk mencerna omongan Elang. Suara dehaman Elang membuat Dara menanggukkan kepala nya berkali-kali.
Udah bisu, lola lagi. Ck, ck!
"Buruan siap-siap. Gue tunggu dibawah. Jangan pake lama!"
~o0o~
"Astagfirullahaladzim,"
Sangat langka sekali, seorang Nilla berucap istigfar seperti itu. Echa saja yang selalu memasang wajah jutek, seketika berganti menjadi raut wajah yang absurd sekali.
"Muka lo minta dibakar tau, Cha," cibir Nilla.
"Nil, serius?"
"Serius apaan? Lo kenapa, dah?"
"Nggak apa-apa. Cuma kaget aja," jawabnya dengan mulut masih terbuka lebar. Air liur hampir saja tumpah jika tidak diberi peringatkan oleh Nilla.
Raut wajah Nilla dan Echa seketika berubah. Vey bernyanyi dengan suara yang keras, hampir seperti orang berteriak bukan seperti orang bernyanyi. Ditambah lagi, Vey memakai Bunny hat yang sedang trend di kalangan penggemar Kpop.
"INTO THE UNKNOOOWWNN!! INTO THE UN—GOBLOK! Kepala gue kenapa ditoyor, sih? Gue, kan, lagi nyanyi!" tangannya masih setia mengusap-usap kepalanya yang dibaluti Bunny hat.
"Justru elo yang goblok! Lo nggak malu, apa? Udah pake topi mainan kayak anak bocah, nyanyi tapi kayak orang teriak. Lo nggak sadar, dari tadi banyak yang liatin?"
Vey menekan-nekan sebuah benda yang meyebabkan telinga Bunny hat tersebut bergerak ke atas bawah. "Bodo amat! Gue nggak perduli. Yang penting gue bahagia,"
Nilla dan Echa mendengus pasrah. "Bukan temen gue!" ucap mereka bersamaan.
Dara tertawa kecil melihat tingkah konyol ketiga temannya. Mulai dari Vey yang sangat suka dengan barang-barang yang sedang trend apa lagi jika itu berhubungan dengan Kpop. Nilla yang selalu mencairkan suasana dengan leluconnya, serta Echa dengan segala ucapan pedasnya.
"Eh, Ra. Kemarin kita nyariin elo tau. Soalnya kemarin pas lo ijin ke toilet, lo nggak balik-balik sampe pulang sekolah. Kita niatnya pengin ngajakin lo pulang bareng, berhubung sepeda lo rusak."
Echa menatap lurus ke depan. Memperhatikan siswa siswi berlalu-lalang. "Emang lo kemana aja? Kita, sih, stay positive thinking."
Dara termenung sejenak. Mengingat kejadian setelah ia di-bully, ia merasa dibopong oleh seorang laki-laki. Setelah ia sadar dari tidurnya, ia sudah berada di kamar milik Elang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contritio
Teen FictionPada umumnya, hampir semua remaja menginginkan kisah remajanya mengenal cinta. Sama seperti Dara. Ia ingin sekali merasakan jatuh cinta. Sampai ia bertemu dengan pemuda yang paling disegani di sekolah barunya. Dara terpaksa harus menerima segala per...