Yellow

2K 245 38
                                    

Warna yang melambangkan matahari itu senantiasa diibaratkan seperti perdamaian.

Hanya saja, benarkah saat ini memperlihatkan sebuah perdamaian?

.

.

.

Langit biru tanah Obelia tak nampak sama sekali. Mendung yang tersisa, diiringi gerimis yang mulai menyentuh setiap permukaan. Seakan cerah telah direnggut dari singgasana, kemelut rahasia telah disembunyikan dengan baik oleh masing-masing pemeran.

Ya, mereka tengah bermain peran. Bak semuanya telah baik-baik saja. Padahal nyatanya langit pun tahu apa yang seharusnya terlihat. 

Felix sudah kembali mengenakan seragam kebanggaannya. Kembali bertugas di samping raja --meski sebelumnya berdebat hebat dengan Claude. 

Untuk saat ini, Claude memang mengalah. Sebab kekeraskepalaan Felix tidak bisa ia lawan. Dan setidaknya, pemuda bersurai merah itu tampak sudah baik-baik saja. Lukanya cepat mengering berkat salep yang diberikan Lucas. 

Bukan rahasia lagi memang, tentang Lucas si penyihir kerajaan yang tiba-tiba seolah beralih profesi menjadi dokter. Atas perintah Claude juga Lucas saat ini sibuk berkutat membuat obat penawar untuk sihir hitam yang masih tersisa. Tentu saja tanpa sepengetahuan Felix dan Athanasia. 

Dengan serius Lucas selalu menghabiskan waktunya di laboratorium pribadi. Hal pertama yang harus ia lakukan adalah mengetahui jenis dan komposisi racun di dalam pisau itu, sebelum bisa membuat obat penawarnya. 

Namun sejauh ini, skenario terburuk yang bisa ia pikirkan hanya satu. Bahwa racun itu tak semerta-merta untuk membunuh saja, namun untuk mengacaukan alam bawah sadar. Seperti sebuah hipnotis. Tapi tentu saja Lucas dengan cepat menepis kemungkinan tersebut. Toh yang ia tahu, penyihir yang bisa membuat racun seperti itu sudah lama menghilang. Jadi tidak mungkin keluarga Alpheus memilikinya. 

Kecuali jika..

"Aeternitas sudah kembali kah?"

Memang, seketika pikiran Lucas teralihkan pada sosok penyihir yang dikabarkan sudah menghilang seratus tahun lalu. Ia bahkan tidak ingat sosoknya seperti apa karena hanya pernah bertemu sekali. Selama itupun Lucas hanya tahu dari semua kabar burung dan obrolan para bangsawan, yang katanya Aeternitas adalah penyihir terkuat pada masa itu. 

Lucas mengangkat bahu. Berusaha tidak memikirkannya lebih jauh lagi. Yang mesti dilakukannya saat ini hanya memastikan satu hal, terpaksa datang ke penjara tempat Alpheus-Alpheus itu berada. 

Tak lupa mengunci ruangannya, Lucas mulai melangkah menuju tempat tujuan. Sebenarnya bisa saja ia hanya menjetrikan jari untuk langsung berada disana, namun ternyata ia lebih memilih untuk berjalan. Diam-diam mengamati bunga kosmos yang menghiasi halaman kastil. 

Gerimis yang sudah beralih menjadi hujan lebat telah membasahi semua bunga-bunga itu. Manik merah yang acuh terus memandanginya sambil berjalan, sampai tak sadar Athanasia menghampirinya. 

"Lucas,"

Yang dipanggil menyembunyikan keterkejutannya kemudian menoleh. 

"Apa?"

"Aku punya firasat buruk tentang Felix."

"Hm.."

Lucas mengalihkan pandangannya lagi. Sekali lihat saja ia bisa tahu bahwa Athanasia akan memintanya untuk mengatakan apapun tentang fakta yang disembunyikan. Hanya saja, kali ini Lucas bergerak bukan hanya atas perintah raja. Namun dirinya sendiri yang memilih untuk tetap menyimpan ini dari Athanasia. 

Your Servant (Suddenly I Became a Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang