Orang bilang hijau bisa menyejukkan suasana.
Ada kekuatan mistis yang dapat mengurangi tekanan hati.
Dengan anggapan itulah sang raja sengaja menyajikan hijau untuknya.
.
.
.
.
Di hari-hari yang sudah berlalu ini, Claude dengan pakaian longgar hariannya seperti biasa mendatangi kamar Felix. Dengan sebuah harapan kecil akan kesadaran pemuda ajudannya itu. Alasan itu pula yang menyebabkan Claude akhir-akhir ini selalu menyelesaikan pekerjaan raja lebih cepat dari biasanya, agar bisa pergi ke ruangan sang ksatria.
Setiap hari ia sengaja membuka kaca jendela ruangan agar angin sejuk ikut masuk, agar kehidupan di luar sana ikut memberi efek baik pada kesadaran Felix. Katakanlah naif, namun hanya itu yang bisa dilakukan Claude. Sesuai perkataan Lucas, tak ada hal yang bisa dilakukan selain menunggu. Saat ini semuanya benar-benar tergantung pada Felix sendiri.
Yang ia yakini, bahwa Felix juga setidaknya memiliki kemampuan untuk menggunakan sihir. Jadi mungkin saja di alam bawah sadarnya itu, dirinya sedang berperang dengan sihir hitam dalam lukanya bukan?
Menghela napas berulang kali pun tidak akan merubah apapun. Hanya saja entah kenapa kali ini terasa berbeda. Pagi ini, rasa hangat ini. Seperti akan ada yang terjadi.
Sejenak Claude menghampiri tempat tidur di tengah ruangan itu. Diperhatikan dengan seksama paras yang semakin terlihat kurus itu. Kemudian tiba-tiba--
Pemilik manik kelabu membuka matanya perlahan.
"Felix..?"
Belum sempat Felix menoleh pada panggilan itu, ia batuk darah.
Claude yang menyaksikan hal tersebut segera membantu Felix untuk duduk. Tak bisa lagi menutupi kepanikan yang melanda. Persetan dengan semua wibawa yang ia bawa.
"... Yang Mulia.."
"Jangan memaksakan diri, bodoh!"
Tampak kedua tangan Felix bergetar hebat. Entah karena menahan sakit dalam dirinya atau karena luapan emosi yang tak terbendung.
Tenggorokannya sakit. Rasanya seperti baru menelan sesuatu yang bisa menghancurkan organ dalam. Luka tusuk yang belum kering di tubuhnya juga terasa beribu kali lebih menyakitkan daripada saat mendapatkannya. Rasanya lebih baik terlelap dalam ketidaksadaran.
Hanya saja,
Bagaimanapun ia akan memilih rasa sakit ini daripada kembali terlelap. Karena..
"... syukurlah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Servant (Suddenly I Became a Princess)
Fanfiction[ SUDDENLY I BECAME A PRINCESS FANFICTION ] Ini hanyalah kisah tentangnya, kesatria tangan kanan sang raja. Pemuda yang diam-diam masih berpikir naif untuk bisa hidup damai dan bahagia di samping rajanya. Disclaimer original story by Plutus / Spoon...