Prologー

8.1K 548 70
                                    

Diantara ribuan mawar merah berduri di taman kerajaan, ada satu tangkai yang terlampau indah.
Indah yang menyimpan kelam di masa lalu.
Indah yang menyimpan kenaifan dalam dirinya.
Indah yang terbelenggu garis takdir ini.


Felix Rovein, pemuda bersurai merah menyala yang selalu tampak tenang dengan senyuman teduhnya. Saudara sepersusuan dari raja tirani yang memerintah kerajaan Obelia saat ini ーClaude De Alger Obelia. Tangan kanan raja yang sudah bersumpah setia hingga ajal datang menjemputnya. Satu-satunya orang yang diperbolehkan masuk ke dalam kamar sang raja dan menyaksikannya tertidur.

Hidup dengan garis takdir yang sudah ditentukan sejak dirinya lahir, sudah menjadi suratan dalam jalan hidupnya. Tak bisa mengelak, tak bisa membantah. Garis keturunan keluarga sebagai bangsawan prajurit pribadi kerajaan sudah mendarah daging padanya. Dengan mata kepala sendiri, ia menyaksikan bagaimana Claude bisa bertahta di singgasana. Bagaimana Claude membersihkan seisi kerajaan dari sihir hitam dengan cara pembantaian keji di masa lalu. Dan bagaimana, Claude kehilangan banyak hal sampai detik ini.

Wanita yang dicintai, keluarga yang sama sekali tidak pernah menganggapnya sebagai anak raja, dan saat ini.. ingatannya.

Padahal terasa baru sebentar Felix menyaksikan sosok Claude yang begitu hangat pada keturunan satu-satunya itu ーsi gadis berhelai emas dengan mata biru berlian, Athanasia. Terasa baru kemarin dirinya dan sang raja memergoki gadis manis itu tengah menggigit patung malaikat berbahan emas yang berada di taman belakang istana. Seakan baru kemarin Claude menemani gadis itu di acara debutte pertamanya. Dan seakan baru kemarin Felix membawa seorang pelukis yang diminta Claude untuk datang ke istana.

Seakan baru kemarin..

Mungkin kejadiannya memang terlalu cepat. Terlalu cepat sejak detik acara jamuan minum teh sang putri raja tiba-tiba kacau saat gumpalan sihir bak hewan peliharaan yang dinamai 'Hitam' itu datang berkat mencium aroma kue kesukaannya. Awalnya pun Athanasia bisa mengendalikan si Hitam dengan sentuhan lembut seperti biasa. Namun entah bagaimana ceritanya, berlian biru pada pita satin yang dikenakan Athanasia hari itu tiba-tiba memberi efek buruk saat menyentuh si Hitam.

Bukan rahasia lagi bahwa pita satin tersebut pemberian dari Jennette ーyang dipilihkan oleh pria misterius. Athanasia tak curiga. Felix tak pernah tahu, apalagi Claude. Tentu saja jika Claude mengetahui pita itu dari anak gadis asuhan si pria putih bermulut besar, ia takkan membiarkan Athanasia memakainya. Namun semuanya jelas terlambat.

Sihir terserap pada tubuh Athanasia, membuatnya kembali batuk darah. Keadaan gawat seperti saat dulu menikmati cemilan manis bersama Claude di taman.

Rasa sesak dirasakan Felix saat Claude datang dengan wajah panik, berlari menuju cahaya sihir yang memerangkap Athanasia dalam keadaan pingsan.

"Tunggu, Yang Mulia!!"

Bahkan seruan diiringi cekalan tangan itu tak berhasil menghentikan Claude untuk tetap berlari menuju cahaya. Dan rasa sesak di dada Felix kian menguat setelahnya. Firasatnya buruk. Sangat buruk.

Kemudian firasat itu berbuah pada kenyataan di hadapannya. Pasca Claude menyelamatkan Athanasia dengan menyerap sihir berlebih yang masuk pada tubuh gadis itu, ia koma selama 10 hari. Dan selama itu pula rasa sesak yang dialami Felix tak kunjung berhenti. Hingga manik berlian itu terbuka lagi pun, sesaknya masih terasa.

Rajaku telah kehilangan hal berharga lagi..
.
.
.
.

20 Desember 2019
Shigeyuki_zero

Your Servant (Suddenly I Became a Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang