Emas menunjukkan kemewahan,
Emas mengartikan kejayaan,
Emas membawa sebuah pencapaian besar,Dan pencapaian besar apa yang ia buat hari ini?
Wahai ksatria merah darah.
.
.
.
"Tapi bagaimana jika anak itu sekarang berdiri di depan anda."
Keringat dingin mengucur deras di pelipis Felix. Sebuah fakta mengejutkan tiba-tiba muncul di hadapannya. Seorang gadis dengan mata berlian yang mengaku sebagai salah satu putri raja? Yang benar saja!
Tatapan memohok langsung dari Felix langsung tertuju pada Claude, jelas ia ingin mengetahui maksud semua drama kerajaan ini. Dan dengan ekor matanya, ia juga memastikan keterkejutan yang sama di wajah Athanasia.
"Yang Mulia?"
Claude mundur selangkah dari posisi berdirinya. Kedua matanya masih saja tertuju pada Jennette --yang kini tengah membungkukkan badannya, memberi salam.
"Jennette de Alger Obelia, hadir disini Yang Mulia." narasi itu keluar dengan bangganya dari mulut Roger.
Bak sesuai dengan naskah yang ia harapkan. Keterkejutan seisi aula, ekspresi putus asanya Athanasia, dan wajah Claude yang diselimuti kebingungan itu. Dalam hati, ingin sekali Roger tertawa dengan kencang, mengungkapkan kemenangannya saat ini juga. Tak lama lagi, semua berkat tanah Obelia akan menjamin kehidupannya bahkan sampai beratus tahun yang akan datang. Apalagi jika setelah ini putranya berhasil menikahi salah satu putri raja.
"Putri Jennette adalah anak anda dari perjodohan dengan nona Margarita."
Suara riuh para petinggi dan bangsawan semakin menggema di seantero aula. Mereka semua tentu saja masih mengingat tentang siapa wanita bermarga Margarita itu, ya wanita yang seharusnya bertunangan dengan Claude. Namun tentu saja yang mereka ketahui cukup sampai batas itu saja. Tak ada yang tahu hubungan gelap Margarita dengan Anastacius --kakak Claude. Tak ada yang tahu pula bahwa wanita itu hanya akan puas jika menikah dengan 'raja', bukan adik raja.
Tatapan yang sama masih tertuju dari Felix. Kepalanya seolah dihujam berbagai macam pertanyaan sepihak yang ingin sekali keluar dari mulutnya. Tanpa menurunkan rasa hormat, ia pun melangkah beberapa langkah menuju Claude. Semakin diperhatikan, semakin terlihat satu hal yang aneh dari raut wajah sang raja.
"Yang Mulia, apa itu benar?" pertanyaan pertama dari Felix meluncur.
Claude tak menjawab. Sedangkan Athanasia memalingkan wajah ke arah lain. Jelas terlukis ekspresi pasrah dan takut disana. Dan sesuai janjinya malam kemarin, Felix jelas akan tetap berada di pihak Athanasia jika memang benar Jennette akan diaku sebagai putri raja.
Menit berlalu dengan cepat. Kini ekspresi Claude bisa dikondisikan kembali, tampak dingin seperti biasa. Bilah pedang yang sedari tadi dalam genggamannya ia turunkan. Tindakan itu membuat banyak anggapan berterbangan. Anggapan bahwa Claude akan mendengarkan Roger, anggapan Claude akan membahas hal ini di kemudian hari, dan anggapan Claude akan merubah pengadilan keluarga Apheus ini menjadi acara pengangkatan putri raja.
Dalam hati, Felix kecewa oleh tindakan Claude yang mengubah kembali posisi menyerangnya. Sebab entah kenapa, ia merasakan sesuatu berjalan dengan tidak benar. Fakta tiba-tiba ini terlalu mengganggu pikirannya. Terlebih, dengan melihat manik berlian Athanasia mengembun sudah cukup untuk menganggap hal ini benar-benar tidak beres.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Servant (Suddenly I Became a Princess)
Fanfiction[ SUDDENLY I BECAME A PRINCESS FANFICTION ] Ini hanyalah kisah tentangnya, kesatria tangan kanan sang raja. Pemuda yang diam-diam masih berpikir naif untuk bisa hidup damai dan bahagia di samping rajanya. Disclaimer original story by Plutus / Spoon...