Kemurnian.
Kebebasan.
Bak kembali berjalan jauh menuju awal.
Lembar baru yang telah dimulai.
Entah itu awal dengan semua hal berharga yang pernah dimiliki,
atau awal tanpa memiliki apapun.
.
.
.
.
"Ku bilang, bunuhlah aku."
Lucas sedikit menoleh pada Athanasia yang masih memejamkan mata. Jika dirinya mengambil tindakan sendiri dan memilih untuk segera menghabisi Ijekiel detik itu juga, Lucas tak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan sang putri padanya nanti. Tapi bukankah kesempatan ini begitu bagus?
Ah, atau ada maksud lain dari permintaan Ijekiel padanya?
"Setelah semua yang kau lakukan.. ingin melarikan diri dengan mati?"
Ijekiel tersenyum hambar. Satu langkah ia buat untuk berada lebih dekat dengan Lucas. Dengan manik emas yang menatap dalam netra merah di depan sana, setidaknya Ijekiel ingin berkata jujur untuk terakhir kalinya.
"Awalnya aku memang berniat untuk membalaskan kematian ayahku pada kalian."
"Lalu?"
"Tapi setelah berjalan sejauh ini.. aku tidak tahu lagi akan melakukan apa setelah berhasil menjadi pasangan Tuan Putri."
Mendengar hal itu, Lucas segera menyeringai –menilai bahwa alasan Ijekiel sangat tidak masuk akal.
"Aku kira darah seorang Alpheus yang haus kekuasaan akan menurun pada putra tunggalnya. Tidak mungkin kau tidak tertarik dengan kejayaan dan harta yang terjamin jika mendapat posisi di kerajaan bukan?"
Sedikit helaan napas terdengar dari mulut Ijekiel. Air wajahnya tampak lelah dengan semua ini.
"Tapi semua itu tidak ada artinya jika aku tidak bahagia."
Lucas terkejut. Untuk apa saat ini lawan bicaranya mengatakan tentang kebahagiaan? Orang sepertinya?
"Mungkin kau sudah lupa bagaimana rasanya.. tapi bagiku, kehilangan ayah masih terasa sangat menyakitkan bagiku. Aku putus asa untuk sekadar mencoba bangkit dan melakukan pembenaran dari apa yang kami lakukan."
"Sekarang aku yakin kepalamu baru saja terbentur.."
Suara tawa ringan terdengar pelan setelahnya. Antara lega dan tidak, Ijekiel kembali menatap Lucas untuk memberi keyakinan.
"... aku mohon."
Namun detik selanjutnya bukan respon Lucas tentang permohonan gila. Bahkan sebelum penyihir kerajaan itu sempat membuka mulut, pemuda bersurai kelabu di hadapannya sudah lebih dulu mengucurkan darah dari sudut bibir.
Jelas Lucas tengah kehilangan fokus sejak mendengarkan Ijekiel tadi, sampai tidak menyadari ada seseorang yang datang juga ke ruangan itu. Tepatnya seorang gadis yang tampak sangat berbeda bagi Lucas saat ini.
Jennette. Ya, dia datang tanpa disadari siapapun. Jelas mendengar apa yang dikatakan Ijekiel tentang permohonan nekatnya. Jelas juga saat ini ekspresi wajah gadis itu sangat jauh berbeda dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Servant (Suddenly I Became a Princess)
Fanfiction[ SUDDENLY I BECAME A PRINCESS FANFICTION ] Ini hanyalah kisah tentangnya, kesatria tangan kanan sang raja. Pemuda yang diam-diam masih berpikir naif untuk bisa hidup damai dan bahagia di samping rajanya. Disclaimer original story by Plutus / Spoon...