Indigo

1.2K 173 13
                                    

Ia telah menunjukkan ketulusan hatinya.

Ia telah menahan semua kontradiksi dalam pikirannya.

Ia ingin tetap mengabdi. 

Dalam candu.

Meski pada alam bawah sadarnya.

.

.

.


Cahaya mentari pagi yang begitu hangat sama sekali tak membantu suasana istana saat itu. Suara riuh yang berasal dari bisik-bisik para penjaga, pelayan dan ksatria kerajaan terdengar di setiap sudut istana. Seolah tak ada yang bisa menghentikan setiap kata yang dipikirkan mereka sejak sebuah kabar terdengar. 

Tahanan keluarga Alpheus melarikan diri. 

Pertanyaan yang terus diperbincangkan seisi istana adalah bagaimana bisa mereka berdua berhasil keluar dari sel yang sudah dilapisi sihir pengunci itu? Disaat semua orang tahu bahwa Alpheus adalah salah satu keluarga bangsawan yang tidak menggunakan sihir.

Saat ini jajaran penjaga sel tahanan tengah berlutut di depan singgasana raja --tentu saja menghadap Claude yang tampak murka dengan keteledoran mereka. Sorot matanya benar-benar menunjukkan bagaimana tatapan seorang pemburu pada mangsanya, bukan main-main. Terlebih tahanan yang kabur adalah Alpheus. 

"Apa maksudnya kalian tidak tahu kapan mereka lari?"

Satu pertanyaan yang sulit dijawab berkat kepanikkan melanda. 

"M-maafkan kami, Yang Mulia. Kami siap menanggung hukumannya."

Sebuah seringai terlukis di wajah Claude, jelas memandang remeh sebuah kesiapan atas kelalaian para penjaga.

"Bahkan dengan nyawa kalian saja tidak akan cukup untuk membayar kesalahan."

Para penjaga semakin menundukkan kepala. Jika sang raja sudah berkata demikian, berarti memang nyawa mereka tak sebanding dengan ini semua. Skenario terburuk memang takkan jauh dari keselamatan Athanasia setelah ini, jika Alpheus berkeliaran di luar sana tak menutup kemungkinan mereka mengincarnya lagi bukan?

Dengan Claude yang menghela napas sesaknya, Felix dian-diam melirik. Pemuda yang berdiri di samping Claude itu sejak tadi tak mengatakan apapun. Tak seperti biasanya, dimana ia selalu memberi saran bak seorang penasehat itu. 

"Sudahlah, kalian akan aku hukum setelah 2 bocah itu ditemukan lagi. Pastikan kalian harus mendapatkan mereka jika tidak mau orang dengan marga yang kalian punya tak bersisa lagi di tanah Obelia."

Claude tak pernah bercanda mengenai hukuman dan ancaman. Jika dirinya sudah berucap, maka ia akan tepati. Entah hal ini harus dipuji atau tidak.

"Dan Felix,"

"Ya, Yang Mulia?"

"Mulai saat ini, jaga Athanasia."

"Lalu bagaimana dengan anda?"

"Aku bisa menjaga diriku sendiri."

Begitu titahnya. Sehingga tanpa protes apapun Felix hanya bisa menerima perintah.

'Yes, Your Highness.' ucapnya dalam hati. 

.

.

Your Servant (Suddenly I Became a Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang